Share

33. MEMOMPA KEBERANIAN AMIR

  1. MEMOMPA KEBERANIAN AMIR

POV UMAR

Kulihat tangan Amir gemetar. Adikku yang satu itu pasti tak berani melakukannya. Dia orang yang sangat ngeri dengan perkelahian. Pernah suatu hari aku memaksanya untuk ikut latihan ilmu beladiri, dia menolak mentah-mentah tawaranku. Kami memang kembar, tapi bukan berati punya keinginan yang sama.

Amir lebih pandai dalam pelajaran di sekolah. Dia sangat cerdas. Otaknya selalu bekerja sempurna, sangat berbeda denganku yang hanya mengandalkan fisik semata tapi agak keteter di sekolah. Makanya adikku lebih memilih untuk latihan memanah, berkuda dan juga menembak.

“Amir! Cepat kau pukul mereka! Ayo, tunggu apalagi!” aku berteriak kencang. Kalau saja aku tak menahan tubuh mamah dalam gendonganku, sudah kupatahkan leher orang yang mengunci tubuhku dan juga Om Fajar.

“Ayo, Amir. Lawan papah!” papah berdiri di hadapanku. Dia membusungkan dada dan menepuk-nepuknya. Papah sangat

Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP
Mga Comments (2)
goodnovel comment avatar
Rika Jingga
Ngobrolnya lamaaa bangeeet......apa ngga keburu mati tuh Miranti.........
goodnovel comment avatar
Melani Pramosa
yg lucunya, tadi kan kakeknya ikut org umar dan amir tp udh beberapa bab kok kakeknya ga nongol² ya
Tignan lahat ng Komento

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status