Share

Luka 70

"Ish, kita lagi bicara serius juga," ucapku manyun.

"Mas juga serius, mau minta lagi. Sebagian dari bentuk kerja keras mas juga kan?!" kilah Mas Ryan kemudian.

"Kerja apaan coba?" Aku masih dengan bibir manyun.

"Bikinin adik buat Prilly," jawabnya dengan senyum nakal.

"Ish … bisa aja." Pipiku terasa menghangat dengan senyum tertahan.

"Masih bisa kok, tenang aja. Mau berapa kali?" Mas Ryan masih menatapku dengan tatapan menggoda.

"Apaan sih, bisa aja. Bukan apa bisa!" tegasku, meski aku tau Mas Ryan sedang menggodaku. Pria itu tertawa, senang sekali rupanya melihatku salah tingkah.

•••

Pertempuran semalam cukup menguras tenaga, pagi-pagi perutku terasa lapar sekali. Bangun sedikit kesiangan, selepas sholat aku segera mengeringkan rambutku. Setelah itu turun ke dapur, menyiapkan sarapan. Kedua Mama sudah terlihat sibuk di dapur.

"Pagi, Sayang." Mama Jani menyambutku dengan sebuah pelukan. Mama juga memberikan ciuman selamat pagi.

"Lapar, Mah." Manjaku ke Mama, mungkin karena aku anak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Tri Wahyuni
semoga Ryan selalu bahagia dgn Kau dn jadi klga yg SAMAWA juga adem ayem g ada godaan lagi dr luar ...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status