แชร์

Bab 2

ผู้เขียน: Dona Chanlie
Bella menatap Kelven dengan penuh kasih sayang, lalu berkata, “Hanya karena bisa tidur dengan ayah dan ibu, kamu sebahagia ini?”

Kelven langsung mengangguk, lalu dengan sedih berkata, “Tentu saja! Ayah, ibu, kapan kalian menikah? Agar bisa membawaku tinggal di Kota Madin.”

Wajah Yobel langsung memuram.

Seolah pengertian, Bella langsung menenangkan, “Kelven, ibu sudah pernah bilang padamu, ayah dan ibu nggak bisa bersama. Kalau nggak, tantemu bisa sedih.”

“Jangan tanyakan soal hal ini lagi, ya. Itu akan membuat ayah sulit.”

Ayahku berkata dengan suara berat, “Anak kecil wajar ingin orang tuanya bersama. Menurutku, sebaiknya kalian bicara jujur saja dengan Selly.”

Kepalaku berdengung.

Setiap kata yang mereka ucapkan terdengar begitu jelas.

Dan jika digabungkan semuanya, malah menjadi kenyataan yang tak ingin kupercayai.

Aku menatap wajah kecil Kelven, wajah yang begitu mirip dengan Yobel. Aku jadi teringat, dulu aku juga pernah takjub dengan kemiripan mereka.

Saat itu, ibuku bahkan marah-marah dan berkata, “Omong kosong apaan?! Kamu mencurigai suamimu sendiri?”

“Yobel sudah begitu baik padamu, bagaimana bisa kamu meragukannya?”

Waktu itu aku bahkan merasa reaksinya berlebihan dan buru-buru berkata, “Aku bukan bermaksud begitu, hanya merasa anak ini seperti memang berjodoh dengan keluarga kita.”

Ibuku pun menghela napas lega dan menyetujui, “Iya, tandanya anak ini memang ditakdirkan jadi bagian dari keluarga kita.”

Aku pun melihat wajah adik angkatku yang mirip sekali dengan Yobel dan benar-benar percaya bahwa ini adalah takdir.

Namun saat ini, barulah aku sadar telah ditipu habis-habisan!

Suami yang kucintai, diam-diam melahirkan seorang anak dengan adik perempuanku.

Tanpa sepengetahuanku, orang tuaku ikut membesarkan anak itu.

Di belakangku, mereka sudah lebih dulu menjadi sebuah keluarga yang bahagia.

Sedangkan diriku, aku begitu bodoh dan masih menyayangi anak itu seperti permata berharga.

Namun pada akhirnya, baginya aku hanyalah perempuan jahat yang merusak rumah tangga orang tuanya.

Sepatu yang kupilihkan untuknya di malam tahun baru, malah dijadikan alasan agar aku tidak pulang ke rumah.

Konyol, sungguh konyol….

Saat masih memikirkannya, tiba-tiba Yobel berdiri untuk mengambil sesuatu dan tatapan kami bertemu melalui jendela.

Tangannya yang memegang sendok langsung terlepas, jatuh ke lantai.

Detik berikutnya, dia berlari panik keluar.

Melihatku, dia bertanya dengan takut, “Selly, kapan… kamu pulang?”

Bella juga keluar, sengaja bersandar di sisi Yobel, seakan ingin memperlihatkan kedekatan mereka padaku.

Sayangnya, Yobel tidak menanggapi, malah langsung mendorongnya menjauh.

Yobel berjalan mendekat dan menggenggam tanganku. Begitu menyadari tanganku yang begitu dingin, dia memelukku erat dan berkata dengan cemas, “Selly, kok tanganmu sedingin ini?”

Aroma bunga gardenia yang samar dari tubuhnya membuatku mual.

Itu aromanya Bella.

Aku mendongak, melihat bekas ciuman samar di lehernya, lalu dengan dingin berkata, “Sungguh menjijikkan.”

Yobel menunduk, memandangku dengan tak percaya.

Mungkin karena aku tak pernah menatapnya dengan tatapan jijik seperti itu, tatapan mata Yobel pun terlihat terluka.

Aku mendorongnya, lalu menampar wajahnya dengan sekuat tenaga. Lalu dengan dingin berkata, “Yobel, kenapa harus adikku?”

Wajah Yobel tampak pucat, lalu bertanya, “Kamu sudah dengar semuanya?”

Aku menoleh ke arah orang tuaku dan Kelven yang juga berjalan keluar. Lalu dengan dingin berkata, “Wajah anak haram itu benar-benar persis denganmu.

Wajah Yobel memerah, tapi dia masih saja membela, “Aku tahu aku bersalah padamu, tapi anak itu nggak bersalah.”

“Dia bukan anak haram, dia itu anak yang Bella lahirkan untuk kita.”

Aku tertawa getir mendengar kebejatannya, lalu bertanya, “Untuk kita?”

Dengan serius, Yobel berkata, “Iya benar, anak itu memang dilahirkan untuk kita. Saat itu… dia baru berusia delapan belas tahun. Setelah tahu kamu nggak bisa melahirkan lagi, dia takut aku meninggalkanmu, jadi dia rela menggantikanmu.”

“Awalnya… aku menolak, tapi aku terus memimpikan Joey. Aku sangat merindukannya, jadi akhirnya aku….”

Mendengar nama ‘Joey’, bayangan putri kecilku yang dulu sudah berbentuk di dalam rahimku kembali menghantui.

Andai saja Yobel tidak lalai dalam mengemudi, kami tak akan mengalami kecelakaan dan perutku tak akan tertusuk pipa besi.

Bagaimana mungkin Joey meninggal di dalam kandungan?

Bagaimana mungkin rahimku harus diangkat?

Karena dirinya, aku kehilangan kemampuan melahirkan dan kehilangan bayiku sendiri.

Namun, dia malah bilang kalau perselingkuhannya itu demi membiarkan wanita lain melahirkan anakku?

Otak sebejat apa yang bisa memikirkan kata-kata seperti itu?!

Dengan dingin, aku berkata, “Tak perlu banyak alasan lagi, kita cerai saja.”
อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป

บทล่าสุด

  • Luka Abadi, Cinta Tak Berarti   Bab 8

    Yobel memesankan sebuah tungku kremasi VIP untukku.Saat dia baru saja membayar dan berniat membelikan pakaian baru untukku, tiba-tiba segerombolan wartawan menghadang jalannya.Dia mengira mereka datang untuk mewawancarai dirinya sebagai suami sang pahlawan. Dengan lesu, dia berkata, “Maaf semuanya, rasa duka kehilangan istri terlalu berat. Untuk saat ini aku nggak mau diwawancarai, kalian pulang saja.”Jawaban yang datang padanya justru sebuah telur busuk yang menghantam.Dari luar, seorang kakek berteriak penuh amarah, “Dasar bajingan! Punya istri sebaik itu, tapi malah masih berselingkuh dengan adik kandungnya!”“Orang sepertimu memang pantas mati!”Aku mengikuti arah suara itu dan melihat kerumunan orang berdiri di depan pintu rumah duka.Mereka semua tampak penuh amarah, banyak yang memeluk fotoku sambil berlinang air mata.Namun, aku tidak mengenal mereka.Sampai aku melihat seorang anak kecil memeluk fotoku sambil menangis keras, barulah aku sadar mereka adalah keluarga dari an

  • Luka Abadi, Cinta Tak Berarti   Bab 7

    Bella menatap Yobel dengan tatapan penuh ketakutan, rasa sakit karena tidak bisa bernapas membuat wajahnya tampak meringis dan menakutkan.Tiba-tiba, Kelven berlari menghampiri, langsung menggigit pergelangan tangan Yobel.Yobel kesakitan dan terpaksa melepaskannya. Lalu dengan kasar mendorong Kelven ke lantai dan menendangnya dengan keras.Dari sorot matanya, jelas terlihat hasrat membunuh yang bergejolak.Dengan penuh kebencian, dia berkata, “Dasar anak haram! Semua ini gara-gara kamu menyuruh Selly membeli sepatu, makanya dia bisa mati! Kamu harus menebus nyawanya!”Yobel membungkuk, menarik Kelven dari lantai, mengangkatnya tinggi-tinggi, lalu bersiap menghantamkannya ke lantai.Seketika, semua orang terpaku ketakutan.Hanya ibuku yang bereaksi cepat, berlari ke depan dan menangkap Kelven. Tapi, tubuhnya malah ikut terbanting ke lantai karena tenaga Yobel yang begitu besar.Kelven sudah ketakutan setengah mati. Dia terbaring di tubuh ibuku, gemetar hebat sambil menatap Yobel yang s

  • Luka Abadi, Cinta Tak Berarti   Bab 6

    Aku melihat dari jendela, baru sadar kalau yang datang adalah ayah, ibu, bersama Bella.Yobel turun dengan wajah muram.Bella menangis tersedu-sedu, sambil berteriak, “Kak Yobel, kok kamu tega meninggalkan aku sendirian di Negara Fonda? Kalau bukan karena aku langsung menyadarinya, kamu benar-benar mau membuangku di sana?”Ayahku marah besar, langsung menuduhku, “Pasti Selly, si anak durhaka itu yang menyuruh kakak iparmu begitu!”Dengan tangan menancap di pinggang, ayah mengamuk, “Selly! Cepat turun ke sini!”“Sudah merasa hebat?! Bisa-bisanya berulang kali menindas adikmu! Lihat saja, aku bakal mematahkan kakimu hari ini!”Aku melayang ke depannya, menatap wajahnya yang tampak penuh kerutan karena marah, lalu tersenyum dan menjawab, “Ayah, kamu nggak perlu memukulku lagi. Aku sudah mati. Kamu puas sekarang?”Yobel hanya merasa darahnya mendidih, amarahnya naik ke atas kepala.Dia melangkah maju, lalu meninju wajah ayahku keras-keras dan menggeram, “Selly itu istriku. Kalau kamu bera

  • Luka Abadi, Cinta Tak Berarti   Bab 5

    Yobel masih mengira itu telepon penipuan, dia pun membentak, “Dasar penipu sialan! Omong kosong!”“Istriku sekarang ada bersamaku di Negara Fonda, mana mungkin dia sudah mati? Kuperingatkan kalian, kalau masih bicara sembarangan, aku bakal menuntut kalian begitu aku pulang nanti!”Namun, nada suara lawan bicara juga meninggi, “Kamu suaminya Bu Selly atau bukan, sih?”“Dalam kecelakaan tujuh hari lalu, Bu Selly mempertaruhkan nyawanya, beberapa kali masuk ke dalam kobaran api demi menyelamatkan anak-anak dalam bus.”“Saat berhasil mengeluarkan anak terakhir, dia malah tertimpa serpihan mobil yang meledak, lalu terjatuh ke jurang.”“Para orang tua anak-anak itu bahkan membentuk tim pencarian bersama dengan pemadam kebakaran, mencari siang malam di bawah jurang, hingga akhirnya jasadnya baru ditemukan kemarin.”“Berita ini membuat puluhan ribu orang menangis. Sebagai suaminya, bisa-bisanya kamu nggak tahu apa-apa?”“Sudahlah, aku hanya bisa sampaikan ini padamu. Tolong segera datang.”Usa

  • Luka Abadi, Cinta Tak Berarti   Bab 4

    Sudah enam hari berlalu.Beberapa hari ini, Yobel membawaku ke SMP tempat cinta pertama kali tumbuh, juga ke jalan kecil penuh jajanan tempat kami dulu sering berkencan.Dia berusaha keras membuatku mengingat betapa kami saling mencintai dulu, berharap dengan itu aku bisa memaafkannya.Kadang, melihat dia begitu sungguh-sungguh menyesalinya, hatiku juga sempat goyah.Namun, setiap kali Bella mengirimkan bukti kemesraan mereka, hatiku kembali mengeras.Tanggal tujuh pagi hari, aku bilang ingin pulang ke Kota Madin.Beberapa hari ini, aku sudah mengumpulkan cukup banyak bukti perselingkuhan Yobel. Kemarin pun sudah kukirimkan semuanya pada seorang teman.Sekarang, aku hanya ingin melihat kembali rumah yang kutata sendiri, lalu mengucapkan selamat tinggal pada dunia ini.Yobel terlihat agak sulit, lalu menjawab, “Sepertinya aku nggak bisa menemanimu pulang. Aku harus ke Negara Fonda untuk urusan kerja sama. Bagaimana kalau kamu pulang duluan?”Sambil bicara, Yobel mengangkat ponselnya ke

  • Luka Abadi, Cinta Tak Berarti   Bab 3

    Begitu aku mengajukan cerai, wajah Bella langsung muncul secercah kegembiraan.Kelven juga bersorak riang, “Asik! Akhirnya perempuan jahat ini mau mengembalikan ayah ke ibu!”Wajah ayahku memuram, lalu berkata dingin, “Memang dasarnya kamu yang nggak punya berkah. Sudah merebut Yobel begitu lama, sekarang waktunya melepaskannya.”“Cepat urus perceraiannya, biarkan Yobel menikahi adikmu, agar keluarga kecil mereka bisa hidup tenang bersama.”Ibuku tidak bicara apa-apa, hanya menghindari tatapanku dengan wajah penuh rasa bersalah.Namun aku tahu, diamnya itu sudah cukup menjawab semuanya.Meski aku sudah terbiasa dengan ketidakadilan orang tuaku, tetap saja saat ini, aku merasa sangat kecewa.Mata Bella berkaca-kaca dan berkata dengan suara bergetar, “Kak, aku memang bersalah padamu, tapi Kelven benar-benar butuh ayah….”Belum sempat dia selesai bicara, Yobel malah membentak marah, “Diam! Sejak kapan aku bilang mau menikahimu?”Bella terkejut, wajahnya tampak malu sekaligus kecewa.Yobel

บทอื่นๆ
สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status