Cinta Cita

Cinta Cita

Oleh:  Kanietha  Baru saja diperbarui
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
13 Peringkat
22Bab
2.3KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

#sequeldukacita Dua kali menikah dan dua kali bercerai, membuat Cita mengubah seluruh prioritas hidupnya hanya untuk keluarga dan perusahaan. Semua rasa sakit yang telah dialaminya di masa lalu, telah membuat hati Cita membeku dan enggan menjalin hubungan dengan pria mana pun. Untuk itulah, Cita masih saja betah berada di kursi roda dan menutupi kesembuhannya dari orang luar. Dengan begitu, lebih mudah baginya bersikap apatis dan menolak perasaan dari siapa pun.

Lihat lebih banyak
Cinta Cita Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Reni
Setelah sekian lama menunggu akhirnya rilis jg kisah Cita. Cerita yg menguras emosi dan air mata tp slalu dinanti.
2024-05-05 23:58:33
0
user avatar
Siti Dede
Akan kemana cintanya Cita berlabuh?
2024-05-02 11:00:22
1
user avatar
Norazilah Adnan
Akhirnya...yang ditunggu nih...semangat ya mba
2024-05-02 00:59:16
1
user avatar
Callah
akhirnya cita kembaliii... ayoo semangaattt kk othoorrr.....
2024-05-01 18:20:01
2
user avatar
Ana Nurjanah
akhirnya setelah menunggu lama.... ...
2024-04-29 16:31:16
1
user avatar
Indah Wirdianingsih
akhirnya cita hadir juga
2024-04-29 00:00:19
1
user avatar
Eppa Anggawi
yang ditunggu ternyata sudah ada....makasih mba beb....
2024-04-28 23:20:36
1
user avatar
Rapuncell Sheila Y
semoga cita menemukan cinta nya cita......
2024-04-27 10:33:38
1
user avatar
Ayue Sekartaji
kira2 siapa za cintanya CITA ,,,apakah nando,,duta,,atau balikan sama Arya,,
2024-04-26 19:44:00
1
user avatar
Cilon Kecil
novel yg paling ditunggu ini akhirnya lanjut disini juga... yg ini harus bahagia ya Mbak Beb apalagi covernya udah gandengan tangan gitu .........
2024-04-26 18:28:40
1
user avatar
herka ratri
akhirnya.. ketemu lagi sama cita..
2024-04-26 17:38:57
2
user avatar
Siti Juli
Akhirnya yang ditunggu-tunggu dah tayang juga mba beb......
2024-04-26 15:55:20
1
user avatar
virnaputriberliani
Akhirnya kelanjutan kisah Cita yg ditunggu telah tiba.. kpd siapa akhirnya cita akan berlabuh? jgn ada air mata duka lg.. gaskeun mba beib
2024-04-26 13:03:56
1
22 Bab
Cinta Cita ~ 1
“Sampai kapan, kamu mau terus-terusan di kursi roda?”Cita mengerucutkan bibir dan mengendik menanggapi Sandra. Entah sudah berapa kali Cita mendengar sang mami mengucapkan hal tersebut, tetapi ia tetap pada pendiriannya. Cita tidak ingin orang-orang tahu, dirinya sudah bisa berjalan kembali seperti semula.Bahkan, saat Cita terpaksa menginjakkan kaki kembali ke Jakarta, ia masih tetap konsisten dengan pendiriannya.“Kamu itu masih muda, Cita,” lanjut Sandra sambil terus mengetikkan sesuatu pada layar ponselnya. “Kamu nggak akan bisa menikmati hidup, kalau terus-terusan keras kepala seperti sekarang.”Cita memalingkan wajah. Melihat deretan gedung pencakar langit yang semakin banyak dan beragam di Jakarta. Hampir dua tahun lamanya, Cita meninggalkan tempat kelahirannya dan akhirnya hari ini ia kembali. Jika saja Harry tidak jatuh sakit dalam kunjungannya ke Jakarta dan masuk rumah sakit, Cita pasti tidak akan mau kembali ke kota yang mengingatkannya dengan masa lalu.Pandu …Arya …Ke
Baca selengkapnya
Cinta Cita ~ 2
“Ayolah, Kas!” Sudah setengah jam Arya membujuk Kasih, agar mau membawanya menjenguk Harry di rumah sakit, tetapi wanita itu masih bergeming. Berulang kali Kasih menolak, karena keluarganya memang sudah tidak ingin lagi bertemu Arya.Sejak kejadian dua tahun yang lalu, Harry telah memutuskan semua hubungan dengan Arya. Namun, Harry tetap berhubungan dengan keluarga Arkatama yang lain untuk menghormati Lee, serta Gemi.“Arya, jangan maksa.” Kasih berdecak. Memberi pria itu rungutan sebal.“Kas, ini mungkin satu-satunya kesempatanku bicara sama papa.”Kasih kembali berdecak dan menghempas dokumen di tangannya di meja kerja. Kalau tahu begini, ia tidak akan menerima kedatangan Arya di ruangannya. “Ar, kamu itu sudah dilarang manggil papa, sama papaku. Jadi, nggak usah sok-sokan mau akrab.”Mengingat perbuatan Arya pada Cita, darah Kasih bisa tiba-tiba mendidih dibuatnya. Namun, ketika Kasih mengingat usaha Arya untuk bertemu Cita selama ini, ia bisa terharu seketika. Memang serba salah,
Baca selengkapnya
Cinta Cita ~ 3
“Ada Arya dimmpp …”Kasih buru-buru menutup mulut Duta, agar pria itu tidak meneruskan ucapannya. Mata Kasih melotot dan menggeleng samar, sambil meraih kantong plastik yang dibawa pria itu.“Diam,” desis Kasih kemudian melepas tangannya ketika Duta mengangguk-angguk. “Ayo masuk!”Duta menggeleng. “Aku mau ke—”“Masuuuk!” Kasih meraih tangan Duta dan menyeret pria itu ke dalam ruang rawat inap yang ditempati Harry. “Nggak sopan banget jadi anak.”“Kas—”“Masih ingat Duta, kan, Pa?” Kasih melepas tangan Duta. Mendorong pelan pria itu ke arah Harry. “Ini si Ndut yang dulu aku ceritain suka ngabisin makananku waktu SD.”Sandra melihat Pria yang tersenyum canggung pada Harry, sembari mengulurkan tangan kanannya. Ia bingung, mengapa Kasih memanggil pria itu dengan sebutan “ndut”, padahal tubuh pria yang bernama Duta cukup proporsional.“Saya Duta, Om.” Duta mencium tangan Harry dengan sopan, berikut dengan Sandra setelahnya. Ketika masih berada di sekolah dasar, Duta terkadang melihat Harr
Baca selengkapnya
Cinta Cita ~ 4
“Mami aja yang pulang,” ujar Cita kembali berdebat dengan Sandra, perihal, siapa yang akan menemani Harry di rumah sakit malam ini. Karena kemarin malam Kasih yang berada di rumah sakit, maka malam ini Cita ingin menemani papanya. “Biar aku yang di sini temani papa.”“Apa kata orang, kalau Mami ninggalin papa, sama kamu?” Sandra menunjuk kursi roda Cita yang berada di samping jendela. “Kamu masih “lumpuh”, kan?”Sandra sampai angkat tangan karena ulah putrinya. Ia tidak akan mau berdebat lagi mengenai hal tersebut, karena Cita begitu keras kepala. Sandra hanya ingin lihat, sampai sejauh mana Cita sanggup bertahan dengan pendiriannya.“Tapi aku—”“Kamu yang pulang, Cita.” Harry bersuara dan ada di pihak Sandra. “Mamimu benar, apa kata orang kalau papa dijaga sama anak perempuannya yang juga masih sakit?”Cita berdecak pelan. Kedua orang tuanya benar-benar kompak menyudutkannya.“Nggak ada orang di rumah.” Bukan hanya tidak ada orang, tetapi kediaman Lukito yang sangat megah itu, juga m
Baca selengkapnya
Cinta Cita ~ 5
“Maaf, ya, Mas, kalau ngerepotin.”Sebenarnya, Cita kasihan melihat Nando. Pria itu selalu baik dan tampak masih berharap pada Cita. Sementara itu, Cita tidak lagi berminat menjalin hubungan dengan siapa pun, karena masa lalunya.Cita … hanya tidak sanggup jika harus kembali mengalami satu luka lagi di masa depan. Karena Cita akhirnya mengerti, setiap hubungan pasti dihadapkan dengan ujiannya masing-masing. Karena itulah, Cita tidak ingin lagi menjalin hubungan romantis dengan siapa pun.“Kamu nggak ngerepotin.” Nando menatap Cita yang berada di sebelahnya. Mereka sedang berada di dalam lift, bersama seorang bellboy yang tengah membawa satu buat tas miliki Cita.Mengapa Pras bisa menyimpulkan, Cita sebenarnya sudah bisa berjalan?“Harusnya, kamu kasih kabar kalau mau datang ke sini,” tambah Nando.Cita mendongak dan tersenyum. “Aku sama mami sudah panik duluan waktu dengar papa masuk rumah sakit. Jadi, sudah nggak mikirin yang lain-lain.”Begitu lift berdenting dan sampai pada lantai
Baca selengkapnya
Cinta Cita ~ 6
“Sebenci itukah, kamu sama Arya, Cita?” Duta baru melempar pertanyaan, ketika mereka sudah berada di lift. Melihat bagaimana Cita menatap dingin pada Arya, Duta merasa luka yang diderita gadis itu masih menganga lebar.Cita menarik napas dalam-dalam, lalu menghelanya dengan mata terpejam. Merasakan perih yang teramat sangat, ketika kembali mengingat semua kejadian yang ada.“Kak Kasih, pesan makanan lagi?” Cita menunjuk kantong plastik di tangan Duta dan mengalihkan pembicaraan mereka.Duta tahu, Cita saat ini tidak ingin membicarakan Arya. “Papamu nggak mau makan makanan rumah sakit lagi.”“Tapi.” Cita menggaruk kepala. “Kenapa Kak Duta yang ngantar? Emang nggak ada kurir? Terus, restorannya sudah buka sepagi ini?”“Aaa.” Duta bingung, pertanyaan mana yang harus dijawab lebih dulu. “Restoran buka jam 10. Ini karena Kasih yang pesan, jadi, aku yang masakin di rumah, sekalian pergi ke restoran habis dari sini.”“Ooo …” Kasih kembali melihat kantong plastik yang dibawa Duta. “Itu … cuma
Baca selengkapnya
Cinta Cita ~ 7
“Apa kabarnya Pandu?” Cita tersenyum miring menatap hamparan gedung ibukota, dari jendela kamar inap Harry. Kedatangan David pagi tadi ke rumah sakit, mendadak mengingatkan Cita perihal mantan suami pertamanya. Pria yang menyulut banyak luka, hingga banyak kehilangan yang Cita derita. “Apa masih betah amnesia sampai sekarang?”“Mamimu … juga ngasih pertanyaan yang sama, sama pak David,” ujar Harry setelah menelan bubur yang disuapkan oleh Sandra.“Semarah-marahnya Mami sama Arya, tapi Mami masih bisa toleran sama dia.” Sandra sebal sendiri jika mengingat ulah keluarga mantan besannya dahulu kala. “Apalagi keluarga Arya dari awal memang baik, juga tulus. Tapi kalau pak David sama keluarganya, hiiiih, Mami itu pengen! CK!” Saking tidak bisa berkata-kata lagi, Sandra akhirnya menarik napas dalam-dalam. Mencoba menenangkan diri sendiri, lalu kembali menyuapi Harry.“Lagian, Papa masih aja mau nemui pak David,” celetuk Cita lalu beralih menuju sofa. “Harusnya nggak usah. Bilang kalau Papa
Baca selengkapnya
Cinta Cita ~ 8
“Apa? Cita … sudah bisa jalan?”Sandra menelan ludah dan menoleh dengan amat perlahan. Berharap, pendengaran Sandra kali ini, salah. Namun, tidak.“Bu … Gemi.”“Apa Cita beneran sudah bisa jalan?” Gemi berhenti di samping Sandra, lalu mengangguk singkat pada Nando.Sandra gelagapan. Ia bingung dan tidak tahu harus memberi penjelasan seperti apa. Tidak mungkin Sandra berbohong, karena Gemi pasti sudah mendengar sedikit ucapannya pada Nando. Namun, bila Sandra mengatakan sejujurnya, Cita pasti akan marah kepadanya.“Bu Sandra,” tegur Gemi, karena mantan besannya itu hanya terdiam dan tampak sedikit panik. Gemi semakin curiga, Cita memang sudah bisa berjalan dan hal tersebut sudah terjadi sejak lama. Namun, keluarga Lukito sengaja menyembunyikannya. “Apa betul, Cita sudah bisa jalan?”“Emm.” Sandra kembali menelan ludah. Ia tersenyum canggung, lalu berdiri. Arya pasti menghubungi Gemi dan meminta ibunya datang untuk bicara dengan Sandra. “Bu Gemi di Jakarta? Ke sini sama siapa?”Gemi mem
Baca selengkapnya
Cinta Cita ~ 9
“Jadi yang dibilang Leoni betul!” Arya mondar mandir di hadapan Gemi, sambil mengacak-acak rambutnya. Ternyata, selama ini Cita sudah bisa berjalan dan hanya berpura-pura lumpuh di depan semua orang. Bahkan, Kasih juga tidak tahu menahu tentang hal tersebut.“Firasat pak Pras yang betul,” Gemi meluruskan, berdasarkan cerita Leoni ketika menelepon. Mungkin, Pras melihat satu kejanggalan ketika menjenguk Harry di rumah sakit. Oleh sebab itu, Pras berani berasumsi demikian.“Terus sekarang gimana, Ma?”“Seka … halooo cucu Oma.” Gemi melebarkan kedua tangan, saat melihat cucunya berlari ke arahnya. Menjeda obrolannya dengan Arya sebentar, karena gadis kecil yang manja itu akan segera tidur sebentar lagi. “Sudah mau bobok?”Gadis kecil yang kerap disapa Caca itu mengangguk. “Bobok sama Oma.”Gemi kemudian menangkup wajah mungil cucunya, lalu memberi ciuman dengan gemas. “Sama mama dulu, soalnya oma mau bicara sama om Arya.”Sambil mengerucutkan bibir mungilnya, Caca menatap Arya. “Jangan l
Baca selengkapnya
Cinta Cita ~ 10
“Yakin, tetap mau ada di kursi roda?” Kasih membungkuk dan bicara tepat di telinga Cita, dari belakang. Sedikit memberi provokasi, Kasih rasa tidak mengapa. Cita harus membuka mata, bahwa selama ini gadis itu hanya menyiksa diri sendiri. “Mereka senang-senang, tapi kamu masih sibuk miara sakit hati … sendirian.”“Aku …”Kasih buru-buru memutar kursi roda Cita agar menghadapnya. Kemudian, ia mengambil gelas di tangan Cita dan meletakkannya di meja bar. Setelahnya ia berjongkok dan tersenyum. “Cita, kami semua sayang sama kamu dan cuma pengen kamu hidup bahagia. Sekarang aku tanya, apa selama ini kamu bahagia?”Kasih melirik sebentar pada kedua orang yang sudah mendapatkan meja dan duduk di sana. “Jawab jujur!”“Kak …” Cita tidak bisa mengungkapkan perasaannya saat ini.“Kamu yang datangi mereka, atau aku?” Kasih kembali menekan Cita.Cita sedikit memutar kursi rodanya. Tatapannya berlari ke area resto, untuk mencari kedua orang yang telah dililhatnya. Saat menemukan mereka, Cita kembal
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status