Share

Bab 16 - Saya, Suami Embun

Embun menatap Kaisar yang melangkah ke dalam kafe. Sesaat dilihatnya lelaki itu mengamati kafe. Embun menghirup napas dalam, sebelum melepaskannya perlahan. Akan tetapi, tubuhnya terasa tengah dihimpit beban ribuan ton, hingga napasnya terasa sedikit sesak.

Embun mengatur napasnya pelan-pelan. Dia tidak boleh panik. Dia harus cepat berpikir agar jangan sampai kakaknya bertemu Kaisar di sini.

Rindang mengernyitkan keningnya heran melihat adiknya yang tampak gusar. Penasaran, diikutinya arah pandang Embun.

“Wow!” bibir Rindang mengucap tanpa suara. Rindang melihat sesosok laki-laki rupawan bertubuh tegap melangkahkan kaki ke dalam kafe. Pandangannya mengedari seisi ruangan kafe. Ia kira, mungkin saja lelaki itu sedang mencari seseorang.

Tubuh Embun rasanya membeku, saat tatapan matanya beradu pandang dengan tatapan Kaisar. Lelaki itu tersenyum sumir. Alih-alih menghampiri istrinya, Kaisar justru mengarahkan kakinya menuju meja kosong di sudut kafe, yang tidak terlalu jauh dari mej
Creative Words

Kalau ada di posisi Embun gimana rasanya, ya? Pening, pening. Jika menyukai buku ini terus berikan like, vote dan comment, ya! Author menghargai semua dukungan yang diberikan untuk buku ini, terima kasih!

| 4
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (5)
goodnovel comment avatar
Nuning Agustine
bagus banget , suka ceritanya...
goodnovel comment avatar
Sri Prasetyo
bagus ceritanya
goodnovel comment avatar
Lidia Sasmaina
luar biasa
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status