MENGASUH ANAK MAFIA

MENGASUH ANAK MAFIA

By:  Shu Maya  Ongoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Not enough ratings
6Chapters
275views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Alissa terpaksa diam-diam kabur meninggalkan rumah yang sudah ditinggalinya sejak masih kecil. Hal itu karena orang tuanya bersikeras menjodohkannya dengan Juragan Darso demi membayar hutang mereka yang sangat besar. Dengan sisa tabungannya yang sangat sedikit, dia memutuskan untuk ke ibu kota dengan naik kereta. Untung saja, dia sudah mempunyai tujuan, yaitu ke alamat lowongan kerja sebagai pengasuh anak yang tadi malam dilihatnya di media sosial. Beberapa interview dijawabnya dengan baik. Dia diterima untuk bekerja dan dibawa menuju rumah majikan sebenarnya. Namun, Alissa sungguh benar-benar terkejut dengan keadaan rumah tersebut. Rumah besar dengan banyak penjaga berwajah seram dan membawa senjata. Siapakah pemilik rumah ini? Anak siapakah yang akan dia asuh?

View More
MENGASUH ANAK MAFIA Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
No Comments
6 Chapters
PENOLAKAN
"Nggak bisa! Alissa nggak mau nikah sama juragan Darso, Bu!"Alissa meninggikan suaranya saat mendengar keputusan ibunya yang tidak masuk akal itu. Wanita yang telah melahirkannya dua puluh dua tahun silam itu berdiri dari duduknya. Dia memegang kedua pundak Alissa, mencoba menenangkan putri satu-satunya itu. "Kita tidak punya pilihan, Alissa. Kita berhutang dua ratus juta pada Juragan Darso. Ibu mohon, mengertilah." Alissa menghembuskan nafasnya dengan kasar. Kini dia tahu kenapa orang tuanya bersikeras ingin menikahkannya dengan pria yang sudah beruban itu. "Dua ratus juta? Uang sebesar itu buat apa pak, bu?" tanya Alissa dengan geramnya. namun, tak satupun dari orang tuanya yang membuka mulut untuk menjawab pertanyaannya itu. Seorang pria paruh baya, yang sedari tadi duduk di kursi paling pojok di ruang tamu berdiri dan berjalan mendekat."Orang tuamu meminjam uang dariku untuk melunasi hutang adikmu, Angga yang kalah judi seratus delapan puluh juta." Katanya. Alissa menggele
Read more
Bertemu Anak Bos
Mobil yang ditumpangi Alissa melaju pelan melintasi kemacetan jalanan ibu kota. Alissa memandang keluar jendela. Sangat ramai dan penuh dengan kendaraan orang-orang yang tengah berlalu lalang. Mobil itu kemudian membelok menuju ruas jalan yang besar namun sangat sepi. Tak lama, mobil itu kemudian masuk melewati gerbang yang besar dan tinggi menjulang. Alissa mengintip lewat jendela. Mobil itu masih melaju melewati beberapa lelaki dengan setelan jas dan kacamata hitam. "Ayo turun." Ajak Mira saat mobil berhenti di depan rumah dengan gaya Eropa itu. Alissa mengekor Mira masuk ke dalam rumah besar itu. Dia menyapa beberapa laki-laki yang dia temui saat berjaan masuk. Persis seperti para bodyguard yang sering dia lihat di dalam sinetron. Mira mempersilahkan Alissa untuk duduk. Tak lama, seorang asisten rumah tangga membawakan jus jeruk dingin untuknya sambil menunggu sang bos untuk datang. "Tunggu bentar ya, Bos mau ke sini." Kata Mira ambil duduk di sampng Alissa. "Selamat sian
Read more
RAFAEL
Mira meminta Alissa untuk mencobanya. "Bungkus semua size untuk ukuran itu." Titah Mira pada pegawai toko saat melihat Alissa yang cocok dengan baju barunya. "Maaf Miss, apakah ini nggak berlebihan. Sepertinya tiga potong saja sudah cukup." Keluh Alissa. Mira menatap Alissa tajam. "Kamu tidak boleh terlihat kumal di samping Rafael, Lissa. Semua anggota kita punya setelan baju mahal, meski hanya supir. Penampilan itu juga hal penting." Alissa hanya mengangguk setuju. Dia tak berani banyak protes dihari pertamanya bekerja. "Mbak, tolong bawa dia ke bagian skincare dan make up ya. Carikan yang pas buat dia." "Siap kak," ujar pegawai toko itu sambil mengajak Alissa menuju bagian lain toko. "Kau dapat gadis itu dari mana?" Tanya Rafael pada Mira. "Kenapa?" "Dia aneh." Jawab Rafael membuat Mira heran. "Saat kau bilang kalau papa mafia, dia tak bereaksi apapun. Jangan-jangan dia mata-mata." Mira memcoba mengingat apa yang dikatakan Rafael barusan. "Mungkin dia pasrah kali sama na
Read more
Ponsel hadiah
"Apa kau sudah pernah ke Kampung Hilir itu?" Tanya Alissa dan di jawab dengan gelengan kepala oleh Rafael. "Sudah diurus sama Dion. Buat apa ke sana. Urusanku juga masih banyak." Rafael mengajak Alissa untuk menyudahi acara makannya di cafe itu. "Oh iya. Tulis nomor ponselmu di sini. Kalau butuh sewaktu-waktu." Ucap Rafael memberikan ponselnya pada Alissa. "Aku belum ganti nomor, Tuan." "Hah?" Rafael mengkerutkan alisnya. Dia tak mengerti maksud Alissa. Alissa menunjukkan ponsel tua miliknya yang sedang mati. "Aku harus mengganti nomornya dulu. Aku nggak mau keluargaku terus menghubungiku." "Ponsel apa itu? Buruk sekali. Lebih mirip ponsel jaman purba." Rafael tertawa lepas melihatnya. "Memang iya. Aku membelinya empat tahun silam. Beruntung sekali dia masih mau nyala." Sungut Alissa. Rafael melajukan mobilnya membelah jalanan besar ibu kota yang mulai macet. "Mau ke mana?" Tanya Alissa saat Rafael mengajaknya turun ke sebuah deretan pertokoan. "Mbak. Ambilkan ponsel keluara
Read more
DIKI DAN JAKA
Genap sudah tiga minggu Alissa bekerja. Mengasuh bayi besar ternyata tidak semudah yang dipikirkannya. Apalagi, membangunkan Rafael setiap pagi selalu membuat tenggorokannya lelah. Belum lagi bau alkohol yang sering keluar dari mulut pria muda dengan rambut bercat sedikit coklat itu. Namun, Alissa masih mampu menahannya. Tiga juta gaji yang ditawarkan William termasuk besar. Apalagi sudah termasuk kamar pribadi super mewah, makan sepuasnya dan kebutuhan pribadinya yang sudah ditanggung. "Aku akan menemui seseorang yang berbahaya, kau tunggu di mobil bersama Jhon." Titah Rafael sembari mengamati pemandangan dari luar jendela mobil. Alissa menyanggupi. Lagipula, menunggunya berdua dengan sang supir di mobil sudah bukan hal baru baginya. Mobil hitam pabrikan Inggris yang berisi tiga orang termasuk Alissa berhenti di sebuah bangunan besar yang terbengkalai. Sebuah mobil berwarna merah terparkir disana dengan seorang pria berumur yang berdiri di sisi kirinya. "Ingat, jangan keluar da
Read more
Perkelahian singkat
Dorr!! Sebuah tembakan mengejutkan Alissa dan preman gempal itu. Mereka memandang ke satu arah, tepat di belakang Alissa. "Pergilah, tinggalkan anak itu. Aku punya banyak peluru untuk menghabisi satu nyawamu yang menjijikkan itu. Jangan lupa bawa temanmu itu pergi dari hadapanku!" Ujar Rafael sambil menodongkan senjata apinya pada preman gempal itu. Preman itu melepaskan cengkeraman tangannya pada Diki dan berlari sambil memapah temannya yang sudah dilumpuhkan oleh Alissa. Dengan cepat, Alissa menghampiri Jaka dan Diki. "Kalian nggak apa-apa kan?" Tanya Alissa sambil memeluk mereka berdua. Jaka dan Diki menumpahkan air mata dalam pelukan Alissa. "Kakak harusnya nggak perlu nolongin kami Kak. Kami nggak mau Kakak terluka." Alissa menghapus air mata Diki dan menenangkannya. "Tidak apa. Mereka sudah pergi." Diki menggeleng pelan saat Rafael menawarkan diri untuk mengantar mereka pulang. "Lain kali jangan langsung nyelonong keluar gitu. Untung aku dateng. Kalau nggak, gimana?" Om
Read more
DMCA.com Protection Status