Share

BAB 12

Author: Ranisipenulis
last update Last Updated: 2025-08-02 18:09:43

"Oh, iya. Jihan masih sangat sedikit memiliki pakaian, begitu pula Mas Ergan," gumam Dona sembari membuka tas tangan dan mengambil ponsel.

"Aku akan menghubungi toko resmi Gucci dan Chanel sekarang, sebelum rapat dimulai."

Tanpa membuang waktu, ia segera menekan nomor toko resmi Chanel terlebih dahulu. Tak butuh waktu lama, panggilannya dijawab oleh seorang admin perempuan dengan suara lembut dan ramah.

"Selamat siang, Nyonya. Ada yang bisa saya bantu?" sapa sang admin dari seberang telepon.

"Selamat siang juga, Mbak. Saya ingin bertanya, apakah tersedia koleksi pakaian anak perempuan usia sekitar empat hingga tujuh tahun? Apakah ada keluaran terbaru?" tanya Dona dengan tenang namun tegas.

"Tentu saja ada, Nyonya, kebetulan kami baru saja menerima koleksi terbaru kemarin sore. Tersedia sekitar 500 potong pakaian anak perempuan dan 300 gaun, namun, saat ini sisa pakaian tinggal 345 potong, dan gaunnya tinggal 175," jelas admin toko dengan suara profesional.

"Saya ambil semua sisa paka
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Menikahi Papa Karyawanku   BAB 12

    "Oh, iya. Jihan masih sangat sedikit memiliki pakaian, begitu pula Mas Ergan," gumam Dona sembari membuka tas tangan dan mengambil ponsel. "Aku akan menghubungi toko resmi Gucci dan Chanel sekarang, sebelum rapat dimulai."Tanpa membuang waktu, ia segera menekan nomor toko resmi Chanel terlebih dahulu. Tak butuh waktu lama, panggilannya dijawab oleh seorang admin perempuan dengan suara lembut dan ramah."Selamat siang, Nyonya. Ada yang bisa saya bantu?" sapa sang admin dari seberang telepon."Selamat siang juga, Mbak. Saya ingin bertanya, apakah tersedia koleksi pakaian anak perempuan usia sekitar empat hingga tujuh tahun? Apakah ada keluaran terbaru?" tanya Dona dengan tenang namun tegas."Tentu saja ada, Nyonya, kebetulan kami baru saja menerima koleksi terbaru kemarin sore. Tersedia sekitar 500 potong pakaian anak perempuan dan 300 gaun, namun, saat ini sisa pakaian tinggal 345 potong, dan gaunnya tinggal 175," jelas admin toko dengan suara profesional."Saya ambil semua sisa paka

  • Menikahi Papa Karyawanku   BAB 11

    Walaupun Mira telah menjawab pertanyaan Arga dengan tenang, dalam hatinya sebenarnya terselip rasa heran, biasanya, Dona adalah sosok yang sangat disiplin dan dikenal selalu datang ke kantor tepat waktu, bahkan sebelum jam kerja dimulai. Tapi hari ini, wanita itu justru memberi kabar bahwa ia akan datang lebih siang, sesuatu yang sangat jarang, bahkan hampir tidak pernah terjadi.Namun, Mira tak berani bertanya lebih jauh, ia tahu betul seperti apa karakter bosnya, Dona bukan tipe orang yang suka diganggu dengan pertanyaan pribadi, apalagi jika itu menyangkut hal-hal yang tidak berkaitan langsung dengan pekerjaan. Salah bicara sedikit saja, Mira tahu dirinya bisa dianggap lancang dan membuat Dona merasa risih, atau bahkan marah.Sebagai pemilik perusahaan besar dengan ribuan karyawan, Dona memang dikenal tegas dan penuh tanggung jawab, meskipun ia memiliki sekretaris pribadi, seorang manajer handal, dan jajaran staf profesional lainnya, Dona tidak pernah melepaskan tanggung jawabnya b

  • Menikahi Papa Karyawanku   BAB 10

    "Benar, aku memang sangat sibuk. Tapi untuk urusan makan, aku sedang berusaha agar bisa tepat waktu," jawab Dona sambil tersenyum tipis."Jika begitu, minta saja diingatkan oleh karyawan atau sekretaris pribadimu," saran Ergan dengan nada lembut."Iya, Mas," Dona mengangguk patuh, senyumnya mengembang penuh ketulusan.Ergan membalas senyum istrinya sebelum Dona melangkah menuju pintu kamar, tepat di ambang pintu, ia sempat menoleh dan melambaikan tangan ke arah suaminya. Ergan, tentu saja, membalas lambaian itu dengan senyum hangat yang membuat suasana pagi terasa lebih nyaman.Dengan langkah perlahan, Dona menutup pintu kamar lalu berjalan menuju lift, karena mansion mereka memiliki tiga lantai dan kamar utama berada di lantai paling atas, Dona memilih menggunakan lift. Ia menekan tombol ke lantai satu, dan dalam hitungan detik, pintu lift terbuka membawanya ke lantai bawah.Begitu ia melangkah keluar, beberapa asisten rumah tangga yang sedang berjaga menyapanya dengan hormat."Selam

  • Menikahi Papa Karyawanku   BAB 9

    "Keterlaluan! Aku benar-benar sangat marah, Mas!" bentak Dona, suaranya meninggi. Emosi yang sejak tadi ia tahan akhirnya meledak."Ma... Ma..." lirih Jihan dengan suara bergetar, wajahnya memucat ketakutan.Tubuh kecil itu gemetar hebat, bentakan Dona mengingatkannya pada trauma masa lalu yang menakutkan. Melihat putrinya menggigil dalam ketakutan, Dona tersadar, ia segera mengangkat Jihan dan mendudukkannya di pangkuan, menghadap langsung ke arahnya."Maafkan Mama, Sayang..." ucapnya lembut, dengan mata yang mulai berkaca-kaca. "Mama kehilangan kendali. Tapi Mama janji... kamu tidak akan pernah merasakan hal menyakitkan itu lagi. Dan Mama juga berjanji, Mama tidak akan pernah menyakitimu."Dona mencium wajah Jihan berkali-kali, penuh kasih sayang, seolah ingin menghapus setiap luka dan rasa takut yang tersisa dalam diri anak itu."Jihan sangat percaya kepada Mama," jawab Jihan lirih, namun nada suaranya mulai tenang."Terima kasih, Sayang... Terima kasih sudah percaya kepada Mama,"

  • Menikahi Papa Karyawanku   BAB 8

    "Obatnya diminum dulu ya, Mas. Setelah itu langsung tidur," pinta Dona sambil menyiapkan obat untuk Jihan."Iya, Dona, saya juga sedang membaca dosis obatku, supaya tidak salah minum," jawab Ergan, matanya masih tertuju pada tulisan kecil di bungkus obat."Bagus, Sayang... Nah, ini untuk Jihan, diminum satu per satu ya," ujar Dona lembut, menyodorkan satu butir obat ke tangan mungil Jihan."Baik, Mama," jawab Jihan dengan patuh, lalu memasukkan obat ke dalam mulutnya, meneguk air dengan hati-hati.Dona tersenyum bangga melihat kepatuhan gadis kecil itu, hatinya hangat, lalu pandangannya beralih kepada Ergan yang kini juga sudah selesai minum obat. Pria itu berjalan mendekat dan duduk di sisi ranjang, tepat di samping Dona."Sudah minum semua, Nak?" tanya Ergan sambil menyentuh lembut bahu anaknya."Sudah, Papa. Tapi sekarang aku sangat mengantuk," ucap Jihan sambil menguap lebar, menutup mulutnya dengan tangan mungilnya.Dona tersenyum kecil. "Sekarang kalian tidur ya, ini sudah sanga

  • Menikahi Papa Karyawanku   BAB 7

    "Saya percaya pada kalian," ujar Dona, lalu melanjutkan langkahnya menuju ruang kerja, diikuti oleh Ergan.Keempat bodyguard berjalan ke arah kamar tamu. Sementara itu, mereka mulai berbisik-bisik di antara mereka."Siapa pria itu, ya? Kekasihnya Nyonya Dona?" bisik salah satu dari mereka."Mungkin saja. Tapi kelihatannya dia duda," sahut yang lain."Dari mana kamu tahu?""Tadi Nyonya Dona menyuruh kita menemani anak kecil di dalam. Kalau itu anaknya, berarti dia memang duda," jelasnya."Masuk akal juga. Ayo kita temani gadis kecil itu. Kasihan kalau harus menunggu lama sendirian," ajak yang lain.Mereka bertiga mengangguk setuju, lalu berjalan bersama menuju kamar tamu. Sementara itu, di ruang kerja, Dona dan Ergan telah duduk berhadapan."Apa yang ingin Anda bicarakan, Nyonya?" tanya Ergan dengan nada serius.Dona menarik napas dalam sebelum berbicara."Pak Ergan, saya benar-benar terkejut melihat sikap Pak Arga, saya tak menyangka dia bisa sekejam itu terhadap Anda dan Jihan, saya

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status