Share

32

Author: Ayu Sekti
last update Last Updated: 2025-07-16 17:24:11

Nggak apa-apa tadi habis makan sambal," ujar Aisyah dengan wajah salah tingkah karena melihat Bayu berbicara dengan Watik.

"Oh, kirain apa. Mau beli apa, Mbak?" tanya Watik dengan wajah sinis.

"Beli teh celupnya satu kotak," jawab Aisyah yang malu-malu melihat Bayu.

"Permis. Neng Aisyah tumben malam begini beli?"

Bayu tiba-tiba menyapa Aisyah.

"I—iya soalnya persediaan teh habis dan lagi ada tamu."

"Oke. Kalau begitu saya pulang," ujar Bayu sambil menatap sekilas ke arah Aisyah.

"Mas Bayu tunggu!"

Selesai membeli teh, tiba-tiba Aisyah memanggil Bayu.

Bayu pun terkejut dan menghadap ke arah Aisyah.

"Ada apa, Neng?" tanya Bayu penasaran.

"Ini ganti rugi untuk biaya pengobatan Mas Bayu. Kemarin kamu nyelamatin aku dari gangguan copet. Saya berhutang budi. Diterima, ya?"

Aisyah memberikan beberapa uang lembaran merah pada Bayu. Ia merasa senang jika Bayu menerima uang tersebut.

"Tidak perlu! Uangnya buat kebutuhan kamu saja. Saya hanya tidak mau kamu dijahaitin orang. Lain kali
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Mas Duda Yang Dihina   41

    Siang itu Bayu bingung. Tamunya ada dua kubu. Kubu pertama datang dari keluarganya Pak Riyan yang turun dari mobil bersama anak gadisnya berusia sekitar dua puluh tahunan. Cantik, tomboy dan cuek. Kubu ke dua datang dari tetangganya sendiri yang bernama Aisyah. "Ayah, tamunya banyak. Ada Ustadzah Aisyah dan ada mereka. Sepertinya Nilam pernah lihat," ujar Nilam yang ikut bingung dengan kejadian tersebut. "Maaf, saya cuma sebentar. Hanya ingin memberikan ini!" ujar Aisyah dengan gugup. "Oh, iya terima kasih, Neng. Nggak bertemu Nilam dulu?" tanya Bayu dengan basa-basi. "Tidak, saya permisi!" Aisyah cepat-cepat pulang karena di rumah Bayu ada tamu. Bayu pun tidak sempat membuka kantong kresek yang diberikan Aisyah. Ia fokus melayani tamunya sambil membawa kantong kresek tersebut. "Pak Riyan, Neng Nisa, mari silakan masuk," ujar Bayu sambil mempersilakan tamunya untuk masuk ke ruang tamu. Kedua tamunya langsung ke ruang tamu sambil memandang ke rumah Bayu yang dilihat dari luar

  • Mas Duda Yang Dihina   40

    Cahaya surya mulai meredup berwarna orange. Hawa pinggiran kota yang panas berubah dingin. Polusi dari asap-asap pabrik yang sudah mengisi daerah tersebut memudar karena hawa sedikit sejuk. Namun, tidak sesejuk Bayu yang sedang ditimpa musibah. Bayu mengalami bahaya sedang diserang Suherman dan dua anak Suherman. Ia berusaha menangkis, mengeluarkan seluruh gaya silatnya yang ia pelajari saat sekolah dulu. "Rasakan ini!" "Awa, sakit!" Suherman rubuh ke aspal. Dua anak buah Suherman langsung menyerah Bayu ketika bosnya tersebut kewalahan. Satu lawan dua orang. Bayu tidak menyerah. Ia teringat dengan nasihat guru silatnya dulu. Barengi usahamu dengan doa. Pria itu berdoa agar dimenangkan dalam pertarungan membela diri tersebut. Tidak lama, tumbangkan kedua pria yang bergelar preman tersebut. Suherman berdiri. Mengusap hidungnya yang mimisan dan memberi kode pada kedua anak buahnya untuk berlari. Usahanya menghancurkan Bayu gagal. Ia lari tunggang langgang dan mencari motornya.

  • Mas Duda Yang Dihina   39

    Mentari tepat di ubun-ubun. Di rumah Bayu kedatangan tamu tidak lain adalah kakaknya Aisyah, Fathur. Beliau ingin menyatakan sesuatu. Fathur menarik napas dalam-dalam agar tidak grogi. "Mas Bayu, sebenarnya adik saya itu diam-diam menyukai sampean. Kemarin, dia mengakui dan curhat sama aku. Malahan sukanya sejak SMP. Bagaimana menurut Mas Bayu. Bayu terkejut. Detak jantungnya berpacu dengan cepat. Sesuatu yang membuatnya bergetar hatinya. Ia diam tak mampu berkata-kata. Namun, beberapa menit kemudian, ia menjawab. "Saya terkejut Mas. Serasa ini tidak mungkin, Neng Aisyah menyukai saya. Saya itu duda yang sudah punya anak. Menurut saya ya, maksudnya bagaimana ini?" Bayu masih bingung dengan tujuan Fathur ke sini. Apakah hanya sekedar memberi tahu tentang perasaan Aisyah, atau ada hal lain yang ingin disampaikan. Fathur terkekeh sambil menikmati camilan yang disediakan oleh Bayu. "Jangan bingung, Bay. Kalau mau, menikahlah dengan adikku. Siapa tahu jodoh. Kalau berminat, hubungi s

  • Mas Duda Yang Dihina   38

    "Dia bukan istri saya! Saya itu sudah bercerai,* ujar Bayu dengan jujur. Tukang bangunan tersebut tidak tahu jika Bayu duda. Tahunya Bayu sudah menikah dan punya anak. "Maaf, Mas. Kirain dia istrinya. Buat saya boleh?" tanya tukang bangunan itu yang ternyata masih muda. Selalu melirik ke arah Nurma. "Tanya saja sendiri sama orangnya. Saya tidak mau menjodohkan. Takutnya salah. Sudah ya, dari tadi menyindir terus. Nur, nih ada yang mau kenalan denganmu," ujar Bayu sambil menunjuk ke arah temannya. "Saya nggak suka sama Mas tukang. Sukanya sama Mas Bayu," ungkap Nurma pada Bayu. "Jangan begitu. Saya masih punya fokus pada Nilam. Belum bisa bicara soal cinta," jawab Bayu dengan tegas. "Cie, ada yang lagi cinlok ini. Gas pol Mas Bayu. Jangan dibuang, sayang," sahut Pak Tukang yang sedang beristirahat di teras sambil meminum kopi dan makan jajanan pasar buatan Bayu. "Ada-ada kalian ini. Disambut yuk makanannya!" "Siap! Mas Bayu, saya salut dengan model sangkar burungnya. Kapan-kapan

  • Mas Duda Yang Dihina   37

    Bapak masih tidak percaya dengan ucapan saya?" tanya Bayu di pagi itu. "Iya. Saya lebih percaya dengan Olla," jawab Pak Wira yang masih berdiri dengan tatapan tajam. Tidak lama, Bayu mengambil ponsel di sakunya. Ia menyodorkan konten video pada Pak Wira. Beliau lalu melihat video tersebut sampai habis. "Ini anak Anda, bukan. Apa ini terlihat editan??" Bayu memberikan bukti nyata kepada Pak Wira. Pak Wira pun terdiam dan melongo. "Apa? Kecil-kecil sudah pandai berbohong. Malu maluin saja. Kemudian Pak Wira tidak meminta maaf dan langsung pergi saja dari rumah Bayu. "Tunggu!" Bayu menghentikan langkah Wira. "Ada apa? Mau ganti rugi? Atau dilaporkan pihak kepolisian?" tanya Bayu terkekeh. Bukan, tolong Nilam diberi ketegasan agar tidak semena-mena menghina orang lain. Itu saja," kata Bayu sambil berdiri dengan ketenangan. "Kamu tidak perlu mencampuri urusan saya. Jangan sok sempurna," jawab Pak Wira yang masih tidak menerima nasihat dari Bayu. Bayu mengangg

  • Mas Duda Yang Dihina   36

    Cahaya orange diufuk barat perlahan-lahan sirna. Berganti dengan sandikala bercampur awan pekat hingga tercipta cakrawala yang mempesona. Di rumah kuno, Bayu sedang melaksanakan acara ulang tahun anaknya yang sudah berusia 7 tahun. Bayu ingin Nilam bahagia dimasa kecilnya dan tidak kurang kasih sayang. Di tengah-tengaj acara, kebetulan Bayu sedang menangkap aura sedih yang dipancarkan oleh Ustadzah Aisyah. Ia ingin mendekat, tapi takut menjadi bahan gunjingan. Sehingga niatnya ia urungkan. Ia fokus menjadi moderator dalam acara tersebut. Ia mengawali acara ulang tahun Nilam dengan pembacaan doa hingga serangakaian acara. Mulai dari potong kue, pecah balon yang berisi dorprise dan diakhiri dengan penutup dan talkshow Acara talk show sangat meriah karena Nilam dan teman-temannya tampil dipanggung yang sengaja dibuat Bayu. Mereka menampilkan kemampuann yang dimiliki masing-masing anak. Ada yang menyanyi, mengaji maupun membacakan puisi dll. Denting jam menunjukkan waktu

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status