MENGUAK KEMATIAN ISTRI DAN CALON ANAKKU

MENGUAK KEMATIAN ISTRI DAN CALON ANAKKU

last updateHuling Na-update : 2025-09-25
By:  Angga PratamaIn-update ngayon lang
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Hindi Sapat ang Ratings
8Mga Kabanata
5views
Basahin
Idagdag sa library

Share:  

Iulat
Buod
katalogo
I-scan ang code para mabasa sa App

Dunia Elkan terasa hancur dan berhenti berputar ketika Elkan mendapati istri nya meninggal secara tragis. Dengan tubuh tergantung di atas plafon. Siapa yang telah melakukan ini? Akankah Elkan dapat menguak siapa pelaku yang telah berbuat keji pada istrinya?

view more

Kabanata 1

Bab 1. Kematian

"Halo sayang, kata dedeknya mau makan martabak mukbang," ucap Rose dari seberang telepon. Aku sedang dalam perjalanan pulang dari tempat kerja. Rose sudah ambil cuti 2 hari yang lalu karena HPL tinggal beberapa hari lagi. Kami juga sudah menempati rumah kami yang sudah direnovasi. Kakek Baron dan nenek Dina sedang berada di klinik memeriksakan kesehatan kakek. Rose sendirian di rumah.

"Iya sayang…, nanti aku belikan. Mau sekalian dengan minumannya, Boba atau apa?" tanyaku padanya. Ia tampak tertawa kecil dari seberang sana, membuat hati ini gembira.

"Tau aja, aku sukanya apa. Terima kasih ya El," Rose kembali bersuara, dan kemudian sambungan telepon terputus.

[Kamu sudah sampai mana El? Sudah di depan ya? Soalnya dari tadi ada yang ketuk ketuk pintu.] Aku melihat sekilas pesan Rose. Namun, pada saat ingin membukanya tiba tiba saja mobil di belakang mengklakson.

"Ikh, tidak sabaran sekali…," gerutuku. Buru buru aku menjalankan mobil, dan melupakan pesan dari Rose.

Teleponku kembali berdering, Rose menelpon lagi. Ingin mengangkat tetapi jalanan sedang padat. Terpaksa aku menunggu tempat sepi baru meneleponnya kembali.

Setelah sampai di tempat yang agak lengang, aku menepikan mobil. Sepertinya Rose tidak sabar ingin makan martabak, padahal aku belum sempat singgah karena masih cukup jauh dari tempat biasa ia membelinya.

"Elkan, kamu di mana? Ada dua orang yang masuk ke rumah." Aku membuka voice note yang dikirim oleh Rose beberapa belas menit yang lalu dengan suara berbisik.

"El, cepat pulang. Aku takut sendirian di sini, aku nggak berani!" Terdengar voice note Rose. Ia terdengar seperti ketakutan diiringi dengan tangisan.

Buru buru aku menelponnya, akan tetapi Rose tak menjawab telepon dariku. Lekas aku memacu mobil, tanpa sempat membeli pesanan Rose. Aku sangat mengkhawatirkannya dan takut akan terjadi apa apa padanya.

Beberapa kalian aku menelponnya hingga sambungan yang kesekian kalinya Rose mengangkat teleponku.

"E–Elkan, cepat pulang. Me-mereka mencariku, aku tidak tahan lagi bersembunyi. Aaa ... Tidak! Tolong! tolong ampuni saya. Tolooong! Elkaaaan, El…." Terdengar suara teriakan Rose, aku semakin panik dan mempercepat laju mobil. Di belakang sana, terlihat ada dua mobil polisi yang mengejarku karena aku membawa mobil dengan kecepatan di atas maksimal. Beberapa kali hampir saja aku menabrak pengendara lain karena menerobos lampu merah.

"Rose, Rose…! apa kamu baik baik saja? Rose!" tanyaku. Akan tetapi tidak ada sahutan dari Rose, hanya terdengar suara krasak krusuk dari dalam sambungan telepon.

"Rose! jawab gue Rose." Aku terus memanggilnya, akan tetapi tidak ada sahutan dari Karin. Pikiranku semakin kacau, panik. Apa sebenarnya yang terjadi padanya.

"Tolong jangan sakiti saya, jangan sakiti anak saya. Apa salah saya, tolong jangan lakukan ini!" Suara teriakkan Rose kembali terdengar dan juga terdengar seperti ada suara benda pecah di dalam sambungan telepon. Aku terus merekam suara Rose sembari terus mempercepat laju mobil.

Sesampainya di halaman rumah, aku turun dengan tergesa dan dibarengi oleh mobil polisi yang tadi mengejarku.

"Maaf pak, anda saya tilang!" Aku mendengus kasar, berusaha mengabaikan polisi itu. Namun, mereka terus saja mencegahku.

"Pak, saya tidak punya banyak waktu. Istri saya sedang berada di rumah dan dia sedang dalam bahaya," ucapku pada polisi tersebut dengan nada tinggi.

"Anda tidak mematuhi peraturan lalu lintas dan menyetir secara ugal ugalan. Perlihatkan kartu SIM dan STNK mobil anda," ucap polisi tersebut. Aku pun memberikan semuanya termasuk dengan dompet sekalian. Lalu, dengan tidak perduli aku langsung masuk ke halaman rumah. Sayangnya, aku tidak membawa kunci rumah dan rumah dalam keadaan terkunci dari dalam.

"Rose, buka pintunya sayang. Rose!" Aku berteriak sambil berkeliling menuju jendela kamar, samping.

Braaak!

Terdengar sesuatu seperti terjatuh dari dalam, suaranya sangat keras sekali. Aku pun langsung meminta polisi untuk membantu membuka pintu rumahku. Tidak peduli setelah ini akan ditilang atau tidak, yang terpenting sekarang adalah keselamatan Roselea. Saat kami sedang berusaha mendobrak pintu, tiba-tiba…

"El, ada apa? Tadi Rose menelpon dan minta tolong nangis nangis." Tiba tiba saja mami, papi dan ayah Romi datang.

"Kak Elkan, kak Rose kenapa?" Cello juga datang bersama Lontar mengendarai sepeda motor. Aku jadi bingung, kenapa semua orang di telepon oleh Rose.

Bruuukk!

Pintu berhasil didobrak dan terbuka, keadaan di dalam rumah seperti kapal pecah. Semuanya berantakan dan tak tentu arah. Aku langsung masuk ke dalam, mencari di mana keberadaan Rose. Namun, pada saat sampai di depan pintu kamar, lututku langsung melemas. Aku melihat tubuh Rose sedang tergantung di atas tali yang dibuat dari gorden dengan keadaan tubuh yang berdarah darah. Kain gorden tersebut diikatkan pada baja ringan di atap, karena rumah yang belum selesai sehingga belum di plafon. Seketika duniaku terasa berputar dan mataku terasa panas.

"Roselea!" Aku tersungkur ke lantai dengan perasaan yang tak bisa diutarakan dan melihat sebuah inisial 0-1-4. Aku lihat samar papi, ayah Romi dan Lontar segera mencari apapun untuk bisa menggapai tubuh Rose, kakinya menjuntai ke bawah dengan kotoran tercecer di lantai. Aku tidak bisa melihat dengan jelas, ketika mami akhirnya juga ambruk dipangkuan Cello.

Aku masih berusaha menyadarkan diri, namun tidak sanggup. Seolah tiba-tiba saja tubuh ini tidak memiliki tulang sama sekali.

"Rose, apa yang terjadi…," suara ini tercekat di tenggorokan. Bahkan untuk menangis pun aku sudah tidak sanggup, hanya samar terlihat kaki Rose yang menjuntai dan suara Cello yang menangis sesenggukan memanggil mami.

Aku tidak tahu apalagi yang terjadi, kepalaku terasa berat sekali dan gelap.

"Elkan…, maafkan aku, aku tidak bisa menjaga anak kita," suara Rose terdengar begitu dekat, aku membuka mata perlahan, Rose tersenyum manis sekali.

"Apa maksudmu Rose," tidak menjawab, Rose hanya tersenyum sembari bangkit melangkah meninggalkan aku.

"Rose…, Rose…," panggilku histeris sambil mengejarnya, namun sepertinya Rose melangkah sangat cepat. Aku semakin mempercepat langkah, mengejar.

"Rose, Rose…!" Memekik, karena Rose justru menghilang. Panik tentu saja, tiba-tiba seseorang mencekal lenganku.

"Kakak…," menoleh, Cello.

"Kakak minum dulu," Cello membantuku untuk duduk, mengedarkan pandangan. Masih di kamarku dan tidak terlihat lagi tubuh Rose menggantung di sana.

"Dimana Rose? Dimana?" Panik, bangkit dan berjalan terhuyung. Cello memapahku.

"Di Rumah sakit, papi bersama kak Rose," jawab Cello, aku berlari kembali ke kamar berharap jika semua ini hanya mimpi. Namun, noda darah yang tercecer dilantai membuatku sadar, jika semua ini tidak mimpi. Aku menatap lekat dinding yang bertuliskan angka itu, tetapi angka apa itu yang ditulis dengan darah di dinding?

Palawakin
Susunod na Kabanata
I-download

Pinakabagong kabanata

Higit pang Kabanata

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Mga Comments

Walang Komento
8 Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status