Dahi Lexa ikut bersinar, lalu bunyi dentuman terdengar sangat keras yang memekakkan telinga. Jaring tembaga itu hancur berkeping-keping dan Lexa sudah berubah menjadi seekor serigala merah. Lolongan dari mulut Lexa terdengar lantang dan lama. Anya terjatuh ke belakang, ia kaget dengan suara seperti sebuah ledakan. Anya bertambah heran karena melihat jaring tembaga itu sudah hancur dan Lexa telah berubah menjadi seekor serigala merah. Tadinya Anya sangat yakin dengan segala persiapan yang sudah dirancangnya. Tak-tik jebakan, alat dan ramuan sihir, telah tertata sempurna. Tapi kenapa Lexa bisa melepaskan diri? Sungguh Anya tidak mengerti."Kau sudah membunuh suamiku, kini saatnya aku membalaskan dendamnya." Lexa bersiap menerjang Anya. Namun Anya tidak kehilangan akal. Ia sudah menyiapkan rencana tambahan. Rencana melarikan diri ketika dirinya kalah dan terdesak.'Sial, kenapa tiba-tiba kekuatan spesialnya datang. Bukankah dia belum bisa mengendalikannya?' batin Anya yang bersiap-siap
Kesempatan itu tidak disia-siakan oleh Anya. Ia segera menarik salah satu anak laki-laki yang berumur tujuh tahun menggunakan giginya. Anak itu menangis seketika karena kaget kerah bajunya digigit oleh Anya sehingga terseret beberapa meter dari ibunya Anya merasa sedikit tenang karena ada anak kecil yang menjadi tamengnya.Lexa menatap Anya dengan tatapan geram. Musuhnya itu sangat kejam dan licik tidak hanya membunuh Jose anak kecil pun tidak ia lepaskan.Ibu anak tersebut menjerit histeris. "Anakku, My Boy. Tolong, tolong lepaskan anakku, tolong siapapun tolong lepaskan dia jangan sakiti dia!" Wanita itu berteriak histeris sambil bersimpuh di tanah.Awalnya Lexa tidak ingin peduli dengan nyawa anak laki-laki itu namun bayangan Jose ketika bersamanya yang menyukai anak-anak membuat hati Lexa melemah. Keinginan untuk membunuhnya tertutup oleh keinginannya untuk menyelamatkan anak itu dari tangan Anya."Jangan mendekat, kalau kau mendekat anak ini akan kubunuh." ucap Anya memberi perin
"Lexa, dengar jangan bunuh aku. Aku mohon." Anya yakin jika saat ini dirinya dalam bahaya. "Apakah kau mendengarkanku untuk tidak membunuh suamiku?""Tolong, aku mohon. Maafkan aku.""Aku tidak ingin mendengarkan omong kosongmu, Anya.""Tapi aku melakukan ini semua untuk Xander." Lexa terhenti melangkah, "Xander, dia yang menyuruhmu?""Benar, aku ingin diterima di sisinya kalau bisa membawamu kepada Xander.""Ternyata sepupuku masih hidup.""Ya, dia masih hidup.""Tapi sepertinya kau bohong, Anya.""Apa maksudmu?" Anya terkejut."Sepengetahuanku, sepupuku tidak tahu menahu tentang kekuatan yang berhubungan dengan penyihir."Terlihat keterkejutan di mata Anya karena Lexa bisa menganalisa perbuatan Anya."Sepupuku memang jahat tapi aku tahu bahwa dia tidak pernah berhubungan atau bersentuhan dengan para penyihir terutama penyihir yang mempunyai racun langka yang membuatku tidak bisa berubah wujud, musuh bebuyutan dari Klan Bulan Merah.""Tapi sungguh aku disuruh oleh Xander.""Xander?
"Saya tidak berbohong.""Maksudmu, sungguh suamiku masih hidup?""Benar.""Bagaimana bisa?""Waktu saya datang mendekati tower dua. Anak buah saya sudah bersiap di bawah dengan membawa beberapa matras, jadi ketika Tuan Muda terjatuh dari atas; kami segera menangkapnya dengan matras. Tuan Muda bisa selamat, hanya karena sedikit goncangan yang terlalu keras sehingga Tuan Muda jatuh pingsan. Beberapa menit yang lalu, Tuan Muda bangun dan menyebut nama Nyonya Muda.""Kenapa kau tidak bilang dari tadi," Lexa langsung membuka pintu, tapi sebelum Bastian menyadari keadaannya. Lexa kembali menutup pintu, ia langsung tersadar jika belum memakai baju."Ehm … Tian, bantu aku mengambil baju ganti. Bajuku rusak gara-gara ….""Saya mengerti, Nyonya." Bastian membalikkan badan lalu menelepon Ema.Setelah Lexa berpakaian ia segera menuju ruang rawatnya Jose. Perasaannya sangat bahagia ternyata Jose masih hidup dan itu adalah suatu keajaiban baginya. 'Terima kasih Dewi bulan,' batin Lexa sebelum membuk
Pipi Margaritha bersemu merah melihat Michael hanya mengenakan kimono handuk. Margaritha bisa melihat jika kejantanan Michael sudah tegak di balik kimono."Masuklah." Michael menarik tangan Margaritha lalu mengunci pintu."Wow, kau terlihat cantik hari ini." Michael menatap Margaritha dengan penuh nafsu."Michael, aku …."Michael tidak menyia-nyiakan waktu, hasratnya sudah berada di puncak. Ia langsung mencium bibir Margaritha dengan rakus. Kali ini Margaritha berusaha mengimbangi ciuman Michael setelah kemarin hanya diam tanpa membalasnya."Good girl, kau sudah pintar rupanya." puji Michael."Aku hanya ingin menyenangkanmu.""Aku akan menyenangkanmu dahulu, Meg." Michael menarik gaun Margaritha ke atas sehingga kini hanya tertinggal sehelai lingerie warna merah yang sangat seksi."Kau memakai ini?" Mata Michael membulat lalu tersenyum puas."K-kenapa? Apa aku jelek memakai ini?" Margaritha berusaha menutupi buah dadanya yang terbuka karena kantung bra yang kecil sehingga membuat punca
"Oke, saya tunggu." Bastian mengetuk-ngetukkan jarinya sambil menunggu jawaban dari manajer hotel.Bastian bertukar nomor ponsel dengan manajer hotel itu karena keluarga Armando sering mengadakan perjamuan makan ataupun seminar dengan kliennya di hotel tersebut. Keluarga Armando sudah menjadi salah satu top pelanggan di hotel itu karena seringnya mereka menggunakan jasa hotel itu. Dari acara kumpul-kumpul keluarganya Ruth ataupun seminar bisnis yang membutuhkan conference room. Karena Jose mengundang banyak klien secara bersamaan. Jadi tidak susah untuk Bastian mengorek keterangan siapakah pengguna jasa kamar hotel nomor 2056."Ya, halo saya masih di sini. Benar, saya ingin tahu identitasnya.""Michael Armando umur tiga puluh dua tahun. Baiklah saya mengerti, terima kasih atas bantuannya. Saya sangat menghargai itu. Ya, sampai jumpa." Bastian menutup ponselnya sambil menatap tajam Margaritha yang baru saja bergabung dengan Ema. ***"Meg, kau terlambat hampir dua jam.""Maafkan saya, B
Bastian adalah laki-laki dewasa jadi sangat paham dengan tanda merah yang berada di leher Margaritha. Berarti Michael telah berbuat sesuatu kepada Margaritha dan Bastian juga sangat tahu jika Michael adalah laki-laki mesùm yang suka melakukan hal asusila terhadap wanita yang menjadi incarannya. Margaritha adalah gadis yang polos dan masih sangat muda, mungkin saja Margaritha sudah masuk perangkap Michael. Tapi yang menjadi pertanyaan, sejak kapan Margaritha bisa berkenalan dengan Michael? Sedangkan gadis itu selalu sibuk berada di sisi Ema mengurus Lexa dan Jose. Bukankah Michael sudah dipenjarakan oleh Jose. Kenapa dia bisa bebas, padahal baru beberapa minggu di penjara?" Bastian berpikir keras namun belum bisa menemukan jawabannya."Tuan Bastian ada apa?" tanya Ema kepada Bastian yang memperhatikan Ema. "Bibi Ema, ikut aku." Bastian menarik tangan Ema yang baru saja membelikan makanan untuk Margaritha. "Ada apa, Tuan?" bisik Ema yang mengetahui jika ada sesuatu dengan Margaritha.
"Kau sudah memastikan jika Michael benar-benar masih dipenjara?" Bastian terdiam mendengar penjelasan dari pengacaranya. "Oh, berarti cuma laporan tertulis dan kau belum mengeceknya? Baiklah aku tahu segera cek keberadaan Michael di dalam penjara. Kau harus memastikannya sendiri dengan matamu melihat keberadaan Michael. Setelah ada hasilnya cepat hubungi aku."Keesokan harinya Bastian menerima laporan dari pengacaranya jika Michael tidak berada di dalam penjara. Ketika pengacaranya mendesak meminta penjelasan kenapa laporan dan kenyataan tidak sama. Pihak kepolisian tidak bisa menjawabnya dengan lugas mereka kebingungan serta takut namun mereka juga tidak memberikan jawaban yang memuaskan kepada sang pengacara. Namun karena Jose tiba-tiba memberikan tugas mendadak untuk pergi ke Perancis membuat Bastian tidak bisa menyelidiki secara langsung kasus Michael dan hanya memerintahkan anak buahnya untuk melindungi Lexa dan Jose lebih ketat lagi. Bastian berpikir, sepulang dari Perancis ia ak