Home / Romansa / Mas Duda Pencuri Hati / Bab 12. Kesalahpahaman

Share

Bab 12. Kesalahpahaman

last update Last Updated: 2024-09-15 12:06:43

Semakin hari interaksi Langit dan Senja semakin sering mereka lakukan. Jika waktu luang, Langit sering menyempatkan diri untuk mengobrol dengan Pak Andika. Dan setelahnya, laki-laki itu selalu menyempatkan berbincang juga dengan Senja pula. Senja pun sudah merasa, jika Langit sudah benar-benar menjadi sahabatnya. Karena semakin hari, Langit semakin terbuka untuk sekedar ngobrol masalah pribadi kepada Senja.

"Tumben nggak nemuin pacar kamu, Dek?" Tanya Bintang, kakak satu-satunya Senja.

Senja menggeser tubuhnya saat sang Kakak kini ikut duduk di sampingnya.

"Maksud Abang Mas Langit?"

"Iya siapa lagi kalau bukan dia," ucap Bintang seraya mengambil cemilan yang ada ditangan Senja.

"Mas Langit lagi bahas sesuatu yang penting sama Ayah. Jadi Adek nggak mau ganggu obrolan mereka. Lagian Adek 'kan sudah bilang sama Abang...Adek itu nggak pacaran sama Mas Langit."

"Yakin? Kok Abang nggak percaya kalian nggak pacaran. Secara, Mas Langit sering banget datang ke rumah kita. kalau nggak pacaran, apa mungkin Mas Langit PDKT sama kamu, Dek?"

"Ngaco! Nggak lah Bang. Mas Langit itu terlalu dewasa buat Adek."

"Tapi, dia 'kan ganteng Dek. Emang nggak tertarik?"

"Adek itu gadis normal Abang, masa nggak tertarik sama modelan Mas Langit. Udah mah ganteng, tinggi, berwibawa dan juga mapan. Tapi Adek takut Bang, Mas Langit 'kan sudah dewasa, duda pula. Gimana kalau nanti Mas Langit malah ngajakin nikah. Adek belum siap kalau itu terjadi."

"Iya sih, Abang juga nggak mau kamu nikah Muda."

"Kenapa? Takut dilangkahin sama Adek ya Bang?"

"Ya nggak lah. Kalau kamu ditakdirkan menikah terlebih dahulu, Abang mah ikut bahagia. Tapi kalau kamu nikah muda, takutnya kamu belum siap menghadapi permasalahan rumah tangga. Bukannya bahagia, malah justru sengsara. Itu yang Abang takutkan Dek," tutur Bintang.

"Masya Allah Abang, Adek makin sayang deh sama Abang. Ternyata Abang sampai mikir sejauh itu. Tapi tenang aja Bang, Adek nggak akan nikah muda. Soalnya, masih banyak cita-cita dan harapan yang ingin Adek capai. Salah satunya, membuat Ayah, Bunda juga Abang bangga sama Adek."

Karena menggemaskan, Bintang mengusap kepala adik kesayangannya dengan lembut. Gadis yang berbeda usianya 8 tahun, membuat Bintang begitu mencintai dan menyayangi adiknya itu.

**********

Langit merasa sangat lelah hari ini. Bagaimana tidak, seharian jadwal ngajarnya begitu padat, sehingga laki-laki itu ingin segera merebahkan tubuhnya. Apalagi semalam, Langit tidak bisa memejamkan matanya karena banyak tugas yang harus dia kerjakan.

Laki-laki itupun membuka kancing kemejanya untuk menggantinya dengan t-shirt agar lebih nyaman. Di simpannya kemeja tadi di tempat pakaian kotor. Kemudian dengan bertelanjang dada Langit membuka pintu kamarnya untuk mengganti pakaiannya dengan yang lebih nyaman.

Namun alangkah terkejutnya Langit, saat menemukan seorang gadis sedang tertidur nyenyak di tempat pribadinya itu.

"Astaghfirullah, kamu kenapa ada di kamar saya, Senja!"

Langit sangat terkejut saat tiba-tiba melihat seorang gadis berada di kamarnya. Bahkan Senja dengan santainya tersenyum dengan muka bantal yang begitu jelas terlihat oleh Langit, jika gadis itu tidur di kasurnya dengan sangat nyaman.

"Sebentar, Mas nyawa aku belum pada kumpul semua," ucap Senja seraya bangkit dan kemudian duduk di sisi kasur empuk milik Langit.

Namun belum sempat Senja menjelaskan kenapa dia ada di kamar Langit, Pak Rt, alias Ayah Dika sudah masuk dan melihat kedua insan itu berada di kamar milik Langit.

"Kalian sedang apa, Hah!!!"

Suara bariton Ayah Dika membuat bulu kuduk Senja merinding. Bahkan mata yang sejak tadi terasa berat, kini terbuka sempurna.

Sungguh, sepanjang hidup belum pernah melihat sang ayah semarah ini. Gadis itu refleks berdiri dan menatap Langit dengan raut wajah ketakutan.

"Saya bisa jelaskan Pak. Ini salah paham, saya juga tidak tahu, kenapa tiba-tiba, Senja ada di kamar saya."

"Apa saya percaya? Tidak! Anak saya berada di kamar anda dengan kondisi berantakan seperti ini. Lalu, apa ini? Anda berada satu kamar dengan anak saya tanpa memakai baju. apa yang sudah anda lakukan terhadap anak saya?"

"Saya berani bersumpah Pak, saya tidak melakukan apapun terhadap anak Bapak. Saya benar-benar tidak tahu, ketika saya pulang ngajar, tiba-tiba Senja sudah ada di kamar saya," jelas Langit. "Kamu bicara dong, Senja. Jelaskan semua kepada pak Dika!"

Senja menelan salivanya. Dia bingung harus menjelaskan dari mana. Karena apa yang terjadi saat ini, adalah kesalahannya.

Akhirnya, Ayah Dika memutuskan membawa kedua insan itu ke rumahnya, selain itu untuk kenyamanan mereka berdua, juga untuk menghindari kecurigaan warga yang lain.

"Lebih baik, jelaskan semuanya di rumah saya!" Geram Pak Dika.

Ayah Dika mengetahui keberadaan Senja dari GPS ponsel milik anak gadisnya itu. Ya, tanpa sepengetahuan Senja, Ayah Dika melakukan semuanya untuk mengontrol keberadaan anaknya. Bukannya tidak percaya terhadap anaknya sendiri, karena sang Ayah yakin anaknya tidak pernah macam-macam, namun semua itu beliau lakukan, semata-mata untuk memantau sang anak selama di luar rumah.

Dan hari ini terbukti, ketika sang anak pergi begitu lama, sang ayah bisa mengetahui keberadaan Senja dari alat canggih itu. Pak Dika sempat curiga, karena Senja berada di rumah tetangganya yang notabene tinggal seorang diri.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Mas Duda Pencuri Hati   Bab 12. Kesalahpahaman

    Semakin hari interaksi Langit dan Senja semakin sering mereka lakukan. Jika waktu luang, Langit sering menyempatkan diri untuk mengobrol dengan Pak Andika. Dan setelahnya, laki-laki itu selalu menyempatkan berbincang juga dengan Senja pula. Senja pun sudah merasa, jika Langit sudah benar-benar menjadi sahabatnya. Karena semakin hari, Langit semakin terbuka untuk sekedar ngobrol masalah pribadi kepada Senja. "Tumben nggak nemuin pacar kamu, Dek?" Tanya Bintang, kakak satu-satunya Senja. Senja menggeser tubuhnya saat sang Kakak kini ikut duduk di sampingnya. "Maksud Abang Mas Langit?" "Iya siapa lagi kalau bukan dia," ucap Bintang seraya mengambil cemilan yang ada ditangan Senja. "Mas Langit lagi bahas sesuatu yang penting sama Ayah. Jadi Adek nggak mau ganggu obrolan mereka. Lagian Adek 'kan sudah bilang sama Abang...Adek itu nggak pacaran sama Mas Langit." "Yakin? Kok Abang nggak percaya kalian nggak pacaran. Secara, Mas Langit sering banget datang ke rumah kita. kalau nggak pac

  • Mas Duda Pencuri Hati   Bab 11. Kesan Yang Baik.

    Flashback."Mas Langit?""Assalamualaikum, Pak Dika-nya ada?""Walaikumsalam. Mas Langit mau ketemu Ayah?" Tanya Senja seolah tidak mendengar apa yang menjadi alasan tetangganya itu datang ke rumahnya. Langit menganggukkan kepalanya. Laki-laki itu tidak berniat menjawab pertanyaan gadis yang ada dihadapannya itu, karena tadi sudah sangat jelas jika dia ingin bertemu dengan ketua Rt di kompleks perumahan tempat tinggalnya."Maaf Mas, sejak tadi pagi, Ayah sudah berangkat ke kantor. Bagaimana kalau nanti sore atau malam saja, Mas Langit datang lagi kemari," usul Senja."Baiklah kalau begitu. Ngomong-ngomong kamu sudah rapi pagi-pagi begini, mau kemana?" Tanya Langit agak heran, karena belum pernah lihat Senja berpakaian formal seperti saat ini."Oh, saya mau kuliah Mas. Kenapa?""Kalau begitu Kebetulan saya juga mau ngajar pagi ini. Mau sekalian saya antar kamu kuliah?.""Beneran Mas? Mau...mau, Alhamdulillah," ucap Senja senang. "Tapi ngerepotin nggak?""Nggak lah, saya yang ngajak ka

  • Mas Duda Pencuri Hati   Bab 10. Akhir Kisah

    "RASYA…!!!"Langit terbangun dari tidurnya dengan nafas memburu. Mimpi yang baru saja dialaminya membuatnya frustasi. Kenapa Rasya kembali hadir di mimpinya? Argh…Langit sangat kesal saat ini, karena harus mengingat kembali wanita yang masih ada di hatinya sampai saat ini.Namun, Langit sadar saat dia melihat Senja sedang berdiri mematung dengan air mata yang mengalir di pipinya. Ini pasti karena dirinya yang tanpa sengaja menyebut nama Rasya di saat gadis itu percaya, jika Langit akan berusaha membuka hatinya.Refleks, Langit menghampiri Senja dan langsung memeluk tubuh mungil istrinya itu. Ini semua diluar kendalinya, dan dia pun menyesal. Ini pertama kalinya, laki-laki itu memeluk sang istri, setelah enam bulan lebih menjalani pernikahannya."Maaf, maafkan saya, Senja," ucap Langit sambil mempererat pelukannya.Bukannya menghentikan tangisannya, Senja justru semakin terisak. Sungguh, senja merasakan sakit di bagian dadanya, saat sang suami menyebut wanita lain dihadapannya."Makany

  • Mas Duda Pencuri Hati   Bab 9. Liburan

    Flash on."Kamu serius? Beneran kita mau liburan ke Pantai, Mas?" Tanya Senja sambil berusaha menahan rasa sakit di tenggorokannya karena tersedak.Senja sempat tersedak saat sang suami mengatakan kepadanya, jika besok laki-laki itu akan mengajaknya berlibur ke Pantai. Tentu saja, Senja menghiraukan rasa sakit di tenggorokannya berganti rasa bahagia yang tiada tara. Bagaimana bisa suami secuek Langit bisa membuat hatinya membuncah bahagia. Ah, kalau begini caranya, dia tidak akan bisa menghilangkan rasa cintanya kepada Langit."Tadi siang, Pak Rektor ngasih liburan gratis ke saya untuk tiga hari, hadiah pernikahan kita katanya. Tadinya saya mau nolak, tapi nggak enak.""Ish, ngapain di tolak, Ini tuh rezeki, Mas. Lagian, Pak Rektor udah baik sama kita. Jangan bikin beliau kecewa," kata Senja. "Ngomong-ngomong, kenapa pengen nolak hadiah dari Pak Rektor? Kamu takut khilaf saat kita berada di sana?"Wajah Langit tiba-tiba merona. "Bener 'kan Mas? Kamu takut kalau kamu tiba-tiba menyent

  • Mas Duda Pencuri Hati   Bab 8. Terima Kasih

    "Sekali lagi, terima kasih ya, Nak Langit, sudah menolong anak saya," ucap Ayah Dika."Sama-sama Pak. Saya tadi kebetulan lewat, dan melihat anak Bapak tergeletak di pinggir jalan.""Saya tidak tahu, bagaimana caranya kami membalas semua kebaikan Nak Langit. Maaf sudah merepotkan.""Jangan bilang seperti itu Bu. Bapak dan Ibu juga sering membantu saya. Kalau begitu, saya pamit pulang dulu ya. Semoga, Senja cepat sembuh.""Aamiin ya Rabbal'alamiin. Sekali lagi terima kasih ya Nak Langit."Langit tersenyum," Assalamualaikum""Wa'alaikum salam."*****Keesokkan harinya, Senja sudah merasa lebih baik. Namun memang dia masih belum bisa beraktivitas seperti biasanya. Hari ini pun terpaksa dia harus izin kuliah karena tubuhnya masih terasa sakit."Bunda lagi ngapain?" Tanya Senja saat melihat sang Bunda sibuk membuat kue."Kamu kenapa kesini, sayang? Kamu 'kan belum pulih.""Justru badan Senja makin sakit kalau tiduran terus, Bunda," ucap Senja sambil duduk di kursi meja makan. "Bunda belum

  • Mas Duda Pencuri Hati   Bab 7. Pertemuan tak Terduga

    Flashback."Ayah, tamu tadi siapa? Kok, Senja baru lihat ya?" Tanya Senja saat mereka menikmati makan siang bersama."Oh itu, namanya Langit. Dia tetangga baru kita yang membeli rumah Pak Agus, di blok C5. Kenapa? Tumben kepo?"Senja pura-pura santai, padahal dalam hati dia begitu senang karena ternyata laki-laki tampan itu adalah tetangga barunya. Bahkan hanya terhalang satu rumah saja dengan rumah milik ayahnya itu."Habisnya, tamu ayah ganteng sih, makanya Senja kepo." "Ganteng? Bukanya kamu bilang cowok paling ganteng sedunia itu, Ayah?" Ucap Bunda Ayu seraya meletakkan air minum untuk Ayah Andika."Paling kalau ada maunya anak bungsu Bunda mah bilang begitu sama Ayah. Sekarang udah kegeser tuh sama tetangga baru kita," ucap ayah Dika pura-pura kesal.Yang sedang jadi bahan pembicaraan hanya tersenyum melihat tingkah sang ayah yang terlihat cemburu."Ish, kegantengan ayah mah nggak akan tertandingi. Tetap, Ayah adalah cowok paling ganteng sedunia raya. Nah tamu yang tadi, cowok t

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status