Share

Bab 124

last update Last Updated: 2025-08-17 06:23:29

Krekk! Pintu ruangan pun terbuka, wajah gadis indo itu tersembul dari balik pintu. Mukanya tampak masam dan sorot matanya tajam memandang pada Aizar.

“Selamat pagi, Miss...” sapa Aizar yang masih duduk di tempatnya.

“Tidak perlu berbasa-basa, langsung kita mulai pelajaran hari ini,” balas Miss Clara dengan tegas.

Tentu saja Aizar tidak setuju dengan keinginan gurunya, ia sudah bertekad untuk menjelaskan semuanya terlebih dahulu. Ia tidak mungkin bisa menerima pembelajaran kalau masih ada kesalah pahaman diantara mereka.

Aizar bangun dari duduknya, lalu berjalan mendekati Miss Clara yang sedang duduk di mejanya sambil membuka file di atas meja.

“Semalam aku datang ke apartemenmu, Miss, tapi kamu sudah pergi. Kalau kamu tidak percaya nanti tanyakan saja pada penjaga di sana, kalau perlu lihatlah CCTV di lobi apartemen semalam. Aku tidak bohong, aku sudah menepati janji,” ucap Aizar yang berdiri di depan meja Miss Clara coba menjelaskan.

“Aku tidak ingin membahasnya. Lebih baik kamu kem
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Liontin Pemikat Hasrat   Bab 189

    Setelah Satrio melakukan registrasi sebagai member Red Night Club, seorang petugas mengantarnya beserta Aizar dan Furi melewati lorong menuju ruangan private untuk member VIP. Seperti biasa, setiap tamu yang masuk ke sana diharuskan memakai topeng, untuk menjaga privasi masing-masing. Satrio dan Aizar tentu sudah tahu keadaan ruangan itu, tapi berbeda dengan Furi yang pertama kali masuk ke dalam ruangan itu, “Ini ruang makan atau apa? Kenapa redup seperti ini lampunya?” tanya Furi keheranan sambil merapatkan pegangan tangannya di lengan Aizar. Detik itu Aizar merasakan ada jalinan yang semakin terhubung dalam dirinya pada diri Furi, sesuatu yang hangat, tapi bukan kehangatan karena hasrat, tapi yang lebih dalam dari itu, mungkin itu yang dinamakan cinta sejati. “Iya, ini ruang makan romantis,” ucap Aizar sambil mengajak Furi duduk di kursi paling pojok, di pinggir jendela. Sedangkan Satrio mulai melakukan aksinya sesuai perintah Aizar, mencari keberadaan Sony dan Selina di antara pa

  • Liontin Pemikat Hasrat   Bab 188

    Aizar sedang memutar otak agar saat masuk ke dalam RNC nanti tidak dikenali oleh para penjaga karena pernah bikin onar di tempat itu, “Aku harus melakukan penyamaran,” pikir Aizar sambil mengendarai mobilnya. Saat melewati sebuah toko pakaian, Aizar berhenti di sana, “Aku ingin membeli topi dan kacamata agar orang-orang di club nanti tak mengenaliku, untuk menjaga nama baik perusahaan,” ucap Aizar memberitahu Furi yang duduk di sampingnya sekadar untuk mencari alasan. “Oh iya…, betul itu, Aizar, karena kamu kan presdir perusahaan besar. Tapi, menurutku daripada pakai topi, lebih baik pakai wig saja, agar penampilanmu tidak aneh dan terlihat lebih natural,” ucap Furi memberi saran.“Iya, betul juga itu…” Aiza menyetujui.Di dalam toko pakaian, Aizar mengenakan rambut palsu berwarna hitam dan lurus, sedangkan Furi mengenakan rambut palsu pendek berwarna cokelat muda, keduanya tidak lupa mengenakan kacamata. Wajah mereka seketika langsung berubah dari aslinya. “Seperti melihat orang a

  • Liontin Pemikat Hasrat   Bab 187

    Alih-alih menyusul Selina ke dalam Red Night Club, Satrio lebih memilih putar balik menuju cafe yang sudah dijanjikan sebagai tempat pertemuan oleh Aizar, baginya masuk ke dalam club itu seorang diri sangat berisiko, walaupun ia mencemaskan keadaan Selina.Satrio memecut laju mobilnya di jalan raya, sekitar lima belas menit barulah ia sampai di cafe klasik. Saat di parkiran, ia merasa lega melihat mobil sedan Aizar sudah terparkir di sana. Saat masuk ke dalam cafe yang ramai pengunjung, tidak sulit bagi Satrio menemukan Aizar. Tampak ia masih duduk di meja yang sama waktu ia datang untuk pertama kalinya di cafe itu, “Oh, rupanya Pak Aizar bersama Bu Furi,” gumam Satrio melihat bossnya itu sedang ngobrol santai dengan gadis berambut lurus panjang sebahu itu. “Bagaimana ini? Apa aku harus langsung memberitahu Pak Aizar perihal Pak Sony dan Selina?” Satrio berpikir sejenak sebelum mendekati Aizar yang tampak gembira disertai tawa kecil di tengah obrolannya bersama Furi. Ia tentu tidak

  • Liontin Pemikat Hasrat   Bab 186

    Tiba waktunya untuk menjemput Selina, Satrio bergegas berganti pakaian. Ia mengenakan hem berwarna dark blue dan bawahannya ia memilih celana panjang abu-abu. Sebelum keluar rumah ia mematut diri di depan cermin, untuk memastikan penampilannya rapi dan tidak memalukan karena nanti akan bertemu dengan ramai orang di dalam cafe. Selain itu, ia juga ingin terlihat menarik di hadapan Selina. Di dalam cermin tampak kalung berwarna hitam dengan liontin batu giok berkilauan tergantung di leher Satrio. “Semoga malam ini malam keberuntunganku,” gumam Satrio.Saat akan keluar rumah, tiba-tiba Satrio teringat Ibu Kost yang tadi genit padanya. Ia pun mengintip dari balik pintu ke arah rumah ibu kost yang berdekatan dengan kamarnya itu. “Yes, aman…” gumamnya setelah mendapati tidak ada siapa-siapa di teras rumah wanita itu.Dengan mempercepat langkahnya, Satrio berjalan keluar rumah menuju mobilnya yang di parkir di garasi bersama para penghuni indekos. Ketika raungan mobilnya mulai terdengar ti

  • Liontin Pemikat Hasrat   Bab 185

    “Apa benar malam ini kamu mau keluar dengan Furi, Nak?” tanya Cempaka sejurus Aizar duduk di meja makan untuk menemaninya makan malam.“Lho, Mama tahu dari siapa?” tanya Aizar heran, karena seingatnya ia tidak memberitahu siapa-siapa, bahkan Satrio sekalipun tidak diberitahu kalau malam ini ia akan mengajak Furi ke cafe.“Tadi Mama teleponan dengan Tante Mirna, trus Tante Mirna yang bilang kalau nanti kamu mau ajak Furi keluar. Benar begitu ya, Nak?”“Oh, iya, Mah… bukan hanya aku dan Furi, tapi aku juga ajak Satrio dan ada lagi seorang staf yang ikut,” jelas Aizar sambil menyendok beberapa lauk ke atas piringnya.“Baguslah kalau begitu, Nak. Mama senang seandainya kamu menyukai Furi, karena di mata Mama dia itu gadis yang baik dan juga berasal dari keluarga yang baik-baik pula. Pokoknya Mama merestui kalau kamu memang ingin serius menjalin hubungan dengan Furi,” ungkap Cempaka sambil tersenyum pada Aizar. “Iya, Mah… aku ingin hubunganku dengan Furi atas dasar keinginan hatinya sendi

  • Liontin Pemikat Hasrat   Bab 184

    Setelah menerima liontin pemikat dari Aizar, Satrio kembali ke indekostnya. Dalam perjalanan pulang, ia singgah ke sebuah minimarket untuk membeli beberapa barang kebutuhan. Di situlah ia mulai merasakan keanehan yang terjadi. Setiap berpapasan dengan wanita, mata-mata mereka terlihat membulat serta mulut-mulut mereka tampak terbuka sambil menatap ke arahnya. Bahkan si kasir yang melayani terlihat sangat gelisah saat Satrio berada di depannya, hingga terdengar dengan jelas desahan napasnya. Karena belum terbiasa dengan keadaan itu, Satrio memilih untuk cepat-cepat pergi masuk ke dalam mobil, lalu tekan gas pergi meninggalkan minimarket itu. “Apa tadi itu hanya sugesti, atau benar-benar terjadi?” pikir Satrio dalam perjalanan penuh kebingungan.Setibanya di rumah, beberapa tetangga rumah menyapa Satrio dengan ramah, terlebih lagi ia pulang dengan membawa mobil. “Baru pulang, Mas Rio? Wah, sekarang sudah punya kendaraan ya?” sapa ibu kost yang kebetulan sedang duduk santai di depan ter

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status