Share

2. Gean Kundang

"REVII! GEAN! CEPAT KESINI!" teriakku lagi tiga kali lebih keras ke arah anak tangga. Aku terbatuk. Apa aku harus ke atas dan menendang pintu kamar pria itu? Benar-benar anak durhaka. Aku berharap Tante Riana mendoakan anaknya menjadi Gean Kundang! Rasa-rasanya aku ingin menangis.

"Gean itu panggilan kesayangan untuk Revi, yah, Ra?" 

"Eh?" 

 Aku berkedip dua kali. Air wajah kesakitan tadi berganti dengan tatapan polos Tante Riana yang menunggu. Aku tak yakin apa wajahku masih terlihat imut saat ini. Namun aku bersyukur Tante Riana sudah sadar. 

"Bukan, Tan. Tante udah nggak papa? Tante udah ngerasa baikan? Oh atau Tante mau aku pijitin?" Tangan Tante Riana yang memiliki sedikit kerutan kupijat sedemikian rupa. Menuntun Tante Riana duduk di sofa. Ada guratan lelah yang tertangkap di wajahnya.

Wanita yang sudah memasuki kepala empat itu menghela napas berat dan mencari posisi nyaman menyandarkan kepalanya di bahuku. Rasa bersalah mendekapku karena sengaja mengalihkan pertanyaan Tante Riana tadi.

 "Tante nggak apa-apa, Ra. Tante sebenarnya pura-pura sakit doang, sih. Maaf dan makasih yah udah khawatir sama Tante." Aku tak menduga akting Tante Riana bagus juga. Tapi untuk motif apa? Hingga elusan di pipiku membuatku sejenak memejamkan mata. Aku jadi tak mempertanyakan akting Tante Riana. 

"Tante tuh cuma pengen Revi cepet nikah, tante udah kepengeen banget momong cucu. Denger suara mereka di rumah ini pasti seru banget, kan?" Suara Tante Riana terdengar sedu dan putus asa. Lagi-lagi menghela napas gusar. "Tapi anak itu nggak mau dengerin ucapan Tante. Dia sibuk aja sama pekerjaannya. Pagi kerja, siang kerja, malam kerja, pulang dari kerja juga lanjut kerja lagi. Tante sampe heran, kenapa dia bisa pacaran sama Rani coba, padahal dia kebanyakan kerja? Iya, 'kan?" Aku membalas senyuman kecil begitu ditatap heran Tante Riana. 

"Kak Revi dan Rani udah pacaran sejak SMA, Tante. Rani juga baik, Tan. Mungkin nggak ada salahnya kalo Tante mencoba untuk mengenal Rani secara lebih dan mulai menerimanya. Kalo kata pepatah, tak kenal maka kenalan dong." Aku tersenyum diikuti Tante Riana yang ikut tersenyum. 

Lagipula bukan sesuatu yang mustahil seorang Revigeano mendapatkan pasangan. Revi memiliki wajah yang tampan, aku mengakuinya. Sekali tebar senyum, para wanita bisa klepek-klepek dan terus menatap wajah tampannya hingga menabrak tiang listrik. Wajah eropa tulen dengan aksen Indonesianya yang lancar, hanya rambut hitam pria itu saja yang menyatakan ia memiliki darah Asia, mengikuti Ibunya.

"Tapi apa kamu baik-baik aja, Nak?

Aku yakin lipatan kecil di dahiku terlihat. Apa maksud Tante Riana? Aku bingung namun mengangguk kecil. "Aku baik-baik aja kok, Tan." 

Tatapan Tante Riana yang menyelidiki membuatku terkekeh kikuk. Baru saja beliau ingin membuka mulut, suara langkah dari anak tangga menarik atensi kami. 

Dari bawah Revi Geanno berjalan seraya mengancingkan lengan bajunya. Tak ada lagi baju kaos, kali ini pria itu mengenakan kemeja putih dengan dasi hitam yang memeluk tubuh berototnya. Rambut depan yang tertata rapi. Hidung mancung dengan tulang pipi yang tampak kontras dengan bibir merah muda miliknya. Apa pria itu memakai pelembab bibir? Aku curiga. Rambut-rambut tipis di dagu Revi membuat pria itu seratus kali lebih maskulin. Aku sampai tak sadar menahan napas begitu ia menatapku dengan tatapan elangnya.

"Mau ke mana kamu, Revi?" tanya Tante Riana. Tak ada lagi emosi di Pandangan beliau.

"Ke kantor, Ma. Maaf Revi ada urusan mendadak."

Aku bisa melihat sekilas raut wajah kecewa dari beliau. Benar, Revi terlalu gila kerja. Ialah penerus perusahaan Papanya yang sudah meninggal sejak lima tahun lalu. Namun, menghabiskan banyak waktu di rumah tanpa penghibur, tentu membuat Tante Riana kesepian . Revania–adik Revi yang selisih lima tahun dari pria itu mengenyam pendidikannya di Kanada, belum bisa menemani ibunya. 

"Ya udah Ge, sekalian kamu anterin Zafirah pulang, yah. Dia mau nemenin Ibunya ke toko elektronik sore ini."

Aku terdiam di tempat. Pandanganku sekali lagi bertemu dengan tatapan datar lelaki itu. 

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status