Share

D8. Maid Istimewa

Author: Cheezyweeze
last update Last Updated: 2024-12-16 16:19:36

Malam itu Ara kembali tidak bisa tidur. Ara terus dibayangi oleh bayang-bayang si pemilik sorot mata tajam yang mengerikan. Ara dibuat dilema antara khawatir dan takut jika pertemuan hari itu akan membuat bencana serta boomerang bagi diri Ara.

Pagi harinya semua bekerja seperti biasanya, akan tetapi ada yang berbeda dari Ara. Ara tampak lesu dan kurang semangat. Ara tidak seceria seperti biasanya bahkan sering membuat kesalahan.

Saat Ara memasak, masakannya cenderung berasa asin. Sampai Ara kena tegur maid lainnya. Beruntung tidak ada maid senior di dapur pada saat itu. Jika ada salah satu maid senior atau asisten nyonya besar pasti Ara akan kena marah. Bisa jadi Ara akan dipecat.

"Ara, untuk hari ini lebih baik kau jangan memasak. Aku takut jika nanti masakannya tidak enak," saran dari Jean dan Ara pun menerima saran dari Jean. Ara memilih untuk bergeser. Ara mengakui jika dirinya tidak cukup fokus pada hari itu.

"Ara, tolong ambilkan talenan."

"Ini ...."

Ara menyodorkannya pada Jean. Jean hanya diam sambil menatap Ara. "Yang kau berikan ini centong sayur, Ara."

"Astaga!" Ara baru menyadarinya. Ara meminta maaf pada Jean dan seseorang mengambilkan talenan lalu diberikannya pada Jean agar pekerjaannya tidak terhambat.

Kemudian Ara meminta izin untuk ke kamar mandi karena Ara menyadari telah melakukan banyak kesalahan pada hari itu. Ara mencuci mukanya berkali-kali dan menatap pantulan bayangan dirinya di kaca. Ara kembali teringat sosok pria bermata tajam.

"Lama-lama aku bisa gila!" Ara menepuk pipinya sendiri beberapa kali.

Setelah selesai Ara kembali ke dapur. Saat itu terlihat Georgina masuk ke dalam dapur dan menatap para maid satu persatu. Ara merasa aneh saat melihat Georgina berada di dapur. Biasanya yang sering keluar masuk ke dapur itu adalah Albertina.

"Tuan Jacob meminta seluruh maid berkumpul di Aula besar."

Semua maid yang mendengarkan pengumuman itu hanya diam dan saling pandang. Dengan adanya pengumuman itu para maid berkumpul di aura besar. Para maid yang berjumlah ratusan berkumpul menjadi satu di aula. Baik itu maid pria dan juga maid wanita.

"Jean, kenapa kita semua disuruh berkumpul di aula?" Rasa penasaran Ara yang tinggi membuatnya bertanya pada Jean.

"Aku tidak tahu. Biasanya jika para maid disuruh berkumpul itu tandanya ada salah satu maid yang melakukan kesalahan atau bisa jadi untuk mengintrogasi para maid jika ada kasus pencurian," jelasnya.

Ara kembali teringat akan kejadian malam itu. Ara menghela napas panjang karena sepertinya Ara paham dengan penjelasan yang dimaksud oleh Jean. Ara paham mungkin saatnya dia harus mendapat hukuman.

Aula yang cukup besar terasa tidak bisa menampung ratusan maid. Terlebih lagi Ara yang kepanasan karena rasa takut. Keringat mulai mengucur mengalir melewati pipinya.

Tidak lama setelah itu masuklah pria tampan dan gagah yang Ara lihat kemarin malam. Pria itu masuk bersama dengan Georgina. Sesaat setelah dia menghentikan langkahnya dan berdiri dihadapan ribuan maid, pria itu membisikkan sesuatu di telinga Georgina.

"Perhatian semuanya. Untuk para maid pria dan para maid senior dimohon untuk meninggalkan aula!" ujar Georgina atas perintah dari Tuan Jacob.

Para maid pria dan maid senior meninggalkan aula satu persatu dan tersisa lah maid junior yang berjumlah 50 orang. Namun, Jean yang satu tahun bekerja di rumah itu merasakan ada yang aneh. Biasanya jika untuk urusan maid selalu dipegang oleh Nyonya Mandy.

"Ada yang aneh. Kenapa justru Tuan Jacob yang meminta para maid untuk berkumpul?" gumam Jean.

Deg!

Jantung Ara seperti berhenti saat mendengarkan ucapan Jean. Ara mampu lagi untuk berbicara. Ara hanya bisa menunduk pasrah dan dia merasa akan ada firasat buruk yang akan terjadi pada dirinya. Ara sadar diri atas kesalahan besar yang dia buat semalam.

Setelah kepergian maid pria dan maid senior, para maid junior berbaris rapi dan tetap diam di posisi semula.

Sorot mata tajam yang dimiliki oleh Tuan Jacob langsung menyapu dan memecahkan pandangannya, akan tetapi Tuan Jacob dibuat bingung. Dia belum menemukan maid yang dia cari.

"Tuan, ada lagi yang perlu di umumkan?" 

"Ssssttttt!"

Georgina seketika langsung kicep. Dia mulai bingung dengan Tuan Jacob yang hampir tidak pernah mengurusi para maid dan hari itu adalah kali pertama Tuan Jacob memberi perintah. Padahal sebelumnya Jacob sangat cuek.

Tuan Jacob terus menyapukan pandangannya dan melihat maid satu persatu dan hal itu terus diulanginya, dia pun tidak menemukan apa yang dia cari.

"Ehem!" Deheman suara Tuan Jacob menggelegar. "Mohon untuk semuanya lihat ke arah saya!" perintah Tuan Jacob.

Panas dingin seketika Ara rasakan, degup jantung Ara mulai berdetak kencang. Tubuhnya mulai gemetaran dan Ara memaksakan diri mengangkat kepalanya untuk melihat ke depan. Bertepatan dengan Ara mengangkat kepalanya dan menatap Tuan Jacob. Di waktu itulah kedua mata Tuan Jacob dan Ara kembali bertemu.

Akhirnya Tuan Jacob telah menemukan apa yang dia cari. Tuan Jacob pun tersenyum smirk.

"Akhirnya aku menemukanmu!"

Tanpa ragu Tuan Jacob melangkah maju mendekati Ara. Hal itu membuat gadis cantik itu semakin ketakutan. Pria tampan itu berjalan semakin mendekat. Degup jantung Ara kian tidak menentu. Di waktu yang bersamaan Nyonya Mandy yang sudah bangun dan wanita itu merasa heran melihat Jacob berdiri di antara para maid.

"Ada apa ini?"

Jacob menghentikan langkahnya di depan Ara. Menatap gadis yang ada di depannya, akan tetapi Ara enggan menatap Jacob. Justru Ara semakin menundukkan kepalanya, dia terbayang-bayang sorot mata tajam itu. Seperti keinginan Jacob, pria itu menarik tangan Ara dan membawanya maju ke depan. Mandy dibuat terkejut dengan tingkah suaminya yang tidak seperti biasanya. Mandy sama sekali tidak pernah melihat Jacob berbuat seperti itu.

"Ada apa ini, sayang?" tanya Mandy kembali pada Jacob.

"Kurasa dia sangat cocok menjadi pengasuh Albert," kata Jacob dengan tegas.

Mandy merasa aneh. Hal itu sangat langka dan tidak pernah dilakukan oleh seorang Jacob. "Apa? Pengasuh Albert? Tapi kita sudah punya beberapa pengasuh."

"Pecat semua pengasuh Albert. Yang aku inginkan hanya dia yang jadi pengasuh Albert. Masih ada yang ingin protes?"

Nada yakin Jacob membuat Mandy semakin merasa keanehan, akan tetapi Jacob tetaplah tuan besar yang berkuasa di istana itu. Tidak ada yang berani membantah atau menentang perintah dari Tuan besar Jacob.

Dengan terjadinya hal itu membuat Ara merasa sangat lega. Dia sempat berpikir jika Tuan Jacob akan menghukumnya atau bahkan memecat Ara karena kelancangannya semalam, tapi justru Tuan Jacob malah merahasiakannya. Namun, kini Ara justru khawatir dengan pekerjaan barunya sebagai pengasuh, karena Ara tidak punya keahlian dalam mengasuh anak.

Apakah dia bisa?

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Maid Istimewa Tuan Arrogant   D111. Bangun dari Koma

    Akhir hidup yang mengenaskan. Wanita paruh baya itu jatuh menggelinding di jurang dan Jacob pun melaporkannya sebagai kecelakaan. Tak butuh menunggu lama di tempat kejadian, Jacob pun menyuruh TJ untuk segera pergi dari sana."Tuan, bagaimana dengan dokumen ini?" tanyanya sebelum pergi dari sana. Jacob melihat dokumen palsu itu berceceran di jalanan. "Bukankah dokumen itu ada nama anda? Jika semua dokumen itu tidak dibawa, maka anda bisa jadi tersangka utama," jelasnya.Jacob menarik napas panjang. "Tenang saja. Itu dokumen palsu. Tidak ada namaku di sana. Hanya ada nama Mandy," jelasnya.Setelah itu mobil pun bergegas pergi dari sana. Sebelum kembali ke rumah sakit, Jacob meminta TJ untuk tidak memakai mobil itu dalam jangka lama, karena pastinya polisi akan mengusut tuntas kasus kematian wanita tua itu.Satu persatu orang yang ada di belakang Nyonya Merry ditangkap termasuk Joey. Namun, tidak dengan TJ yang memang dia memakai identitas palsu.***Satu masalah sudah selesai. Tinggal

  • Maid Istimewa Tuan Arrogant   D110. Akhir Hidup Sang Mertua

    Memang tidak ada yang bisa disalahkan atas takdir yang terjadi, tapi peran utama-lah yang bisa disalahkan, karena dia tidak tegas dalam mengambil keputusan serta masih labil. Ara yang dari pertama sudah diberi nasihat oleh ibunya untuk tidak gegabah dengan seseorang, akan tetapi nasihat itu sirna saat Ara terperdaya oleh rayuan Jacob.Karma memang nyata. Entah itu datang lebih cepat atau lebih lambat, tapi itulah yang akan membuatmu merasa sangat berdosa pada diri sendiri."Semua memang salahku. Aku harus bagaimana jika bertemu dengan ibu?" ***Tawa keras membahana mengisi ruangan tersebut. Dia begitu sangat puas. Dia merasa jika hal itu begitu sangat gampang."Dasar wanita serakah. Begitu mudahnya kau masuk dalam perangkapku. Baiklah, aku harus bermain manis demi kelancaran kerjasama ini."Wanita paruh baya itu telah mengambil keputusan. Justru di sinilah semua orang berupaya berakting untuk saling menjebak. Semua orang sibuk mencari satu orang dan satu orang itu mendadak menjadi se

  • Maid Istimewa Tuan Arrogant   D109. Bayangan Masa Lalu

    Keadaan Ara begitu sangat mengenaskan. Perceraian yang dia alami membuatnya begitu sangat down. Semua memang salah dirinya sendiri hingga dia teringat bagaimana dulu dia bisa bertemu dengan Jacob.Flashback on.Ada pertemuan pasti akan ada perpisahan dan itu sudah pasti. Ara sangat sedih akan hal itu, tapi dia pun tidak mungkin berlama-lama tinggal di rumah Barnes. Namun, justru Barnes terlihat sedih. Laki-laki itu berpikiran jika dia tidak akan pernah bertemu dengan Ara lagi. Ara malah meledek Barnes hingga mereka berdua tertawa bersama.Ara benar-benar merasa terbantu, bahkan dia bisa melupakan kejadian yang telah menimpanya. Terlebih lagi dia bisa melupakan Ryan.Saat tiba di sebuah rumah yang elegan, Barnes berhenti. Barnes mengangkat kepalanya dan menatap rumah tersebut. Masih terlihat sepi, tapi di dalam sana pasti sudah disibukan dengan segala aktivitas."Apa kita sudah sampai?" kata Ara."Belum," balas Barnes."Lalu kenapa kita berhenti? Aku pikir kita sudah sampai tempat tuj

  • Maid Istimewa Tuan Arrogant   D108. Musuh Dalam Selimut

    Mencari musuh memang sangat mudah dibandingkan mencari Damai. Banyak orang yang tidak sadar dengan kesalahan-kesalahan atau perlakuan buruk yang dilakukan oleh dirinya sendiri. Apalagi musuh dalam selimut.Seperti halnya Joey yang memang selalu bermain sangat manis di depan Nyonya Merry, dia yang dulu begitu patuh dan nurut sekarang justru berbelot mengkhianati sang tuannya.Kini kembali Joey akan memainkan aktingnya. "Kau ingin membunuhnya?""Ya, benar. Aku ingin membunuhnya,""Begitu bencinya kau dengannya?" "Kau tidak perlu banyak bicara! Aku tidak suka dengan orang yang hanya omong kosong saja!""Aku tidak pernah bicara seperti itu. Bicara ku sesuatu fakta. Jika kau ingin bertemu dengannya, aku bisa mengatur jadwalnya," jelas Joey.Orang itu mengerutkan kedua alisnya seperti meragukan perkataan Joey. Kedua matanya tampak menatap Joey dari ujung rambut ke ujung kaki. "Meragukan!""Kenapa? Kau tidak mempercay

  • Maid Istimewa Tuan Arrogant   D107. Musuh Bermunculan

    Wajah wanita paruh baya itu terlihat pucat. Dia berusaha menjauhi dari sana. Dari tempat arah pintu kayu tersebut tampak debu halus berjatuhan seperti di atas sana ada orang yang berjalan.Memang di atas sana ada dua orang yang sedang berjalan mondar-mandir seperti sedang mencari seseorang dan itupun terdengar dari bawah sana."Bagaimana? Ada?" "Tidak ada!""Tapi di sini ada jejak kaki. Mungkin dia pernah datang kemari, tapi setelah itu dia pergi,""Kita pergi dari sini. Kita bisa cari ke tempat lainnya."Setelah beberapa menit. Suasana kembali hening. Nyonya Merry dengan susah payah menenangkan kegalauan hatinya. "Siapa mereka? Apakah mereka anak buah Jacob? Ah——tidak mungkin. Anak buah Jacob tidak tahu tempat ini atau———" Nyonya Merry menggantungkan kalimatnya. Dia tidak percaya jika anak buahnya berkhianat. "Yang mengetahui tempat ini hanyalah dia, tapi dia pun tidak tahu jika di sini ada ruang rahasia."Nyonya Merry bangun dan melangkah pelan ke sebuah sofa. Rasa mabuknya mendad

  • Maid Istimewa Tuan Arrogant   D106. Antara Hidup dan Mati

    Jacob dibuat terkejut dengan suara itu. Dia panik dan berlari keluar. Saat hendak membuka pintu, pintu itu sudah terbuka duluan dan para dokter masuk ke dalam."Dok, putraku kenapa?" tanya Jacob khawatir."Lebih baik Tuan Jacob menunggu di luar saja. Kami akan memeriksa pasien." Sang dokter meminta Jacob untuk keluar, tapi Jacob kekeh ingin tetap di sana. Terjadilah keributan di ruangan itu yang memancing Jaden untuk bergerak mendekati. Bocah tampan itu melangkah masuk melewati keributan antara dokter dengan ayahnya. Dia melangkah sambil memperhatikan ketika orang yang tengah sibuk menarik satu dengan yang lainnya. Ada beberapa perawat yang berdiri di samping kanan dan kiri sisi Harry serta seorang dokter yang menekan-nekan dadanya. Jaden melihat semua aktivitas mereka tanpa berkedip sedikit pun.Jaden terus melangkah mendekati ranjang yang di mana di sana tergeletak tubuh lemas dan dalam keadaan kritis. Tidak ada yang menghalangi Jaden untuk menuju ke arah sana. Dia terus melangkah

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status