Mr.Parasite

Mr.Parasite

Oleh:  Jasmine  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
73 Peringkat
90Bab
8.4KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Lagi, dan lagi Sherly Violeta Dunn kebetulan bertemu dengan laki-laki kumal itu. Dari mulai melihatnya mengais sampah, menolongnya ke rumah sakit, hingga berurusan dengan kantor polisi, semua Sherly alami saat dirinya bertemu dengan Dean Austin J. Badan kekar dan tampang acak-acakannya mengingatkannya pada seekor kucing liar jalanan yang kelaparan dan terlantar di pinggir jalan. Apakah keputusannya untuk "menampung" laki-laki itu sudah tepat? Secara Sherly adalah tipe wanita yang mudah dimanfaatkan. Karena tak bisa berkata tidak pada tampang memelas dan kumalnya itu, yang justru menurut Sherly sangat imut! Dan Dean sendiri tahu benar itu.

Lihat lebih banyak
Mr.Parasite Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Diana Dee
suka suka,suka banget
2022-04-03 09:19:59
2
user avatar
icher
duh, namanya kok sama sih sama aku thor. haha tapi over all cerita ini aku suka banget ...️
2022-02-03 20:38:16
2
user avatar
caprinna ninna
Seruuu.... Bau2nya udh mau tamat .........
2022-02-01 10:24:59
2
user avatar
Raka Putri
Ada kocaknya, ada gregetnya. bikin ngakak juga..haha
2022-02-01 08:12:36
1
user avatar
ACANKUN
Hy acankun disini, ingin beri tau kalian semua jika novel ini sangat rekomendasi untuk di baca. Semangat thor :) jangan lupa mampir ke LKS "legenda kitab surgawi"
2022-01-25 23:39:37
1
user avatar
Mia Ananta
Nampung aku aja kakak othor ...... semangat terus ya ......
2022-01-25 23:17:41
1
user avatar
Jasmine JJ
Kayaknya author punya panggilan baru ini. Othor Mimin Jasmine.. wkwk! Terima kasih semua masukan, semangat n reviewnya utk para pembaca karya Othor Mimin (jadi ikutan kn). Walau mungkin masih banyak kekurangan, semua masukan kalian sungguh membuat Othor terhura n terhibur. Sangat berarti semua. Luv!
2022-01-23 01:08:13
3
user avatar
Momyko
Halo othor mimin jasmine.aku mau komen trs pokonya disemua karyamu. fav ak! temen gabut n insomniaku.hahha... gasken n tetep sehat ya. biar bisa banyk buat karya yg uwu2 pkoknya. aku suka cerita2 km. so sweet n ringan. suka!!
2022-01-23 00:48:30
2
user avatar
Cheezyweeze
tampung deh, sapa tahu ada cemistry
2022-01-23 00:27:23
1
user avatar
Ika Kartika Rani
Bagusss mbaa.... Lanjuttt... Tinggal benahi tanda baca sama klitik aja. POV 3 biasanya rawan klitik -nya
2022-01-22 10:33:10
0
user avatar
Jasmine JJ
Selamat tahun baru all, maaf dear readers semua, author sedang terkendala untuk update babnya karena suatu hal... Untuk itu akan ditebus double bab sekaligus ya, terima kasih.
2022-01-01 06:51:41
1
user avatar
Soffa Soffanah
Ditunggu kelanjutan lama bener... ...
2021-12-29 18:42:37
0
user avatar
Roesaline
Keren banget Kak semangat Up ya
2021-12-23 01:13:35
0
user avatar
Cadburry♥
Next kak! semangattt
2021-12-23 01:03:56
0
default avatar
Ruby Kimano
Nice story!!
2021-12-22 10:25:47
0
  • 1
  • 2
  • 3
  • 4
  • 5
90 Bab
1. Pemulung
Sherly Violeta Dunn. Gadis manis, mungil dan langsing itu sedang berdiri di depan cermin riasnya. Ia memutuskan menjepit rapi sisi kanan rambutnya untuk sentuhan terakhir penampilannya sebelum dirinya bersiap berangkat ke kantor. "Hmm ... sempurna, rapi, cantik," gumamnya mematut diri dengan tampilannya yang dirasa sudah memuaskan. Gadis berusia awal 25 tahun itu tampak puas dengan padu padan baju kerjanya hari ini. Rok terusan formal berwarna putih selutut dipadu dengan blazer navy ringan yang memberikan kesan manis dan anggun. Sherly sedikit tergesa saat melihat jam tangannya. Ia harus bergegas agar tidak terlambat berangkat ke kantor. Dengan cekatan ia meraih kunci mobil dan tasnya sebelum akhirnya melesat menuju pintu apartemennya. Terburu-buru mengenakan high heels dan menyambar kantong sampah plastiknya sebelum keluar. Apartemennya merupakan bangunan yang cukup rapi dan strategis dengan pema
Baca selengkapnya
2. Pertolongan
Sherly keluar dari mobilnya dengan lunglai. Kali ini ia memilih memarkir mobilnya di basement. Ia menekan kunci otomatis dengan satu tangan, sedang tangan lainnya menenteng tas dan berkas kantor yang perlu diperiksanya malam ini. Ia memutuskan untuk meneruskan pekerjaannya di apartemennya sendiri daripada harus bermalam lagi di kantor. "Ah... lama-lama aku bisa cepat keriput jika harus begadang terus," gumamnya. Ya, salah satu kebiasaan Sherly adalah kadang ia akan berbicara dengan dirinya sendiri jika ia merasa sedang kesal. Sherly berdiri tepat di depan lift, menekan tombol naik untuk menuju ke lantai tiga dimana tempat tinggalnya berada. Saat lift tak kunjung terbuka atau menunjukkan pergerakan, Sherly mencoba menekan tombol naik berkali-kali, tapi tetap tak membuahkan hasil. "Aah ... baguslah! Macet lagi liftnya," keluhnya. "Oh, tahu akan begini harusnya aku parkir di halaman depan saja," gumamnya lagi. Sherly menghembuskan
Baca selengkapnya
3. Rencana
Sherly menghembuskan napasnya begitu masuk ke dalam mobilnya. Ia sedikit menahan tawanya setiap teringat kejadian yang dialaminya tadi. Entah mengapa pasien yang ditolongnya itu menurutnya tampak begitu menggemaskan di matanya, karena tak bisa menahan buang anginnya. Memang Sherly tidak dapat melihat jelas wajahnya. Tapi poni yang biasa menutupi matanya tadi sedikit tersibak sehingga Sherly dapat mencuri-curi mengamati wajahnya saat berbincang dengan Dokter Chris tadi. Wajah pria itu menurut Sherly cukup menarik. Walau semalam ia sangat kesakitan, tetapi jelas terdengar bahwa ia memiliki suara yang cukup dalam dan berat. Sherly masih dapat mengingat suara rintihan dan minta tolongnya saat Sherly menemukan pria itu di atas tangga. Suara serak maskulin yang seksi. Seksi?! ... Oh My God Sherly! Bisa-bisanya dirinya berkhayal tentang pria yang sedang terbaring lemah di rumah sakit. Kendalikanlah dirimu! Kau seharusnya bersimpati pa
Baca selengkapnya
4. Kekasih
"Silakan masuk ..." Sherly membukakan pintu apartemennya dengan sedikit canggung. "Di mana apartemenmu?" tanya Sherly. Dean menunjuk pintu paling pojok yang jaraknya hanya dua unit dari kamar Sherly. Sherly menganga, lebih karena merasa takjub. "Kau serius? Kita satu lantai? Dan bahkan aku tidak pernah bertemu denganmu atau mengenalmu sebelumnya!?" Sherly tertegun. Sherly berjalan menuju unit itu, tampak di depannya tergeletak dua koper besar yang bersandar pada dindingnya. Sherly menyeret keduanya bersamaan. Walau tampak sedikit bersusah payah, ia akhirnya berhasil juga membawanya ke depan tempatnya. "Keterlaluan sekali, apa begini caranya memperlakukan penyewa? Walau kau tidak mampu lagi membayarnya, bukan berarti barang-barangmu bisa dilempar begitu saja di depan pintu." Sherly bersungut-sungut. "Biar aku bantu ..." "No ... jangan coba-coba. Masuklah saja, kau belum boleh banyak bergerak." Sherly sedikit mendoron
Baca selengkapnya
5. Tersudut
Sherly mengikat rambutnya dengan kuncir ekor kuda. Hari ini tampilannya sangat kasual. Jeans biru terang dan kemeja katun putih menjadi baju pilihannya untuk pergi ke kantor hari ini. Sherly segera menyambar tas kerjanya sebelum keluar dari kamar. Sherly melihat Dean sedang berdiri di dapurnya saat ia keluar dari kamarnya. Ia kemudian menghampirinya, mengambil sebuah cangkir hendak membuat kopi. "Apa yang sedang kau lakukan?" tanyanya "Membuat sarapan. Hai, selamat pagi." ucapnya sambil memperlihatkan sepiring pancake yang sudah tertata rapi. "Wow ... kau bisa membuat sarapan rupanya," gumam Sherly takjub "Duduklah ... mari kita makan bersama. Dan jangan minum kopi karena aku sudah menyiapkan jus jeruk segar" Sherly lagi-lagi tampak takjub dengan pekerjaan yang Dean lakukan. Ia segera mengambil tempat untuk duduk, dan siap di depan meja makan diikuti oleh Dean. "Ini enak ..." Sherly tersenyum senang setelah mencicipi makanan bu
Baca selengkapnya
6. Rival
Suasana aneh dan canggung terlihat sangat kentara saat Sherly, Nick, dan Dean duduk berhadapan dalam satu meja. Tatapan waspada, dingin dan penuh dengan selidik saling mereka lemparkan satu sama lain. Malam ini mereka duduk di satu meja untuk makan malam bersama di apartemen Sherly. Entah mengapa, Nick sangat bersikeras untuk ikut makan bersama sepulang kerja tadi. "Mari kita mulai makan," Sherly membuka percakapan agar suasana tegang yang tercipta di atas meja makannya sedikit mencair. Sepulang dari kantor tadi Nick bersikeras mengantarkan Sherly pulang ke apartemennya. Mau tidak mau mobil Sherly harus ia tinggalkan menginap di kantor. "Silakan ..." Dean bersikap sopan dengan mempersilakan Nick menyantap hidangan makan malam yang telah disiapkannya. "Semoga cocok dengan seleramu," ucapnya lagi dengan wajah datar. Mereka mulai menyantap hidangan yang Dean siapkan. Dari raut wajahnya, terlihat jelas Dean merasa sedikit kesal, pasalnya s
Baca selengkapnya
7. Tantangan Terbuka
 Sherly mengerjap, tidak menyangka Dean akan mengajukan pertanyaan seperti itu yang begitu tiba-tiba. "Kau ingin tahu hubungan antara aku dan Nick?" ulang Sherly. Dean mengangguk. "Well ... aku dan Nick memiliki hubungan pertemanan yang baik. Kami lumayan dekat. Dan jika tentang pekerjaan, kebetulan aku adalah asisten sekaligus sekretaris yang bekerja pada perusahaannya dan dia bosnya" "Itu saja?" tanya Dean lagi. Sherly mengangguk mengiyakan. "Apa masih ada yang ingin kau ketahui lagi?" "Apa Nick sudah memiliki kekasih?" "Setahuku belum. Kenapa?" "Yah ... hanya saja tampaknya dirinya cukup mapan. Mengapa ia belum memiliki kekasih? Apa tabiatnya buruk? Apa ia tidak dekat dengan seorang wanita? Atau apa ia memiliki orang yang disukainya mungkin?" Sherly sedikit mengerutkan alisnya, tampak heran dengan sikap Dean. "Entahlah ..." ucapnya lambat-lambat, "Aku tidak pernah terlalu ikut campur dalam urusan pri
Baca selengkapnya
8. Penyusup
"Now what?! Lagi-lagi kalian begini. Apa kalian sedang saling berduel atau semacamnya?" Sherly memecah keheningan yang tercipta diantara Dean dan Nick. Sebelumnya, tak ada yang menyadari kehadiran Sherly yang berdiri tak jauh dari mereka sampai Sherly buka suara. "Kau sudah selesai?" tanya Dean yang langsung menghampirinya. Dean segera meraih plester dan obat untuk luka Sherly. "Duduklah," Dean membimbing Sherly ke kursi terdekat. "Aku tak apa-apa Dean." "Sudah kukatakan untuk memanggilku saat kau selesai mandi. Apa kau menginjak pecahan kaca lagi? Di sana masih banyak kaca yang berserakan." Dean berlutut dan memeriksa telapak kaki Sherly secara otomatis. Wajah Sherly tiba-tiba memerah dengan perlakuan Dean. Tanpa sadar Sherly mencengkeram kencang jubah handuk mandinya saat Dean mengoles obat untuk lukanya. Sentuhan Dean pada kakinya sangat menggelitik, sekaligus membuatnya tersipu. Sherly berusaha menahan debaran jantungnya saat Dean memeriksa kakinya dan beralih ke kaki satunya
Baca selengkapnya
9. Deep Kiss
Sherly bergegas menyusuri lorong rumah sakit, mencari kamar Dean dirawat. Sore tadi Sherly mendapat kabar dari Chris bahwa Dean berada di rumah sakitnya lagi. Sherly menelepon Dean untuk memastikan sendiri berita itu. Sherly baru dapat bergegas menuju rumah sakit setelah meninggalkan kantor pukul tujuh malam tadi. "Kau tak apa-apa?" serbu Sherly begitu memasuki kamar Dean. "Dia tak apa-apa, mungkin karena beberapa aktivitasnya yang berlebihan saja jadi bekas operasinya terasa nyeri," Chris yang berdiri di samping Dean menjelaskan padanya. "Memang apa yang kau lakukan?" tanya Sherly heran. "Apa gara-gara membersihkan pecahan kaca di kamar mandi?" tanya Sherly lagi. Chris sedikit menahan senyumnya karena geli. Betapa polos pemikirannya. Andai gadis itu tahu apa pekerjaan yang Dean lakukan selama ini, ia pasti akan terkena serangan jantung. Dean sedikit mengerutkan alisnya, bingung akan menjawab apa. "Bukan? A .. atau ... karena kau sempat membopongku? Mungkin karena aku berat, jadi
Baca selengkapnya
10. Melarikan diri
"Dean ... Dean ...!!" Guncangan pada tubuhnya menyadarkan Dean seketika. "Kau tak apa-apa? Apa kau kesakitan?" Wajah Sherly yang tampak cemas seketika membuyarkan lamunan Dean. Rupanya Dean sedang mengkhayal! Dean mengerjap kikuk, mengumpat dalam hati! Dean tak menyangka, hanya karena sedikit sentuhan Sherly dan aroma tubuhnya saja sudah bisa membuatnya berfantasi liar. Ia seperti remaja puber yang tidak dapat mengendalikan hasratnya. Dam*** Dean!! Ada apa denganmu?! Rutuknya lagi dalam hati. "Dean ..." Sherly masih menuntut jawaban. Dean berdehem. "Oh! Aku tak apa-apa. Mari kita pulang," ucapnya sedikit serak. Dean mengusap mulutnya yang dirasa kering. Ia kemudian menghembuskan napasnya untuk menenangkan jantungnya. Sherly mulai menyalakan mesin mobilnya. Ia melaju dengan aman dan setenang mungkin agar Dean merasa nyaman. Sherly beberapa kali melirik Dean. Menurutnya Dean sedikit terlihat lebih pendiam setelah masuk ke
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status