Share

Debat Terus!

Author: Stary Dream
last update Last Updated: 2025-11-21 06:13:53

"Bisa kamu ulangi ucapanmu tadi, nak?" Pinta Maryam dengan rasa tak percaya.

"Aku setuju untuk menikahi Andini." Sekali lagi Andra mengulangi ucapannya.

"Alhamdulillah.." teriak dua wanita paruh baya ini. Mereka sampai berpelukan dengan erat.

Andini langsung melirik Andra dengan tajam. Sepertinya otak Andra korslet karena sembarangan memutuskan sesuatu.

"Ma.. Ibu.." panggil Andini.

"Kita harus menyiapkan pernikahan mereka secepatnya, bu Lastri." Ucap Maryam menarik diri. Tampak sekali wajahnya begitu sumringah.

"Betul. Lebih cepat lebih baik." Sambung Lastri sama bahagianya.

"Tapi.. aku belum memutuskan.." potong Andini.

"Tidak perlu memutuskan apapun, Andini. Kamu tinggal terima jadi saja." Sela Lastri cepat.

"Hah?" Mata Andini jadi terbelalak. Padahal, Andini belum memutuskan apapun. Ia jadi berjalan ke tempat Andra yang sejak tadi berdiri. "Kita harus bicara."

"Nanti saja!"

Andra tak berani menatap mata yang tengah memandangnya itu. Takut terkena tusukan yang menyakitkan. Ibarat benda tajam, mata Andini itu seperti mata pisau.

Setelah dua wanita paruh baya ini mengobrol, barulah Andra bisa membawa lari Maryam dari kamar rawat Lastri. Dan saat itulah, Andini baru bisa membuka suaranya.

"Aku nggak mau menikah dengan Andra, ma."

"Tidak ada yang membutuhkan pendapatmu!"

"Ma.. tolong.." pinta Andini memelas.

"Apa kurangnya Andra itu, Din? Dia ganteng dan sayang sama ibunya." Andra juga kaya raya dan artis besar. Itulah yang membuat Lastri bersikeras menjodohkan anaknya.

"Aku sudah bilang alasannya waktu itu.."

"Mau cari yang sekufu? Astaga! Andra itu sama agamanya seperti kita! Kalau kamu merasa ada kekurangan padanya, kamu bisa menuntunnya. Jangan terlalu idealis, Din! Itulah yang membuatmu lambat dapat jodoh!" Ketus Lastri yang membuat Andini terdiam.

Sementara, Andra sendiri baru tersadar akan ucapannya tadi. Lihatlah wajah bahagia dari ibunya itu! Sejak tadi dia tak berhenti membicarakan perjodohan ini.

"Minggu depan kita atur waktu untuk ke rumah Andini. Kamu harus melamarnya." Ucap Maryam antusias.

"Minggu depan jadwalku full." Jawab Andra tersendat.

"Kamu ini! Sempet-sempetin pokoknya!"

"Emang ibu udah yakin keluar dari rumah sakit?"

"Malah ibu udah sembuh sekarang.." jawab Maryam berbinar. Gara-gara Andra menerima perjodohan ini, sakit maagnya jadi hilang.

Sementara, Andra ingin membenturkan kepalanya di dinding. Bodoh sekali, Andra! Hanya karena ingin menghentikan dua wanita itu menangis, Andra sembarangan main ambil keputusan saja.

Pusing karena Maryam yang malah sibuk mencari apa saja yang ingin disiapkan untuk pernikahan dirinya, Andra memutuskan untuk keluar dari kamar.

Ketika keluar dari kamar, Andra malah bersitatap dengan si mata tajam. Rupanya Andini juga baru keluar dari kamar rawat ibunya.

"Aku ingin bicara." Ucap Andra meninggalkan wanita itu begitu saja.

Andini mendengkus. "Tidak sopan!"

Walau menggerutu, Andini tetap mengikuti Andra dari belakang. Keduanya lalu berbicara tak jauh dari kamar rawat ibu mereka.

"Aku tadi..."

"Kelepasan bicara? Mengambil keputusan sembarangan?" Potong Andini.

"Eh, kamu ini!" Andra berdecak kesal.

"Aku benar, kan?" Tanya Andini.

"Kalau itu benar, bagaimana?" Tantang Andra.

"Maksudmu?" Tanya Andini dengan dahi mengernyit. "Kamu ingin benar-benar menikah denganku?"

"Kenapa? Kamu mau menolakku? Hey, gadis sombong! Memangnya siapa dirimu berani sekali menolakku!"

"Apa ada alasan untuk aku menerimamu?" Tantang Andini.

Semakin kesal, Andra mendengar ucapan wanita di hadapannya ini. Untuk pertama kalinya ada wanita yang menolaknya. Padahal wanita diluar sana berlomba untuk memenangkan hati Andra. Mencoba menjerat Andra dengan rayuan hingga perhatian. Tapi tak ada satupun dari mereka yang bisa memenangkan hati Andra.

"Jika kamu ingin selamanya menjadi perawan tua, silahkan saja! Aku bisa mendapatkan wanita yang lebih baik dan lebih cantik darimu!" Ucap Andra memandang sinis. "Hanya karena menghormati ibuku dan demi kebahagiaannya, aku rela menerima perjodohan ini. Harusnya kamu juga sadar, Andini! Kamu keras dan egois!"

"Aku keras dan egois?" Andini sampai terkejut karena ucapan Andra.

"Ya! Ibumu sendiri kamu lawan. Aku bisa menebak kalau kamu pasti sering berdebat dengan ibumu. Huh!" Andra memandang sinis lagi. "Tampilan saja agamis, tapi sikapmu ckckck.."

Tersinggung sekali Andini dibuatnya. Namun, wanita ini memilih diam dibandingkan meladeni Andra.

"Minggu depan kami akan melamarmu. Persiapkan saja dirimu!"

Andra langsung meninggalkan Andini yang masih terdiam akan ucapannya. Setelah, berhasil membungkam Andini pria ini kembali ke ruangan dengan menghela nafas panjang.

"Dari mana kamu, nak?" Tanya Maryam keheranan karena melihat Andra yang terengah.

"Dari luar." Andra langsung memperbaiki sikapnya.

Besok harinya, Maryam diizinkan dokter untuk pulang ke rumah. Bukannya beristirahat, Maryam malah menghubungi sanak saudaranya untuk memberi kabar bahagia.

"Ibu belum sembuh total, bu.. ingat-ingat!" Andra jadi jengah.

"Iya.. ibu cuma ngasih tau pakde budemu aja kalau kita akan melamar Andini minggu depan."

"Memang harus secepat itu?"

"Kalau bisa cepat kenapa harus menunda?"

Andra menatap ibunya dengan frustasi.

"Aku pergi keluar sebentar!" Angga mengambil jaketnya menuju pintu keluar. Ia ingin pergi ke agensi untuk membicarakan jadwal yang sempat tertunda.

"Apa kabar ibumu, An?" Tanya Bungsu, manajer dari Andra.

"Alhamdulillah baik. Sekarang sudah pulang ke rumah." Sahut Andra lelah. Fisiknya lelah karena menunggu Maryam di rumah sakit, tapi rupanya mentalnya lebih lelah lagi. "Bagaimana jadwal talk show on the road?"

"Akan mulai minggu depan. Jadi yang akan menjadi narasumber adalah kamu, dan juga motivator dari bank besar."

"Apa aku boleh mundur?"

"Kenapa?"

"Minggu depan aku ada acara."

"Acara apa? Kok aku nggak tahu?" Tanya Bungsu. Itu sebab semua kegiatan Andra ada dalam kendalinya.

"Lamaran."

"Lama...??? Maksudnya.. kamu melamar wanita?"

Andra hanya mengangguk.

"Astaga.. aku senang sekali mendengarnya. Jadi siapa wanita itu, An? Rena?"

Andra menggeleng sedih. "Aku dijodohkan dengan ibuku."

"Ya ampun.. apa kita di zaman siti nurbaya?" Bungsu jadi terkekeh.

"Tapi aku minta jangan disebarkan kepada siapapun perihal ini.. aku mohon." Pinta Andra.

"Kenapa begitu?"

"Calon istriku eh maksudku, wanita yang hendak kulamar itu hanya wanita biasa. Aku nggak mau privasinya terganggu." Jelas Andra. Padahal, dia tak mau jika media mengetahui hubungan Andra dengan wanita biasa. Dia pasti akan menjadi bulan-bulanan media.

"Ya, benar juga. Lagipula jika fansmu tahu kalau kamu akan menikah, mereka pasti patah hati dan akan meninggalkanmu!" Bungsu menepuk bahu artisnya. "Lebih baik kita masuk ke dalam. Kita harus mengatur jadwal promosi filmmu."

Di sisi lain, Maryam malah kesal karena tanggapan dari keluarga besarnya malah kecewa. Bagaimana tidak kecewa? Keluarga Maryam menginginkan Andra menikah dengan seorang pengusaha atau artis. Bukan wanita dengan pekerjaan yang biasa.

Andra yang tampan dan sempurna, setidaknya mendapatkan jodoh yang sepadan. Itu pemikiran mereka.

"Kalau begitu kalian tidak usah datang. Biar aku dan Andra saja yang akan melamar Andini." Maryam berdecak sembari mematikan sambungan ponselnya. Tak lama, ia menghubungi Lastri untuk menyampaikan kabar baik ini. Lastri pun menyambut dengan baik.

"Andini!" Panggil Lastri.

"Kenapa, ma?" Andini muncul dari dalam kamarnya.

"Sabtu jam 7 malam, mereka datang akan melamarmu."

"Nggak bisa ditawar lagi?"

"Ya, ampun!" Lastri sampai menepuk jidatnya. "Jangan membantah lagi. Lakukan saja perjodohan ini!"

"Mama sungguh ingin menjodohkanku?" Tanya Andini memandang lekat.

"Jadilah anak berbakti, Andini! Jangan terus membantah."

Mendengar ucapan ibunya, Andini kembali terdiam. Dia jadi teringat perkataan Andra yang menghinanya sebagai wanita yang keras dan egois.

"Baiklah, jika itu bisa membuat mama bahagia. Aku akan mematuhinya." Andini masuk kembali ke kamar dan mengurung dirinya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Mendadak Jadi Istri Artis   Adu Domba Rena

    "Rena!" Andra melepas pelukan wanita ini dengan kasar. "Ada apa denganmu?"Rena terkesiap. Ia yang tadi menangis terisak jadi berhenti. Dia terkejut karena Andra yang tiba-tiba menolaknya."Andra.." lirih Rena berkaca-kaca."Maaf aku nggak bermaksud mendorongmu." Pria ini lalu melirik Andini yang berdiri tak jauh darinya. "Kamu disini, Rena? Bukannya kamu pindah keluar negeri?"Rena menggeleng sedih. "Aku tidak tahan, Andra. Suamiku.. maksudku, aku akan bercerai dengannya.""Loh, kenapa?""Dia main tangan padaku. Dia juga ternyata memiliki selingkuhan, Andra.." jelas Rena tersedu-sedu. "Aku menyesal menikahinya.""Lebih baik kita cerita di dalam."Andra meminta wanita ini untuk masuk ke rumah terlebih dahulu. Berbahaya jika sampai ada yang tahu jika Rena mampir ke rumahnya sambil menangis.Sedangkan, Andini tahu diri. Dia menyingkir ke kamarnya sendiri. Memberi ruang pada dua insan yang dulu pernah memadu kasih."Aku menyesal menikah dengan pilihan papaku, Andra. Jika aku tahu begini.

  • Mendadak Jadi Istri Artis   Wanita Itu Datang Lagi

    Andini menyentuh bibir yang disentuh oleh suaminya. Ya, cerewet. Andra tadi mengatakan seperti itu. Karena Andini yang mengomel jadi Andra membungkamnya dengan sebuah ciuman.Sebentar. Tak sampai 30 detik bibir itu menyatu. Dua bibir yang menempel dengan rasa kaku.Ciuman pertama bagi Andini yang berhasil membuat jantungnya berdebar sampai saat ini. Andini malah berkali-kali menarik nafas panjang dan menghembuskannya untuk menetralisir gemuruh yang ada di hati ini.Tangan Andini bahkan masih gemetaran. Berulang kali dia memegang bibirnya ini. Bibir yang sempat disentuh oleh suaminya. Tak menyangka kalau Andra mengambil tindakan seberani itu.Sedangkan di kamarnya, Andra juga gelisah sendiri. Aduh, gimana ya? Dia sudah sering beradegan mesra dengan lawan mainnya. Bahkan bersentuhan bibir dengan hebatnya.Tapi, kenapa Andra begitu gugup ketika bibir mereka bersentuhan. Bibir istrinya itu begitu lembut dan semanis madu. Astaga.. pasti ini kali pertama Andini mendapatkan ciumannya. Namun

  • Mendadak Jadi Istri Artis   First Kiss

    Masuk hari ke empat, Andini pergi menemui direktur setelah ia diperintahkan untuk mutasi ke tempat yang bahkan dia tak tahu kemana. Setidaknya, wanita ini ingin tahu apakah surat keputusan sudah terbit apa belum.Andini ingin bersiap kalau saja sewaktu-waktu dia diperintahkan keluar dari rumah sakit ini.Pukul 10 pagi setelah memberikan terapi rehabilitasi, Andini pergi menemui direktur. Namun sekretaris wanita itu mengatakan jika ibu direktur tengah dinas diluar. Andini pun terpaksa kembali lagi ke ruangannya.Di tengah perjalanannya, ia bertemu dr. Richard. Mereka berdua pun saling menyapa."Udah lama banget aku nggak dapet pasien cewek kayaknya!" Seloroh pria ini."Iya juga.. padahal dokter selalu jadi idola di ruang Kasih." Balas Andini sambil tersenyum.Richard lalu terkekeh. "Apa kabarmu, Andini?""Lebih baik dok.""Kamu dari ruang direktur?""Iya. Nyari beliau.""Ngadep soal apa lagi? Bukannya masalahmu sudah clear?" Tanya Richard."Bu dir bilang aku akan dimutasi, jadi aku mau

  • Mendadak Jadi Istri Artis   Memantaskan Diri

    "Mari kita berpisah, mas. Aku membebaskanmu dari pernikahan ini."Andra terkesiap ketika melihat air mata yang mengalir di wajah istrinya. Dia tahu jika Andimi sering menangis karena ulahnya secara diam-diam. Namun, sekarang.. dia melihat langsung air mata yang jatuh dari mata indah itu. Oh, hati Andra jadi sakit sekali.. dia ingin membalaskan dendam pada orang yang sudah menyakiti hati istrinya. Tapi, dia lupa jika orang yang sering menyakiti istrinya adalah dia sendiri."Dini.. kamu sadar apa yang kamu katakan barusan?"Andini mengangguk dan menatap pria itu dengan sedih."Aku tahu kita sudah terjebak cukup lama dalam pernikahan ini. Aku yakin kamu sudah sangat tersiksa karena hidup denganku. Maafkan aku, mas.. aku nggak pantas bersanding denganmu sampai aku tidak bisa mengakuimu sebagai suamiku." Ucap Andini menangis lagi."Andini..." kini giliran Andra yang terperangah karena ucapan istrinya."Kamu juga sudah menalakku, mas. Memang lebih baik kita berpisah saja.""Kapan aku member

  • Mendadak Jadi Istri Artis   Hujatan Untuk Andini

    Andini menoleh ketika namanya dipanggil. Pria itu datang menemuinya dengan senyuman. Andini melirik dan sedikit bersembunyi dibalik pintu keluar masjid. Jangan sampai tubuhnya terlihat oleh Andra. Ya, Andini tadi melihat suaminya juga berada di tempat ini. Mengikuti kajian dari ustadz Hanan."Mau langsung pulang, Dini? Aku antar, ya!" Tawarnya tanpa ragu."Oh.. nggak usah, mas. Aku mau pergi dulu ke pasar. Mau cari barang.""Biar kutemani saja. Kasihan kamu keluar panas begini."Andini tersenyum masam dibalik cadarnya. "Nggak perlu, mas. Makasih sebelumnya."Andini buru-buru menjauhkan dirinya dari Zul dan berlari kecil menuju gerbang masjid raya ini.Dari jauh, Andra memperhatikan interaksi keduanya. Nah, dokter itu selalu mencari cara untuk mengejar istrinya.Lupakan dulu soal apa yang ingin dia pelajari dari ustadz Hanan. Sekarang Andini lebih penting.Andra ikut keluar dan mencari keberadaan Andini. Hingga sepuluh menit ia berkeliling masjid, Andra tak melihat wanita bercadar puti

  • Mendadak Jadi Istri Artis   Ingin Menjaga

    Andini belum bisa tudur, dari tadi tangannya mengambang di udara memperhatikan cincin manis yang melingkar di jarinya. Cincin kawin meraka saja tak secantik ini, tapi cincin pemberian Andra ini begitu indah. Pas sekali di jemari Andini yang lentik."Apa nanti dia akan mengambilnya lagi?" Gumam Andini sembari menatap cincin manis ini. Ia lalu teringat akan kartu hitam yang kemarin diberikan Andra. Dia malah belum membeli apapun dengan kartu tersebut.Sedangkan di kamarnya, Andra jadi gelisah sendiri. Nah, seperti tertinggal rasa gugup setelah menyentuh tangan istrinya.Sebenarnya yang seperti itu biasa baginya. Apalagi dia sering bersentuhan dengan lawan jenisnya. Tak hanya itu, dia juga pernah menyentuh Rena. Tapi kenapa dengan Andini berbeda? Apa karena Andini tak sama seperti wanita lainnya?Ibarat benda, Andini ini elegan dan mahal. Sungguh harus dijaga dengan penuh kehati-hatian.Andra terlonjak kaget ketika mendengar suara dentuman dari atas langit."Petirnya!" Andra sampai merem

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status