Share

Tamu tak diundang

Pagi itu setelah aku mengantar Alex dan Kimmy ke sekolah aku sibuk menyiram tanaman di halaman rumah. Inilah kegiatan yang biasa aku lakukan di rumah jika aku mulai bosan di dalam rumah, karena Frank tak menginginkan aku bepergian jauh selain mengantar Alex dan Kimmy ke sekolah selama kehamilanku ini. Sungguh suami yang posesif, tapi aku mencintainya bahkan begitu mencintainya.

Aku setengah terkejut saat sebuah mobil toyota merah berhenti tepat di depan rumah ini.

"Siapa?" batinku bertanya.

Sepasang kaki yang jenjang dan indah dengan sepatu bertumit tinggi keluar dari mobil itu. Seorang wanita berpenampilan cantik bagai sosialita dengan memakai kacamata hitam dan rambut hitam panjangnya terurai indah. Sepertinya aku pernah melihat wanita itu, tapi entah di mana. Wajahnya yang tak asing kuingat namun ingatanku masih samar dan belum jelas.

Ia berjalan mendekatiku dengan langkah seksinya yang terasa angkuh.

"Apa ada yang bisa saya bantu Miss?" tanyaku menyapa.

"Benar ini rumah keluarga Jefferson?" baliknya bertanya dengan nada yang angkuh, ukuran dadanya yang bagiku cukup besar untuk seorang wanita normal, terlihat sesak di dress warna mencolok yang ia kenakan.

"Betul, bagaimana ada yang bisa saya bantu?" tanyaku sekali lagi.

"Apakah kau Mrs. Jefferson yang baru?" sahutnya kembali.

"Ah? ya betul, saya Mrs. Jefferson.

Apakah kita saling mengenal Miss?" aku bertanya penasaran.

Wanita itu tersenyum, entah kenapa senyumannya terasa angkuh dan membuatku tak nyaman.

"Perkenalkan, aku Carol Gilmore, kekasih dari suamimu Frank Thommas Jefferson..."

Seketika, aku bagai disambar petir ketika mendengar ucapan wanita asing di depanku sekarang. Carol Gilmore...? sepertinya aku kini ingat siapa wanita yang ada di depanku sekarang. Dialah wanita yang pernah aku lihat di pantai Brooklyn saat aku belum menikah dengan Frank beberapa bulan yang lalu. Ya, wanita yang sama, teman kuliah Frank dulu, itu yang kuingat dari Frank waktu itu.

Aku berusaha bersikap senormal mungkin di depannya sekarang, kutahan emosiku yang seketika hendak meluap di dada saat mendengar kata 'kekasih' di bibir wanita bernama Carol itu.

"Maaf Miss, apa ada urusan dengan suamiku, Frank Thommas Jefferson?" tanyaku dengan sengaja menekankan kata 'suami' di depannya.

Wanita itu tersenyum licik, ia menatapku dari atas sampai bawah seakan membandingkan penampilanku dengan dirinya sekarang.

"Apakah kau masih bisa bersikap sombong ketika kau tahu kenyataan suamimu di belakangmu Mrs. Jefferson...?" ucapnya menusuk hatiku. "Aku dan suamimu, Frank Jefferson mempunyai sebuah hubungan yang yach... kau tahu sendiri seperti yang aku bilang tadi,

ke-ka-sih," tuturnya kembali penuh penekanan.

"Maaf Miss, aku rasa, aku lebih percaya ucapan suamiku sendiri daripada ucapan wanita asing yang tidak aku kenal sebelumnya," ucapku dengan penuh keyakinan.

"Kau bisa bertanya sendiri pada suamimu, itu pun kalau kau sudah sanggup untuk mendengar kabar yang lebih buruk dari ini," sahutnya angkuh.

"Maksudmu?" aku bertanya dengan wajah terkejut yang mungkin tak bisa kututupi sekarang.

"Kondisiku sama sepertimu Mrs. Jefferson, hanya saja aku tidak seberuntung dirimu di rumah ini tapi setidaknya posisiku kini hampir sama denganmu sekarang," Carol menjawab angkuh.

Entah mengapa, jawaban itu semakin membuatku merasa tak nyaman dan takut. Tapi kenapa? apa yang terjadi sebenarnya? Melihat sikap diamku, wanita bernama Carol itu terlihat senang dan ia semakin tersenyum bangga padaku.

"Perlu kau tahu Mrs. Jefferson, aku hamil anak dari suamimu sekarang.., hubungan kami terjalin sebelum kau menikah dengan Frank Jefferson maka dari itu posisimu kini tak berbeda jauh dariku sekarang," Carol menjelaskan dengan penuh percaya diri.

Seketika aku merasa limbung dan dadaku sesak hingga rasanya aku sulit sekali untuk bernafas namun aku harus tetap tenang. Susah payah aku berusaha tetap tegar dan tak terkecoh dengan ucapan Carol di depanku sekarang, itu akan membuatnya semakin senang dan merasa menang.

"Sudah aku katakan padamu tadi Miss. Carol Gilmore yang terhormat, aku lebih percaya ucapan suamiku sendiri daripada wanita sepertimu yang merasa tak punya malu mengusik sebuah keluarga. Aku merasa tak punya urusan denganmu lagi jadi tolonglah pergi dan usik saja orang lain yang lebih pantas daripada suamiku Frank Jefferson!" aku berseru tegas.

"Kau-, masih bisa bersikap sombong di depanku hanya karena Frank Jefferson memilihmu sebagai istrinya sekarang tapi lihat saja, aku punya bukti kuat dengan ucapanku dan aku tak main-main lagi!" sahutnya dengan nada yang cukup keras.

"Ini kartu nama dan nomor hpku, jika kau sudah siap dengan kenyataan carilah aku.

Aku akan membuktikan semua ucapanmu padamu, Jean-ny..." ucap Carol seraya melempar sebuah kartu di depanku dan dengan angkuh ia pergi ke mobil miliknya dan berlalu meninggalkan aku yang hanya bisa mematung seperti orang tolol yang hilang akal sekarang.

"Miss. Helen, aku merasa kurang sehat hari ini jadi tolong kau hari ini yang bertugas menjemput Alex dan Kimmy di sekolah, ya," pintaku pada Miss. Helen yang saat itu tengah sibuk memasak untuk makan siang.

"Tentu Nyonya, apakah ada yang bisa saya bantu agar Anda merasakan baikan Nyonya?" tanyanya khawatir.

"Ah, tidak aku hanya membutuhkan tidur dan istirahat sebentar," jawabku pendek dengan pandangan lemah.

Setelah itu aku masuk ke kamarku dan berbaring di sana. Air mata tak bisa kutahan lagi saat ini, maka detik itu juga aku menangis pilu setelah beberapa saat tadi aku berusaha untuk menahannya. Kenapa, kenapa semua ini bisa terjadi? Saat kebahagiaan itu datang padaku, dan secara tiba-tiba seseorang datang dan mengusiknya.

Ya, Tuhan..

Pada siapakah aku harus percaya?

Suamiku atau wanita yang mengaku sebagai kekasih dari suamiku sendiri. Aku ingin menyangkalnya, namun hati kecilku seperti berontak dan ingin tahu.

Aku percaya pada Frank Jefferson, suamiku sendiri. Kalau ia tak akan tega menyakitiku lagi, ia sudah berjanji padaku dan aku sangat percaya padanya. Tapi ucapan Carol Gilmore tak bisa dianggap angin lalu dan aku tak bisa menyangkalnya.

Aku harus tahu kebenarannya, ya itulah yang akan kulakukan. Aku harus kuat demi anakku dan untuk mempertahankan pernikahan ini. Semoga saja Tuhan mendengar doaku, dan keyakinanku pada Frank Jefferson tak berubah.

Ya, semoga saja.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status