Home / Fantasi / Legenda Tongkat Semesta / Bab 221 Ilusi Halimun Putih

Share

Bab 221 Ilusi Halimun Putih

Author: Pujangga
last update Last Updated: 2025-12-07 20:07:21

“Ayo Sri, sekarang bagian kita.” ucap Patih Angga.

Dia segera merapalkan mantra dunia ilusi, membuat delapan musuhnya memasuki dunia serba putih.

Awan lembut melayang sangat rendah menutupi sebagian pandangan, lantai pasir halus berwarna putih, dengan angin berdesir cukup kencang mengejutkan 8 tetua perguruan golongan hitam.

Para pengikut iblis tersebut membelalakan mata menyaksikan pemandangan aneh yang kini menimpanya.

“Sial, dimana kita?”

“Entahlah, aku juga tidak tahu.”

“Celaka, ini sepertinya dunia ilusi Halimun Putih.”

Para tetua golongan hitam itu mulai panik, mereka mengincar kerajaan lelembut Halimun Putih karena teknik dunia ilusinya ini amat mengerikan.

Kaisar Iblis tidak ingin kekuasaannya diusik oleh mahluk manapun hingga dia akan membumihanguskan setiap kelompok yang menurutnya akan merepotkan.

Telah sedari dulu kerajaan Halimun Putih masuk pada daftar yang harus di hancurkan, berawal dari di tolaknya tawaran bergabung dari Kaisar Iblis oleh Anantari.

Kebiasaannya berkel
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Legenda Tongkat Semesta   Bab 255 Akhir Pertarungan Bawana

    Bawana bertarung sengit dengan Ki Suta, meski kanuragan kakek tua itu tidak seberapa, namun jurus ilusinya sangat merepotkan.Dua kali Bawana tenggelam dalam ilusinya, saat ini dia sedang berada di dunia antah berantah yang di dalamnya terdapat banyak mahluk aneh berukuran besar.Memiliki kepala botak, dengan tubuh penuh bulu seperti kera, para mahluk itu tidak ada habisnya menyerang Bawana, dan yang paling sialnya, mereka tidak bisa di bunuh.Sekali mati, maka akan hidup lagi, lagi, dan lagi, membuat Bawana kewalahan dan hampir kehabisan energi.Jika Bawana tewas di dunia ilusi, maka akan tewas pula jiwanya, Bawana akan tamat selamanya, dia terus mencoba bertahan untuk menghemat energi.Di alam nyata, Ki Suta tertawa terbahak bahak mendapati musuhnya kembali terperangkap, bisa saja dia langsung membunuh Bawana dengan memenggal tubuh pisiknya, namun tidak dia lakukan karena ingin menyaksikan penderitaan lawan terlebih dahulu.“Dasar bodoh, tidak ada pendekar yang mampu menandingi ilus

  • Legenda Tongkat Semesta   Bab 254 Menyerang Bagian 2

    Setelah perbincangan singkat dengan Lintang yang sangat mengesalkan, Asgar mau tidak mau harus menghindari membunuh mereka.Beruntung dia belum sempat mengeluarkan racun hitamnya, jika itu dia keluarkan, maka sudah sedari tadi ribuan prajurit akan meregang nyawa.Jangankan prajurit kerajaan, membunuh pendekar golongan hitam saja Lintang tidak menghendakinya, terkecuali mereka yang tidak menyerah dan memilih mati.Tidak hanya pada Asgar, pada Limo pun dia mengirim pesan suara yang sama, Limo langsung mengerti, Lintang tidak perlu berdebat dulu dengan beruang itu, karena Limo tidak memiliki sifat keras seperti Asgar.Meski Limo keturunan siluman buas yang haus darah, namun dia hidup sedari kecil dalam bimbingan Lintang, membuat Limo tidak memiliki sifat buas dan senang membunuh, kecuali membunuh rusa karena itu adalah makanan kesukaan mereka berdua.Bertarung tanpa membunuh sangat mudah bagi Limo, dia hanya tinggal melumpuhkan lawan hingga tidak lagi dapat bergerak.Meski ukuran tubuhny

  • Legenda Tongkat Semesta   Bab 253 Menyerang Kerajaan Manarah

    Langit masih sore saat rombongan Lintang tiba di benteng kerajaan Manarah hingga kehadirannya dapat dilihat jelas dari jarak yang sangat jauh.Tubuh Asgar dan Limo yang besar sangat kontras sekali dengan apapun, terlebih Asgar tidak menggunakan ilmu meringankan tubuhnya, membuat setiap jalan yang dia lewati membentuk sirig tanah yang dalam layaknya sebuah sungai kering.Dengan seperti itu, semua orang dapat merasakan jelas kehadiran ular tengik sialan itu karena kehadirannya menciptakan getaran pada tanah.Asgar sengaja melakukan hal tersebut karena ingin menunjukan betapa kuat dan besarnya dia dibandingkan yang lain, dengan kehadiran seperti itu dia menyatakan, siapa yang berani mengusik kelompokku, kalian akan merasakan murka penguasa sejati, inilah aku, Sang penguasa dari penguasa.“Oii, tengik, apa tingkahmu tidak berlebihan?” tanya Ki Cokro heran, dimana ini perjalanan pertamanya dengan Asgar, setidaknya perjalanan pertama dengan Asgar menampakan diri.Meski dulu pernah mengenal

  • Legenda Tongkat Semesta   Bab 252 Kuil Teratai Putih

    Semua orang yang terluka telah Lintang sembuhkan, termasuk Putri Turangga Dewi dan ketiga temannya.Putri Turangga Dewi tidak menyangka kerajaan Manarah kini dikuasai oleh uwa-nya, seorang manusia keji yang mampu melakukan apapun untuk menggapai segala ambisinya.Dia tidak mengetahui bagaimana nasib ayah, ibu, dan adik-adik-nya, entah mereka masih hidup atau sudah tewas di bunuh oleh Antareja, membuat Putri Turangga Dewi terlihat sangat murung.Tidak hanya Putri Turangga Dewi yang murung saat ini, karena Lintang pun berlaku demikian, dia murung memikirkan segala hal.Lintang baru tahu bahwa dirinya memiliki kegelapan hati yang sangat pekat bahkan jauh dari mahluk apapun.Bawana menjelaskan, jika seseorang memiliki kegelapan hati yang sangat pekat, suatu saat mereka akan berubah menjadi monster haus darah yang akan membantai siapapun termasuk keluarganya sendiri.“Apa yang harus aku lakukan, Jagat, jika aku terus bersama mereka, maka suatu saat nanti mereka akan celaka oleh tanganku se

  • Legenda Tongkat Semesta   Bab 251 Gupala dan Karpala

    “Sial, energinya menjadi semakin besar, jika terus seperti ini kita tidak akan mampu menahannya.” ungkap Asgar.“Kwii, kwii, kwii!” seru Limo, dia meminta Asgar terus bertahan.“Aku juga tahu berengssek!” umpat Asgar.“Kalian jangan berisik, berfokuslah,” seru Bawana.Keringat ke-tiganya mulai bercucuran, sementara semakin lama energi Lintang terus saja naik, membuat Bawana, Limo, dan Asgar, merasakan sakit akibat tekanan energi balik.Saat ke-tiganya telah berada di ambang batas, terdengar dua lantunan seruling dari kejauhan, membuat energi Lintang kembali tertahan.Suara seruling tersebut berasal dari Aki Begawan dan Nyi Turi yang ikut membantu, mereka menekan energi Lintang menggunakan sonar suara, meski tidak terlalu banyak membantu, namun itu berhasil menahan Lintang.Tidak hanya Aki Begawan dan Nyi Turi saja, Ki Cokro pun turut mengarahkan energinya pada Lintang.Kini ke-enam pendekar itu bahu membahu berusaha menahan pergerakan Lintang, pemuda itu masih terus berusaha untuk mel

  • Legenda Tongkat Semesta   Bab 250 Kerjasama 3 hewan buas

    “Maafkan aku guru, Anda guru senior, berarti guruku, juga, terima hormatku ini,” Bawana segera bangkit dan bersujud tiga kali di hadapan Ki Cokro.Dia sangat terkejut sekali mendengar kakek tua di depannya itu adalah guru dari Lintang, siapapun orang terdekat Lintang adalah keluarganya, dan siapapun guru Lintang, dia juga adalah gurunya.“Oiii, apa-apaan kau anak muda, aku tidak berniat mengangkat murid lagi, cepat bangkit.” teriak Ki Cokro yang kaget dengan apa yang dilakukan Bawana.“Aku tidak peduli guru, kau guru dari seniorku, dan kau juga guruku,” sergah Bawana melanjutkan kegiatannya.“Sial, mengapa aku selalu di kelilingi oleh orang yang keras kepala seperti mereka,” umpat Ki Cokro dalam hati.“Baiklah, baiklah, sekarang bangkit dan bantu sadarkan dia,” ucap Ki Cokro.“Baik guru, aku akan menahannya, tapi jika senior termakan kegelapan hati, hanya orang yang membuatnya seperti itulah yang dapat menyadarkannya,” jawab Bawana.“Aku tahu tapi dia terkurung di dalam kubah energi b

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status