Share

Bab 24 - Rewrite Night

Pesta berakhir, Villa dengan lantai dua yang begitu luas untuk ditinggali oleh dua orang, terasa begitu sunyi dan benar-benar hilang suasana, berbeda dengan tadi pagi.

Rasanya Liera dikirim ke dalam kastil tidak berpenghuni, dia bahkan tidak bisa menelusuri rumah ini karena begitu menyeramkan jika dilihat pada malam hari, sebagian lantai bawah sudah gelap dan hanya beberapa kamar di lantai dua dibiarkan menyala.

Liera masih menunggu Julian keluar dari bathroom, jika diberi kesempatan Liera ingin meminta kamar lain untuk berpisah dengannya, tapi permintaan sang Ibu membuat Liera resah.

Bahkan kata ‘malam pertama’ berputar terus dalam pikirannya saat ini, penjelasan yang Asyla kasih tahu pada dirinya mengundang banyak pertanyaan. Pasalnya sang Ibu tidak mengatakan jika dirinya menikah nanti Liera harus melakukan hubungan yang bahkan tidak pernah dia lihat atau baca sebelumnya.

Liera juga tidak menginginkan hal itu.

Tatapan bertemu dengan wajah dingin Julian, pria itu baru saja keluar dari bathroom dengan sebagian tubuhnya tertutup handuk dan sebagian lagi terekspos begitu saja, Liera bingung dengan situasi seperti ini.

Sekilas Liera merasa seperti seorang yang bodoh, dia mengalihkan pandangan ketika sadar terlalu lama menatap Julian, alih-alih membuang kecanggungan ini, pria itu malah semakin acuh dengan kehadiran Liera disini, mereka juga tidak berbicara banyak hal apalagi mencoba membangun sebuah hubungan.

Liera mengangkat gaun pengantin yang belum dia lepas, berjalan mendekati bathroom setelah Julian menjauh dari tempat itu, sudah lama Liera tidak mandi pada malam hari dan biasanya Merry akan menyiapkan air hangat untuknya.

Baru beberapa jam berpisah, Liera sudah merindukan keluarganya.

“kau ingin terus memakai gaun itu?” ucap Julian, pria itu sedang memilih pakaian yang akan dia kenakan malam ini, atau mungkin itu tidak akan dibutuhkan?

“aku akan melepaskannya didalam.” Liera berkata tanpa membalik tubuh, dia belum terbiasa melihat tubuh pria walau kini dia adalah suaminya. Ya namanya juga gadis Lugu yang masih canggung melihat itu!

Julian tidak menjawab, dia hanya penasaran bukan sedang ingin memulai percakapan.

Liera melangkah masuk ke dalam, gaun pengantin yang begitu merepotkan, membuat dirinya sulit bergerak apalagi berjalan, menatap cermin besar Liera baru sadar jika diri hari ini merupakan hal yang berat, dia tidak mengerti cara menghilangkan riasan ini.

Baru akan membuka pintu, Liera ingat jika dia sudah melepaskan gaunnya, dia juga tidak membawa handuk saat kedalam, benar-benar tidak bisa menghilangkan kebiasaan buruknya. ‘Bodoh!’

Mengintip sedikit, Liera mencari keberadaan Julian diluar, tidak mungkin jika Liera memaksa keluar di waktu dirinya tidak mengenakan apapun, dan kebetulan Julian sedang keluar dari kamar.

Dengan cepat Liera mengambil handuk kimono dan memakainya, dia buru-buru kembali ke dalam bathroom.

Sampai 25 menit berlalu, Liera keluar setelah menyelesaikan mandinya, dia juga lupa membawa pakaian ganti. Dia terkejut saat membuat pintu melihat Julian yang sedang duduk di sofa dengan secangkir kopi di tangannya.

‘aku belum menghapus riasan di wajah!’ Liera mengutuk dirinya, dia terpaku disana. Entah kenapa tatapan Julian tidak bisa membuatnya sedikit bernafas, mungkin pria itu berpikir jika dirinya begitu aneh dan bodoh.

“bisakah, aku meminta bantuan padamu?” ucap Liera, dia menyatukan kedua jari telunjuknya sambil tertunduk malu, Liera tidak ingin menunjukkan wajahnya saat ini.

“katakanlah.”

“bagaimana cara menghilangkan riasan ini.”

Julian mengeluarkan kopi yang baru saja dia minum, entah kenapa terdengar begitu lucu ditelinga Julian ketika Liera mengatakan itu, dia benar-benar merasa sudah menikahi gadis dibawah umur. Memang itu kenyataannya jarak usia mereka berbeda 15 tahun, Julian begitu tua untuk Liera yang belum menginjak usia 20 tahun.

Julian meletakkan kopinya, dia berjalan mendekati Liera.

“apa mamamu tidak mengajarimu? Atau ini sebuah trikmu?”

Liera tidak mengerti, trik apa yang Julian maksud. Liera murni tidak bisa meminta tolong untuk membersihkan saja. 

“tidak, aku memang belum belajar.”

“mau aku ajari?” Julian menunjukkan seringainya. Entah kenapa dia ingin sedikit bermain disini, untuk urusan malam pertama, dia bisa melakukannya lain waktu atau mungkin malam ini juga.

Liera mengangguk, pria itu menjulang tinggi seakan Liera begitu kecil dari sudut pandangnya, belum lagi kondisi Liera yang masih mengenakan handuk.

Julian menarik tubuh Liera, mengangkat tubuh itu dan mendudukkannya di meja rias, menahan tangan di sisi tubuh Liera.

Situasi menegangkan Liera rasakan, tatapan tajam dan posisi yang seperti ini menambah unsur hal yang sedang Liera pikirkan, dia terlalu memikirkan cerita yang Asyla ceritakan tadi disela-sela waktu istirahatnya, Liera tanpa sadar menjauh sedikit.

Memberikan kesempatan lainnya untuk Julian menguasai, dia mengambil kapas yang sudah diberikan cleansing milk. Menarik dagu gadis dihadapannya, tidak disangka Julian akan melakukan itu sendiri, membantu membersihkan wajah Liera.

Secara otomatis tatapan Liera hanya terus menatap wajahnya, dia tidak bisa membohongi dirinya jika Julian begitu tampan dilihat dari jarak sedekat ini, belum lagi jarak yang kapanpun bisa membuat kedua wajah itu bersentuhan. 

“Tunggu—,”

Liera mengangkat suara, tangannya juga menahan lengan Julian, dia sudah tidak nyaman berada di posisi ini, belum lagi Liera tidak memakai apapun dibalik handuk, dan ingatkan Lisa jika besok dia harus kembali bersekolah. 

“aku rasa—aku bisa melakukannya sendiri, aku sudah mengerti.”

Julian tersenyum walau itu bertahan beberapa detik, padahal Julian hanya ingin menggoda gadis itu tapi tidak berjalan dengan keinginannya, apalagi kini Liera begitu lucu dan belum lagi sikap lugunya, membuat Julian lupa siapa dihadapannya.

“kau ingin melakukannya?” pertanyaan yang Julian ajukan seakan mengacu ke arah yang lain, belum lagi pria itu tidak berniat menjauh dari tubuh Liera.

“Ya.” ucap Liera, dia ingin segera mengakhiri ini dengan segera menjauh, dia tidak mencerna ucapan Julian lebih jauh lagi, padahal mungkin saja Julian bertanya yang lain.

“baiklah.”

Liera begitu terkejut saat Julian menggendongnya, ini bahkan secara tidak langsung Julian bersentuhan dengan Liera, dia menjauhkan gadis itu dan mengurungnya dalam kukungan dirinya.

“bukankah kau besok sekolah? Kau yakin?” ucapan, dia menyingkirkan rambut yang menutupi wajah gadis itu, mungkin Han terlalu munafik jika tidak terpesona pada kecantikan Liera. Bibir begitu menggoda untuk dirinya kecup dan melumatnya hingga sedikit terluka.

“Tunggu!” Liera nahan pria di atasnya, dia tidak tahu jika pembicaraan akan melangkah kesana, dia belum siap untuk melepaskan atau mungkin Liera masih takut dengan cerita 

“aku—ku, bisakah kamu menundanya sampai ujianku selesai?”

Satu alis tebal Julian terangkat, Liera begitu polos membuat Julian merasa bersalah sudah mengajukan pertanyaan itu, seharusnya Julian tahu jika ini akan terjadi, dan Tunggu! Kenapa seakan Julian yang begitu menginginkannya? Apakah dia sudah dengan perjanjian itu? Atau itu hanya sebuah perjanjian diatas kertas?

Julian menjauh, melangkah meninggalkan kamar itu tanpa mengatakan hal apapun. Dan Liera membuang nafas lega, segala hal yang mendesak hatinya lepas dengan kepergian Julian.

Satu hari terlewatkan tanpa ada hal istimewa.

Comments (1)
goodnovel comment avatar
HeeraKim
lanjut kak, semakin seru ceritanya, ada sedikit typo juga.
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status