Lelaki Bayaran Nona Megan

Lelaki Bayaran Nona Megan

last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-24
Oleh:  arafaq_9On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Belum ada penilaian
13Bab
357Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Sinopsis

WARNING 21+++ BIJAKLAH DALAM MEMBACA!!! follow ig arafaq_9 untuk visual "Aku akan membayar berapapun yang kau mau—asalkan kau bisa membuatku puas, dan hamil!"—Megan Victoria Lewis. Bagaimana jika seorang Zachary Alexander, Billionaire serta Mafia di Italia di anggap sebagai seorang gigolo oleh wanita asing. Akankah Zachary menerima tawaran wanita cantik, dan sexy itu? Lalu bagaimana kelanjutannya?

Lihat lebih banyak

Bab 1

Bab-1 LELAKI BAYARAN NONA MEGAN

Venesia, sebuah mansion megah Ignacio.

"Dimana Levi, Noa?" Seorang wanita cantik, dan sexy berdiri di depan seorang maid bernama Noa.

Noa menunduk hormat, dan menjawab. "Tuan Levi belum pulang, Nona Megan."

Megan Victoria Lewis. 24 tahun, tubuhnya yang jenjang dan ramping tampak sempurna dalam balutan dress berwarna hitam. Rambut panjangnya yang berkilau tergerai indah hingga pinggang, menambah pesona pada kulitnya yang halus dan bercahaya.

Mata coklatnya yang tajam, kontras dengan bulu matanya yang lentik. Wajahnya, yang memadukan kelembutan dan ketegasan, diperindah dengan makeup tipis yang menonjolkan fitur alaminya.

Megan bekerja sebagai model internasional yang menikah dengan Levi Ignacio, seorang CEO perusahaan bergerak di bidang industri film. Pernikahan ini terjadi akibat perjodohan konyol dari kedua orang tua mereka.

Selama dua tahun pernikahan mereka, Megan tidak pernah di sentuh oleh Levi. Bahkan hubungan keduanya terkesan dingin, tidak jarang Levi bersikap kasar kepada Megan. Tidak hanya itu, Megan juga tahu jika Levi berselingkuh di belakangnya.

Megan membuang napasnya kasar. "Apa Levi tidak mengatakan apapun?"

"Tidak, Nona,"

Megan berdecak, ia merasa kesal dengan Levi yang selalu begini. "Hubungi aku jika Levi sudah pulang, dan minta dia menyusul ke mansion Mommynya."

Noa mengangguk. "Baik, Nona."

Megan melangkahkan kedua kakinya keluar dari mansion, ia masuk ke dalam mobilnya, dan mengendarainya menuju mansion orang tua Levi. Hari ini seharusnya Levi ingat, jika kedua orang tuanya meminta untuk mereka berdua berkunjung.

Setibanya di mansion megah milik keluarga besar Ignacio, Megan turun dari mobilnya. Melangkah masuk, dan di sambut oleh wanita paruh baya yang tak lain ialah Mommy Levi.

Wanita paruh baya itu memeluk Megan. "Kau sendirian lagi, Sayang? Dimana, Levi?"

Megan membalas pelukan mertuanya sebentar. "Levi ada meeting di luar kota, Mom. Mungkin nanti akan menyusul."

"Baiklah, kita masuk dulu." Wanita itu membawa Megan menuju ruang keluarga.

Setibanya di ruang keluarga, Megan duduk di depan kedua orang tua Levi. Abraham, dan Emma.

"Daddy, dan Mommy tidak ingin berbasa-basi. Megan, jadi mau sampai kapan kalian akan menunda untuk memiliki seorang anak?"

Suara seorang pria paruh baya yang tak lain ialah Abraham menyapa telinga Megan, sebuah pertanyaan penuh dengan intimidasi itu membuat Megan mendongak. Rasanya ia ingin sekali mengatakan jika Levi tidak pernah menyentuhnya.

"Kami berenc—"

"Atau jangan-jangan kau tidak bisa memiliki anak, dan memberikan keturunan untuk Levi. Megan?" Pria itu menyela ucapan Megan, mengatakan sebuah ucapan yang menyakiti hati Megan.

Abraham menatap Megan serius. "Sudah dua tahun kalian menikah, sudah seharusnya kalian memiliki anak. Daddy malu ketika rekan-rekan Daddy bertanya mengenai cucu, seharusnya kau memahami itu. Megan."

Megan menunduk, tangannya terkepal erat. Hatinya terasa tercabik-cabik mendengar ucapan mertuanya, jika dia tidak menghormati Abraham. Mungkin Megan sudah mengamuk detik ini juga.

"Daddy mau kalian secepatnya memberikan keturunan, jika memang kau bermasalah. Daddy akan segera mencarikan Levi istri baru,"

Megan terkejut, wanita itu mendongak. Ia menatap Abraham dengan tidak percaya, bagaimana bisa pria itu berbicara seperti itu.

Mencoba mengatur emosinya, Megan tersenyum, dan menjawab, "Aku akan membicarakan hal ini bersama, Levi. Dad, kami juga sedang berusaha,"

Emma mendecih. "Jika kau berusaha, tidak mungkin akan selama ini. Sayang."

"Maafkan Megan, Mom, Dad. Nanti Megan akan bicarakan lagi dengan Levi,"

Abraham mengangguk. "Jangan hanya di bicarakan, jika bisa langsung menghasilkan. Kalian sudah menikah dua tahun, sudah seharusnya sadar."

"Baik, Dad." Megan membuang napasnya kasar, ia berdiri. "Kalau begitu Megan kembali dulu, hari ini ada pemotretan."

Abraham, dan Emma berdiri. Jika Abraham hanya berdiam diri di tempat, berbeda dengan Emma yang mengantarkan Megan sampai ke depan mansion. Setibanya di depan mansion, Emma menahan Megan yang akan masuk ke dalam mobil.

"Kurangi aktivitasmu, Megan. Seorang suami tidak akan suka jika istrinya sangat sibuk, apalagi kalian sedang program hamil. Bagaimana kau bisa hamil jika terus sibuk?"

Lagi, kata-kata yang menyakitkan tertuju padanya. Mengiris hatinya, di sini seakan-akan hanya Megan yang bersalah.

"Aku akan mengurangi aktivitasku, Mom. Kalau begitu Megan permisi." Megan ingin memeluk Emma, namun Emma terlebih dahulu menyingkir.

Tidak ingin lama-lama di sana, Megan segera masuk ke dalam mobil. Wanita itu melampiaskan rasa sakit hatinya dengan mengemudikan mobilnya secepat mungkin, dan membiarkan air matanya luruh membasahi pipi.

Sementara itu di tempat lain, di sebuah club malam. Seorang pria paling berpengaruh tengah memasuki ruangan dengan langkah mantap yang mencerminkan kekuasaan dan kepercayaan diri yang ia miliki. Tingginya yang menjulang dengan postur tubuh yang atletis menambah aura intimidasi yang alami.

Zachary Alexander, pria berusia 28 tahun yang tidak hanya dikenal sebagai billionaire tetapi juga sebagai mafia nomor satu di Italia, kulitnya yang eksotis berwarna kecoklatan berpadu sempurna dengan mata yang tajam, seolah mampu menembus batas apa pun yang berani menghalanginya.

Rambut hitam pekatnya tertata rapi, mengkilat di bawah sorotan lampu ruangan, semakin menegaskan kemapanan dan ketegasan karakternya. Setiap tatapan yang dilemparkan bukan hanya sekedar melihat, tetapi seperti sedang mengukir kesan yang mendalam bagi siapa pun yang menjadi sasaran pandangannya.

"Dimana dia?" Suara bariton itu terdengar menyapa telinga seorang pria yang tak lain ialah saudaranya, Edgar.

"Dia ada di dalam, mau langsung kau eksekusi?"

Zachary menyeringai, ia melirik Edgar sejenak. "Bukankah bermain-main sejenak lebih bagus?"

Edgar tertawa, Zachary memang selalu begitu. Ia tidak akan langsung menumbangkan musuhnya, melainkan bermain-main terlebih dahulu. Hingga musuhnya sendiri yang akan memohon kematian pada Zachary.

Setibanya di ruangan privat, Zachary melihat seorang pria sedang duduk terikat di kursi. Mulutnya tertutup lakban, pria itu terlihat menggeliat ketakutan.

Zachary mendekat, ia mengeluarkan belati kecil miliknya. Dengan gerakan cepat, Zachary. mengukir wajah pria itu. Hingga darah bercucuran dari wajahnya.

Pria itu ingin berteriak, tapi tidak bisa. Sebab, mulutnya di bungkam dengan lakban. Tubuhnya bergetar hebat, sementara Zachary terus mengukir wajah pria itu sampai kulitnya benar-benar terkelupas.

Lama Zachary menyiksa pria itu, setelahnya. Zachary menjauh, ia menatap pria di depannya dengan puas.

"Bawa dia ke markas, aku akan bermain-main lagi dengannya nanti." Zachary menjauh, begitu juga dengan Edgar.

"Kau tidak ingin bersenang-senang?" Edgar melirik ke arah ruangan atas, tempat dimana mereka biasanya bersenang-senang dengan wanita.

Zachary menatapnya datar. "Kau tahu aku tidak menyukainya bukan? Jadi untuk apa kau bertanya?"

Edgar terkekeh, ia menepuk lengan adik sepupunya itu. "Yasudah, kalau begitu aku pergi dulu. Kau bisa menungguku di luar."

Zachary tidak menjawab, ia hanya mengacungkan jempol ke arah Edgar. Lalu melangkah pergi meninggalkan Edgar.

Pria itu duduk di kursi, dan menikmati wine. Sembari melihat beberapa orang yang sedang berdansa di lantai dansa.

Sedangkan Megan, ia menapaki lantai club malam yang redup di Venesia, dengan hati yang serasa remuk. Sebelumnya, air mata telah mengalir deras saat mertuanya menghina bahwa dia mandul dan tidak mampu memberikan keturunan.

Keadaan semakin buruk ketika dia memikirkan suaminya, yang seharusnya menjadi penopang hatinya, justru terlibat asmara terlarang dengan wanita lain.

Megan duduk di kursi, ia meneguk wine sebanyak-banyaknya. Melampiaskan rasa sakitnya, melampiaskan rasa sesak yang menghantam di benaknya. Hingga, matanya menatap sosok pria yang duduk di ujung depannya.

Dengan segala rasa frustasi, dan sakit hatinya. Megan mendekati pria tampan itu, membuat pria tampan yang tak lain ialah Zachary mendongak.

"Apa kau membutuhkan sesuatu?" Zachary menatap Megan dengan datar.

Megan menghela napasnya, ia mengeluarkan black card di atas meja Zachary. "Aku akan membayar berapapun yang kau mau—asalkan kau bisa membuatku puas, dan hamil!"

Zachary menaikkan sebelah alisnya, pria itu menatap Megan dengan tatapan datar. "Apa kau sudah gila?"

"Aku mohon, aku akan membayar berapapun yang kau mau." Megan semakin mendekati Zachary.

Wanita itu menatap memohon pada Zachary. "Aku mohon, kau bekerja sebagai gigolo bukan? Jadi tidak ada alasan untukmu menolakku."

Megan merasa ia sudah gila, rasa frustasi yang ia rasakan membawanya pada keputusan seperti ini. Megan ingin menyerahkan dirinya pada Zachary, mencari pelarian dari kenyataan pahit yang menerpa hidupnya. Dalam hal ini, Megan berharap bisa menemukan sedikit kelegaan, bahkan mungkin, secercah harapan untuk masa depan yang lebih bahagia.

'Fuck!' batin Zachary.

Zachary terdiam sejenak, dan nampak tergoda. "Kau mengira aku gigolo bukan?"

Megan mengangguk pelan. Diiringi dentuman musik yang keras, Zachary berdiri. "Baiklah, aku akan memuaskanmu, dan membuatmu hamil."

Zachary menarik Megan, ia membawa Megan meninggalkan club dan ntah menuju kemana. Sebab, Zachary adalah sosok pria misterius.

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

Bab Lainnya

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

Tidak ada komentar
13 Bab
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status