Share

Mengejar cinta mantan
Mengejar cinta mantan
Author: VIGIANI NURIKE

Keluarga bahagia

[Malam ini aku akan pulang terlambat sayang]

[Kau jaga diri baik-baik dirimu dan anak kita. Makan yang banyak dan bergizi dan ingat, jgn terlalu lelah, honey]

[love you sweety heart]

Aku tersenyum membaca pesan dari suamiku, Frank Jefferson. Selama kami baru beberapa bulan menikah, Frank memperlakukanku layaknya ratu di rumahnya.

Setiap perlakuannya begitu manis dan membuatku semakin mencintainya. AKu usap perutku sendiri yang kini sudah terlihat membuncit, dalam hati aku sangat bersyukur karena Tuhan memberikan aku kebahagian seperti ini. Mengenal Frank Jefferson dan mencintainya sungguh hadiah yang luar biasa Tuhan berikan padaku sekarang.

Semoga kebahagiaan ini berlangsung untuk selamanya dan tak akan memudar. Itulah harapanku. Di usia kandunganku yang menginjak bulan ke lima ini, aku tak sedikit pun merasakan keluhan lagi. Mungkin karena sudah melewati tri semester awal jadi tubuhku sudah menyesuaikan hormon kehamilanku dan aku bersyukur karena itu aku bisa melakukan pekerjaanku seperti biasa, tanpa harus takut lagi.

Kulirik jam yang menunjukkan pukul 12 siang lewat 25 menit. Aku beranjak dari tempat duduk dan menyiapkan diri untuk pergi berbelanja sebentar kemudian akan menjemput Alex dan Kimmy di sekolah mereka.

...

"Nyonya, biar saya saja yang menyiapkan makan malam." Ucap Miss. Helen kepadaku yang saat itu tengah mencuci beberapa daging dan sayuran yang hendak aku masak malam ini.

"Tidak perlu, aku ingin memasak sendiri malam ini untuk anak-anak dan juga suamiku Miss.

Kau membantuku meracik sayuran dan bumbu saja ya." Jawabku dengan tangan yang masih sibuk mencuci.

Selama aku hamil, Miss. Helen masih dipekerjakan di rumah ini oleh Frank Jefferson, selain karena Miss. Helen belum berkeluarga walaupun usianya sudah hampir setengah baya, kinerjanya pun cukup bagus untuk urusan rumah tangga.

Frank mempertahankannya karena ia tak mau aku terlalu lelah dengan pekerjaanku di rumah ini, mengingat sudah dua kali aku pingsan sejak kehamilanku ini waktu itu.

Hal itulah yang membuat Frank lebih bersikap posesif dengan kehamilanku ini.

Kehadiran Miss. Helen di rumah ini pun cukup membantuku, dan aku senang akan kehadirannya yang bagiku sudah kuanggap sebagai keluargaku sendiri.

"Sebaiknya Nyonya jangan terlalu lelah, biar saya saja yang melakukan pekerjaan berat di rumah ini, tuan juga berpesan seperti itu pada saya nyonya," ujar Miss. Helen padaku dan aku tersenyum simpul menanggapinya.

"Tidak Miss, aku suka melakukan pekerjaanku dan itu tidak membuatku lelah apalagi aku merasa bosan jika hanya duduk dan tidur seharian karena sejak dulu aku sudah biasa bekerja sendiri" jawabku.

"Aku senang kau berada di sini Miss. Helen karena aku jadi tak merasa sendirian saat anak-anak dan suamiku tak berada di rumah," sambungku menjelaskan.

Kulihat Miss. Helen tersenyum malu mendengarnya, "Terima kasih Nyonya, saya merasa beruntung bisa mendapatkan perhatian dari Tuan dan Nyonya Jefferson," sahutnya senang.

Tiga puluh menit berlalu, makan malam pun sudah siap dihidangkan, Alex dan Kimmy sudah berkumpul di meja makan. Mereka adalah dua adik tiri dari suamiku sendiri yang tinggal bersama kami setelah mereka menjadi yatim piatu.

"Wah, aku sudah tidak sabar untuk makan!" tutur Alex senang.

"Kau akan kembali gendut Alex jika sebentar bentar kau merasa lapar seperti itu," si kecil Kimmy berkomentar dengan memasang wajah meledek.

"Itu tak masalah selama Debbie masih menyukaiku walaupun penampilanku kembali gendut seperti waktu itu," Alex menjawab santai.

Aku dan Miss. Helen tertawa sumringah mendengar percakapan dua sosok anak yang hampir beranjak remaja itu.

"Kalian makanlah dahulu, Frank akan pulang terlambat malam ini jadi kalian tak perlu menunggunya ya," ujarku di sela-sela canda mereka.

"Ayo, makanlah yang banyak karena menjadi gendut itu tak masalah selama itu tak berlebihan karena makan juga baik untuk kesehatan kita selama kita bisa menjaga pola makan yang sehat," tuturku memberikan penjelasan.

"Dan lagi pula, kau jauh lebih mengemaskan jika kau kembali gendut seperti waktu itu Alex," sambungku meledek.

"Benarkah?!" tanya Alex tak percaya dan kami pun semua tertawa saat itu bersama sama.

Saat itu sudah pukul sebelas malam lewat dan Frank baru pulang dari kantornya.

Aku sambut dia di pintu rumah dengan senyum semanis mungkin di depannya sekarang yang kini tampak lelah.

"Seharusnya kau tak perlu menungguku honey.

Ini sudah malam dan kau malah menungguku pulang sampai selarut ini, ini tak baik untuk kesehatanmu dan juga anak kita." Ucapnya cemas seraya mengecup lembut keningku dan menyentuh dengan sayang perutku yang sudah terlihat membuncit.

"Tak apa, aku tak bisa tidur jika suamiku belum pulang dan aku begitu merindukannya," sahutku jujur.

Frank tersenyum senang mendengar jawabanku yang baginya mungkin terlalu berlebihan. "Benarkah? kini Mrs. Jefferson sudah pintar menggoda rupanya," tuturnya meledek.

"Kau sendiri yang mengajariku dengan kata-kata manis dan rayuan maut setiap saat dan itu membuatku terbiasa," jawabku malu, wajahku mungkin saat ini menjadi merah padam karena malu.

"Apakah kau sudah makan, Frank? Aku akan menyiapkan makan malam jika kau belum makan," aku bertanya mengalihkan perhatian.

"Belum.., aku sangat lapar honey.

Lapar untuk memakanmu malam ini." Sahut Frank menggoda, wajahnya kini menempel di leherku dan menciumnya di sana.

"Kau mesum," lirihku merasa geli seketika saat ciuman Frank yang tiba-tiba itu.

Setelah Frank mandi air hangat kini ia tampak segar dengan hanya memakai handuk sebatas pinggang, aku yang saat itu tengah duduk setengah berbaring di ranjang menikmati novel kegemaranku, menjadi lepas perhatian.

"Istriku menungguku rupanya." Tuturnya tersenyum menggoda dan menghampiriku.

Bau wangi khas yang sudah aku kenal kini memenuhi indra penciumanku.

"Apa kau akan tidur dengan hanya memakai penutup itu Frank?" candaku senang.

"Itu jika kau mau Mrs. Jefferson..., tanpa mengenakan apa pun juga aku rela melakukannya untuk istriku yang cantik ini," sahutnya menggoda.

"Kau- , selalu menggodaku setiap saat," tuturku berlagak tak senang.

Frank mencium sekilas bibirku yang kini sedikit manyun.

"Kau yang selalu menggodaku dengan wajah dan ekspresi seperti itu." Sahutnya lirih di telingaku, mendengarnya spontan aku pun mencubit mesra pahanya yang terbuka dan kamipun tertawa bahagia bersama-sama.

Kami berdua berpelukan mesra, kubaringkan kepalaku di dada Frank yang bidang dan terbuka.

"Aku bahagia Frank, aku berharap kita akan selalu seperti ini setiap saat," ucapku lirih.

Frank mengelus sayang rambutku yang terurai di bawah tubuhnya. "Apa pun yang kau minta, honey..., aku akan berusaha untuk tetap membuatmu bahagia dan tersenyum bersamaku. Kau dan anak kita adalah hal terindah yang pernah kumiliki, aku akan berusaha semampuku untuk menjaga kalian sampai kapan pun, sampai maut memisahkan kita," sahutnya serius.

"Terima kasih sayang..., kau sudah menjadi suami sempurna bagiku," pujiku bahagia.

"Sama-sama honey, terima kasih untukmu juga karena kau sudah menjadi istri dan ibu dari anakku.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status