Share

Luka Abadi, Cinta Tak Berarti
Luka Abadi, Cinta Tak Berarti
Author: Dona Chanlie

Bab 1

Author: Dona Chanlie
Aku sudah mati.

Mati di perjalanan saat hendak mengambil hadiah ulang tahun untuk adik angkatku, si Kelven.

Sepatu yang dia sukai baru dijual pada malam tahun baru.

Di kota kecil kami tidak ada, jadi aku meminta suamiku, Yobel untuk mengantar adik perempuanku pulang lebih dulu, agar bisa berkumpul bersama ayah dan ibu.

Tak kusangka, saat aku selesai membeli sepatu dan dalam perjalanan pulang, diriku malah mengalami kecelakaan beruntun.

Demi menyelamatkan anak-anak di dalam sebuah bus, diriku terkena hantaman mobil yang meledak dan terjatuh ke jurang. Aku pun meninggal saat itu juga.

Malaikat kematian melihat jasaku yang besar dan kematianku yang begitu tragis, aku pun diizinkan kembali ke dunia selama tujuh hari untuk mengucapkan perpisahan terakhir dengan keluargaku.

Saat aku kembali, hari sudah gelap.

Takut keluargaku menunggu terlalu lama, aku seolah ingin terbang agar bisa cepat sampai rumah.

Namun saat sampai di rumah, aku melihat pemandangan makan malam yang begitu hangat melalui jendela kaca.

Kelven duduk di samping ayah dan ibu, Yobel duduk bersebelahan dengan adik perempuanku, Bella.

Ada anggur merah dan hidangan lezat di atas meja depan mereka, semua orang berpakaian baju baru, wajahnya penuh suka cita.

Meja bundar enam kursi itu seakan tak pernah menyisakan tempat untukku, si orang keenam yang tak seharusnya ada.

Seketika, dadaku terasa nyeri, kemudian aku pun buru-buru memarahi diriku sendiri lebay.

Mereka tidak tahu sama sekali apa yang kualami, mereka juga tidak menyalahkanku yang pulang terlambat di malam tahun baru ini. Bisa-bisanya aku malah tega menyalahkan mereka?

Saat bersiap untuk melangkah masuk, aku malah melihat Bella mengambilkan sepotong daging ke piring Yobel.

Dengan tatapan penuh cinta, Bella berkata, “Kak Yobel, ini ayam bawang yang aku belajar khusus untukmu, coba diicip.”

Yobel tidak langsung makan, melainkan dia malah menggenggam tangan Bella dengan cemas, sambil memeriksanya sambil mengerutkan alis, lalu menegur lembut, “Setiap kali masuk dapur, kamu pasti melukai tanganmu. Kok masak lagi kali ini?”

Bella menjawab dengan manja, “Soalnya aku lihat kamu sangat suka dengan masakan kakak, jadi aku pikir, kalau dia bisa masak untukmu, aku pun bisa.”

Wajah Yobel tampak tidak senang, lalu menjawab dengan suara beratnya, “Omong kosong! Dia itu tahan banting, kerja keras apapun bisa. Kamu sudah dimanjakan sejak kecil, untuk apa dibandingkan dengan dia?”

Sambil bicara, Yobel bahkan menunduk dan dengan lembut mencium tangan Bella. Tatapannya penuh kasih sayang, seolah takut permata rapuh itu hancur.

Padahal aku sudah tak lagi punya detak jantung ataupun nadi, tapi seketika, dadaku terasa sakit luar biasa.

Kenangan tentang kebersamaan mereka berdua pun bermunculan di benakku.

Aku dan Yobel sama-sama lulusan Universitas Maratha.

Setelah lulus, kami pun menetap di Kota Madin.

Tiga tahun lalu, Bella datang ke Kota Madin untuk mencariku, dengan alasan peluang kerja di kota besar lebih banyak.

Orang tuaku sendiri yang membawanya ke rumahku, sambil menekan secara halus agar aku menjaganya baik-baik.

Yobel yang khawatir diriku dipersulit, akhirnya setuju membiarkannya tinggal bersama kami.

Selama ini, mereka tak pernah menunjukkan sikap berlebihan di hadapanku, bahkan sering bertengkar, seolah saling tak suka.

Aku pun selalu berusaha menengahi mereka dan karena rasa bersalahku, aku semakin baik pada Yobel.

Sekarang dipikir-pikir, kebencian dan jarak yang ditunjukkan mereka itu hanyalah tipuan belaka.

Mereka tahu aku merasa bersalah, tahu posisiku yang serba salah. Itu semua malah jadi bumbu dalam kemesraan mereka, jadi perekat yang membuat kedekatan mereka semakin kuat.

Memikirkan itu, perutku terasa mual, rasa ingin muntah naik sampai ke tenggorokan.

Aku hampir saja menerobos masuk untuk menangkap basah mereka, tapi saat itu juga, datang pukulan yang lebih besar.

Tiba-tiba, Kelven berdiri dari kursinya, mengambil seekor udang lalu menaruhnya di piring Bella, sambil berkata dengan manja, “Ibu, ini udang kesukaanmu.”

Aku masih belum pulih dari rasa sakit akibat pengkhianatan itu, telingaku kembali diguncang oleh panggilan ‘ibu’.

Aku langsung mendongak dan melihat ibuku buru-buru menutup mulut Kelven, sambil menegur, “Jangan asal panggil! Bukannya sudah kubilang, di rumah ini harus panggil kakak?”

Ayahku malah dengan santai berkata, “Takut apaan? Anak itu juga belum pulang.”

Wajah Kelven tampak puas, lalu berkata, “Perempuan jahat itu masih antri membelikan sepatu untukku, dia pasti nggak akan sempat pulang malam ini!”

“Aku bukan hanya mau panggil ayah dan ibu, tapi malam ini aku juga mau tidur bersama ayah dan ibu!”

Usai bicara, Kelven menatap Yobel dengan tatapan penuh harap, lalu bertanya, “Ayah, boleh, ‘kan?”

Belum sempat Yobel menjawab, Bella sudah menjawab dengan lembut, “Tentu saja boleh, jarang-jarang ayah bertemu denganmu, mana mungkin tega menolak permintaanmu?”

Usai bicara, Bella menatap Yobel dengan sedikit manja, lalu memohon, “Kak Yobel, setiap kali meneleponku, dia selalu bilang ingin tidur denganmu.”

“Hanya kali ini saja, jangan ditolak, ya?”

Yobel hanya terdiam sebentar, lalu mengangguk dan menjawab, “Iya.”

Kelven pun melompat kegirangan, sambil berteriak, “Hore! Aku bisa tidur bersama ayah dan ibu! Aku bisa tidur dengan ayah dan ibu!”
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Luka Abadi, Cinta Tak Berarti   Bab 8

    Yobel memesankan sebuah tungku kremasi VIP untukku.Saat dia baru saja membayar dan berniat membelikan pakaian baru untukku, tiba-tiba segerombolan wartawan menghadang jalannya.Dia mengira mereka datang untuk mewawancarai dirinya sebagai suami sang pahlawan. Dengan lesu, dia berkata, “Maaf semuanya, rasa duka kehilangan istri terlalu berat. Untuk saat ini aku nggak mau diwawancarai, kalian pulang saja.”Jawaban yang datang padanya justru sebuah telur busuk yang menghantam.Dari luar, seorang kakek berteriak penuh amarah, “Dasar bajingan! Punya istri sebaik itu, tapi malah masih berselingkuh dengan adik kandungnya!”“Orang sepertimu memang pantas mati!”Aku mengikuti arah suara itu dan melihat kerumunan orang berdiri di depan pintu rumah duka.Mereka semua tampak penuh amarah, banyak yang memeluk fotoku sambil berlinang air mata.Namun, aku tidak mengenal mereka.Sampai aku melihat seorang anak kecil memeluk fotoku sambil menangis keras, barulah aku sadar mereka adalah keluarga dari an

  • Luka Abadi, Cinta Tak Berarti   Bab 7

    Bella menatap Yobel dengan tatapan penuh ketakutan, rasa sakit karena tidak bisa bernapas membuat wajahnya tampak meringis dan menakutkan.Tiba-tiba, Kelven berlari menghampiri, langsung menggigit pergelangan tangan Yobel.Yobel kesakitan dan terpaksa melepaskannya. Lalu dengan kasar mendorong Kelven ke lantai dan menendangnya dengan keras.Dari sorot matanya, jelas terlihat hasrat membunuh yang bergejolak.Dengan penuh kebencian, dia berkata, “Dasar anak haram! Semua ini gara-gara kamu menyuruh Selly membeli sepatu, makanya dia bisa mati! Kamu harus menebus nyawanya!”Yobel membungkuk, menarik Kelven dari lantai, mengangkatnya tinggi-tinggi, lalu bersiap menghantamkannya ke lantai.Seketika, semua orang terpaku ketakutan.Hanya ibuku yang bereaksi cepat, berlari ke depan dan menangkap Kelven. Tapi, tubuhnya malah ikut terbanting ke lantai karena tenaga Yobel yang begitu besar.Kelven sudah ketakutan setengah mati. Dia terbaring di tubuh ibuku, gemetar hebat sambil menatap Yobel yang s

  • Luka Abadi, Cinta Tak Berarti   Bab 6

    Aku melihat dari jendela, baru sadar kalau yang datang adalah ayah, ibu, bersama Bella.Yobel turun dengan wajah muram.Bella menangis tersedu-sedu, sambil berteriak, “Kak Yobel, kok kamu tega meninggalkan aku sendirian di Negara Fonda? Kalau bukan karena aku langsung menyadarinya, kamu benar-benar mau membuangku di sana?”Ayahku marah besar, langsung menuduhku, “Pasti Selly, si anak durhaka itu yang menyuruh kakak iparmu begitu!”Dengan tangan menancap di pinggang, ayah mengamuk, “Selly! Cepat turun ke sini!”“Sudah merasa hebat?! Bisa-bisanya berulang kali menindas adikmu! Lihat saja, aku bakal mematahkan kakimu hari ini!”Aku melayang ke depannya, menatap wajahnya yang tampak penuh kerutan karena marah, lalu tersenyum dan menjawab, “Ayah, kamu nggak perlu memukulku lagi. Aku sudah mati. Kamu puas sekarang?”Yobel hanya merasa darahnya mendidih, amarahnya naik ke atas kepala.Dia melangkah maju, lalu meninju wajah ayahku keras-keras dan menggeram, “Selly itu istriku. Kalau kamu bera

  • Luka Abadi, Cinta Tak Berarti   Bab 5

    Yobel masih mengira itu telepon penipuan, dia pun membentak, “Dasar penipu sialan! Omong kosong!”“Istriku sekarang ada bersamaku di Negara Fonda, mana mungkin dia sudah mati? Kuperingatkan kalian, kalau masih bicara sembarangan, aku bakal menuntut kalian begitu aku pulang nanti!”Namun, nada suara lawan bicara juga meninggi, “Kamu suaminya Bu Selly atau bukan, sih?”“Dalam kecelakaan tujuh hari lalu, Bu Selly mempertaruhkan nyawanya, beberapa kali masuk ke dalam kobaran api demi menyelamatkan anak-anak dalam bus.”“Saat berhasil mengeluarkan anak terakhir, dia malah tertimpa serpihan mobil yang meledak, lalu terjatuh ke jurang.”“Para orang tua anak-anak itu bahkan membentuk tim pencarian bersama dengan pemadam kebakaran, mencari siang malam di bawah jurang, hingga akhirnya jasadnya baru ditemukan kemarin.”“Berita ini membuat puluhan ribu orang menangis. Sebagai suaminya, bisa-bisanya kamu nggak tahu apa-apa?”“Sudahlah, aku hanya bisa sampaikan ini padamu. Tolong segera datang.”Usa

  • Luka Abadi, Cinta Tak Berarti   Bab 4

    Sudah enam hari berlalu.Beberapa hari ini, Yobel membawaku ke SMP tempat cinta pertama kali tumbuh, juga ke jalan kecil penuh jajanan tempat kami dulu sering berkencan.Dia berusaha keras membuatku mengingat betapa kami saling mencintai dulu, berharap dengan itu aku bisa memaafkannya.Kadang, melihat dia begitu sungguh-sungguh menyesalinya, hatiku juga sempat goyah.Namun, setiap kali Bella mengirimkan bukti kemesraan mereka, hatiku kembali mengeras.Tanggal tujuh pagi hari, aku bilang ingin pulang ke Kota Madin.Beberapa hari ini, aku sudah mengumpulkan cukup banyak bukti perselingkuhan Yobel. Kemarin pun sudah kukirimkan semuanya pada seorang teman.Sekarang, aku hanya ingin melihat kembali rumah yang kutata sendiri, lalu mengucapkan selamat tinggal pada dunia ini.Yobel terlihat agak sulit, lalu menjawab, “Sepertinya aku nggak bisa menemanimu pulang. Aku harus ke Negara Fonda untuk urusan kerja sama. Bagaimana kalau kamu pulang duluan?”Sambil bicara, Yobel mengangkat ponselnya ke

  • Luka Abadi, Cinta Tak Berarti   Bab 3

    Begitu aku mengajukan cerai, wajah Bella langsung muncul secercah kegembiraan.Kelven juga bersorak riang, “Asik! Akhirnya perempuan jahat ini mau mengembalikan ayah ke ibu!”Wajah ayahku memuram, lalu berkata dingin, “Memang dasarnya kamu yang nggak punya berkah. Sudah merebut Yobel begitu lama, sekarang waktunya melepaskannya.”“Cepat urus perceraiannya, biarkan Yobel menikahi adikmu, agar keluarga kecil mereka bisa hidup tenang bersama.”Ibuku tidak bicara apa-apa, hanya menghindari tatapanku dengan wajah penuh rasa bersalah.Namun aku tahu, diamnya itu sudah cukup menjawab semuanya.Meski aku sudah terbiasa dengan ketidakadilan orang tuaku, tetap saja saat ini, aku merasa sangat kecewa.Mata Bella berkaca-kaca dan berkata dengan suara bergetar, “Kak, aku memang bersalah padamu, tapi Kelven benar-benar butuh ayah….”Belum sempat dia selesai bicara, Yobel malah membentak marah, “Diam! Sejak kapan aku bilang mau menikahimu?”Bella terkejut, wajahnya tampak malu sekaligus kecewa.Yobel

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status