Share

Bab3: Malam panas Zemora

Setelah berada di dalam restoran, mereka bertiga menyantap makan siang dengan keheningan, hanya ada suara sendok dan garpu yang saling bersahutan.

Setelah selesai, Zemora pun berpamitan pada ayahnya.

"Ayah...Mora duluan ya, Mora mau ke Mall dulu, ingin mencari baju untuk acara sebentar malam," Tutur nya, sembari berdiri dari tempat duduk nya.

"Ya sudah kalau begitu, kamu hati-hati ya dijalan. Ingat jangan ngebut."

"Baik Ayah, kalau begitu Mora pergi dulu ya bye."

Zemora pun berjalan meninggalkan restoran, ia berjalan ke arah mobilnya. Saat berada di dalam mobil, Zemora pun segera melajukan mobilnya.

Mobil mewah yang kendarai oleh Zemora, berjalan dengan kecepatan rata-rata, 

"Wow...tidak biasanya aku mengemudikan mobil dengan kecepatan seperti ini, tapi tidak apa toh Mall nya juga dekat." Zemora berucap sambil memutar musik favoritnya.

Saat tiba di Mall Zemora segera memarkirkan mobilnya, kemudian ia berjalan memasuki pusat perbelanjaan tersebut.

Setelah berada di dalam Zemora segera memasuki toko pakaian, ia mulai memperhatikan setiap pakaian yang ada di hadapannya.

"Hm...kira-kira yang mana ya?" tanya Zemora pada diri sendiri.

Lelah melihat semua model baju yang menurutnya tidak menarik, ia pun melangkah lebih dalam untuk melihat-lihat.

"Hm, sepertinya ini cocok. Warnanya juga cukup menggoda," gumam Zemora kemudian mengangkat tinggi-tinggi mini dress yang berwarna merah ceri. Mini dress tanpa lengan serta panjangnya hanya satu jengkal dari atas lutut menjadi pilihannya.

Setelah menemukan pakaian yang cocok, Zemora segera melangkah menuju kasir untuk melakukan pembayaran. 

_ _ _ _ _ _                                            _ _ _ _ _ _ 

Langit malam yang di selimuti awan hitam tak menurunkan semangat Zemora, bahkan ia berpikir saat hujan turun adalah waktu yang sangat cocok untuk memulai malam panas, bersama dengan kliennya.

"Wow, cuaca yang sangat mendukung," gumam Zemora yang berjalan menuruni anak tangga.

"Kamu mau kemana Sayang?" tanya ayahnya.

"Mora mau keluar sebentar Ayah," jawab Zemora yang berjalan ke arah sang ayah.

"Tapi sebentar lagi mau hujan, apa tidak bisa di tunda?"

"Tidak Ayah, teman-temanku sudah menunggu. Aku pergi dulu, bye," Zemora melambaikan tangan tanda perpisahan pada ayahnya, sembari berjalan menuju mobilnya.

Setelah berada di dalam, Zemora pun melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi.

Tanpa menunggu waktu tempuh yang cukup lama, akhirnya Zemora pun sampai di Club tempatnya melakukan janji dengan kliennya.

Pemandangan yang pertama kali di lihat oleh Zemora saat melangkah memasuki Club adalah lautan manusia, baik yang sedang berada di lantai dansa, maupun yang sedang duduk bersantai menikmati minuman.

"Ck, ini orangnya dimana sih? Bukannya dia mengatakan akan menjemput ku jam tujuh malam. Padahal ini sudah hampir jam delapan," gerutu Zemora, kemudian mengeluarkan ponsel untuk menghubungi sahabatnya.

Namun, belum sempat Zemora menekan nomor telepon Sisca, tiba-tiba ia di kejutkan dengan sebuah sentuhan dari belakang tepat di pundaknya. Zemora sontak berbalik saat merasakan pundaknya di sentuh.

"Siapa ya?" tanya Zemora.

"Kamu Zemora kan?" bukannya menjawab orang tersebut malah melayangkan pertanyaan padanya.

"Iya, Anda siapa?"jawab Zemora sekaligus bertanya.

"Saya Damian Stevano," jawab Damian dengan tangan terulur.

Zemora yang melihat Damian mengulurkan tangan pun menyambutnya sebagai tanda perkenalan.

"Sudah siap?" tanya nya lagi, yang di balas dengan kedipan mata dari Zemora.

Damian segera mengulurkan tangannya pada Zemora,Zemora yang mengerti segera memberikan tangannya pada Damian.

Melihat respon dari Zemora, Damian pun langsung memberi kecupan manis tepat di punggung tangan Zemora. Kemudian membawa nya keluar dari Club.

Setelah berada di luar, Damian segera menuntun Zemora memasuki mobilnya, dan membawanya menuju salah satu hotel bintang lima.

"Can I call you Baby?" tanya Damian membuka pembicaraan.

"Up to you," jawab Zemora nyaris seperti desahan, yang membuat Damian tambah frustasi.

"Oh Baby, jangan sekarang aku sedang menyetir," aku Damian yang hanya di balas dengan tawa oleh Zemora.

"Apa kau sepayah itu, hm?" bisik Zemora tepat di telinga Damian. Kemudian Zemora meniup telinga Damian dengan perlahan, yang membuat sesuatu dalam diri Damian semakin bergejolak.

Tanpa bisa berfikir jernih lagi, Damian segera mempercepat laju mobilnya, agar mereka segera sampai di tempat tujuan. Sebab ia sudah tidak tahan dengan godaan dari Zemora.

Setelah tiba di tempat tujuan, Damian segera membawa Zemora menuju kamar yang telah di pesan sebelumnya.

Saat berada didalam kamar, Damian segera memeluk tubuh ramping Zemora dari belakang.

"Ayolah Baby, aku sudah tidak tahan," bisik Damian dengan suara serak.

Zemora yang mendengarnya segera melepaskan diri dari pelukan Damian, kemudian melangkah menuju tempat tidur.

"Berapa harga yang akan kau berikan padaku?" tanya Zemora yang kini telah duduk ditepi tempat tidur dengan menyilangkan kaki.

"Berapapun yang kau inginkan Sayang," ucap nya kemudian berjalan mendekati Zemora.

Zemora yang melihat Damian mendekat segera mengangkat salah satu kakinya, lalu menepelkan nya tepat didada bidang Damian. Kemudian, kedua tangannya ia gunakan untuk menahan tubuhnya.

"Satu hal yang harus kamu ketahui, aku tidak menerima harga rendahan, jadi jika kau ingin menikmati ku, persiapkan uangmu sebanyak mungkin. Karna aku bukan pe***ur murahan yang menerima harga rendah."

"Baiklah, lima ratus juta untukmu, puaskan aku malam ini," Kata Damian yang membuat Zemora tertawa.

"What! Lima ratus juta katamu? asal kau tahu, lima ratus juta hanyalah harga ciumanku," jawab Zemora yang tersenyum miring.

"Katakan saja berapapun hargamu, yang jelas puaskan aku malam ini." ucap Damian, kemudian segera menindih tubuh Zemora.

Untuk adegan selanjutnya, silahkan di bayangkan sendiri ya.

Zemora dan Damian benar-benar menciptakan malam yang begitu panas, bahkan malam yang begitu dingin tak dapat mereka rasakan.

Suara desahan serta erangan penuh kenikmatan dari mereka berdua, mengisi keheningan malam.

_ _ _                                                              _ _ _

Suara kicauan burung yang saling bersahutan membangunkan Zemora dari tidur nyenyak nya, saat Zemora membuka matanya, pemandangan yang pertama kali ia lihat adalah wajah Damian yang masih tertidur pulas.

"Astaga, rasanya badanku sudah remuk." ucap Zemora kemudian ia berbalik menatap jam yang berada di ponselnya, yang menunjukkan angka enam.

"Ternyata baru jam enam, sebaiknya aku lanjut tidur saja," gumam Zemora.

Namun, saat Zemora hendak memejamkan mata kembali, getaran dari ponselnya membuat ia menoleh. Diraihnya  benda pipih itu untuk mengetahui siapa yang telah mengganggunya sepagi ini.

"Ayah!" ucap Zemora saat melihat layar ponselnya. Ia segera menggeser tombol hijau untuk mengangkat panggilan.

"Halo, Ayah," sapa Zemora.

"Sayang, apa Kamu belum pulang?" tanya Reinhard.

"Ayah kenapa? apa Ayah baik-baik saja?" bukannya menjawab, Zemora malah balik melayangkan pertanyaan pada ayahnya.

"Ayah baik-baik saja Sayang, Ayah hanya kelelahan," jawab Reinhard. 

"Cepat pulang ya Sayang," sambungnya dengan nada memohon.

"Baiklah Ayah, Mora akan segera pulang," ucap Zemora, mematikan sambungan telepon.

Zemora segera menuruni tempat tidur, kemudian memungut pakaiannya yang berserakan di lantai, lalu berjalan memasuki kamar mandi untuk membersihkan  diri.

Setelah selesai, ia segera memakai pakaiannya, kemudian melangkah keluar. Saat Zemora keluar dari kamar mandi, ia disambut oleh tatapan penuh damba dari Damian.

"Rupanya kau sudah bangun Baby, kemarilah," ucap Damian yang menepuk pahanya.

Zemora yang menatapnya pun tersenyum miring.

"Apa kau mengharapkan kejadian semalam terulang?" tanya Zemora langsung pada intinya.

"Yes, Baby. Apalagi!" jawabnya antusias.

"Buang jauh-jauh harapan mu itu, sebab aku tidak akan menikmati klien ku dua kali dalam satu kali pertemuan, atau lebih tepatnya. Aku tidak mau memberikan tubuhku untuk dinikmati malam dan pagi nya, dengan orang yang sama. Jika kau menginginkan tubuhku kembali, datanglah minggu depan, tentunya dengan harga yang lebih tinggi dari hari ini. Maka akan ku pertimbangkan," papar Zemora. 

"Sekarang, berikan bayaran ku. Aku harus pergi, aku ada urusan lain," lanjutnya kemudian.

"Baiklah, ini!" ucap Damian mengalah, kemudian menyodorkan selembar Cek yang nilainya cukup fantastis.

"Thanks," balas Zemora yang meraih Cek tersebut, tak lupa ia memberikan kecupan tepat di b***r Damian sebagai tanda terima kasih.

"Aku pergi dulu, bye," ucap Zemora yang melambaikan tangan.

"Aku pastikan, aku akan memelukmu kembali Baby," teriak Damian, saat melihat tubuh Zemora sedikit lagi akan menghilang.

Zemora hanya mampu tertawa mendengar teriakan Damian.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status