Share

My Wife
My Wife
Author: Fransis Lonenlis

episode 1

27 Desember 2020

My Wife

Episode 1

Seorang pria bertubuh tinggi tegap, hidung mancung, rambut hitam model bowl cut, kulit putih pucat berjalan dengan raut penuh kekhawatiran memasuki perusahaan Netsu, sebuah perusahaan rekronstruksi terbesar di Indonesia. Mata tajamnya memperhatikan kondisi perusahaan tersebut, tidak ada tanda-tanda perampokan atau kekerasan semacamnya, semua staff dan karyawannya beraktifitas seperti biasanya, seperti tidak ada gangguan sedikitpun, mungkinkah ini hanya akal-akalan adiknya agar dirinya bersedia datang keperusahaan milik suaminya tersebut, daraipada kembali tanpa sebuah bukti yang nyata, dia lebih memilih mengikuti permainan adik kecilnya tersebut, langkah tegapnya menuju resepsionis nyari menjadi pusat perhatian seluruh karyawan yang berpapasan dengannya.

“A-ada yang bisa saya bantu?” seorang resepsionis wanita bahkan gugup hanya dengan memandang wajah rupawannya.

“Dimana ruangan Merik Netsu Kira?!” tanya pria itu langsung, nada datar dan terkesan dingin membuat resepsionis itu semakin gugup seakan berada dalam cengkaman dewa kematian. Wanita itu pun segera segera memberitahukan tempatnya setelah mendapat jawaban yang diinginkan, pria itu segera bergegas  menuju lantai 27 tempat kantor adik iparnya tersebut.

Seorang pria 37 tahun berkulit putih, hidung mancung, rambut hitam cepat terlihat sangat gelisah, bagaiamana mungkin istri kecilnya itu menelpon kakaknya dan menyuruhnya datang kekantornya untuk memintak bantuan suntikan dana dengan mengarang cerita bohong bahwa perusahaannya baru mengalami perampokan, matanya memperhatikan dua orang yang juga berada di ruangannya, satunya adalah seorang pria keturunan Jepang yang merupakan sahabat juga sekretarisnya, dia juga GM perusahaannya, yang satunya adalah istri tercintanya, seorang gadis manis berambut pirang yang membuat dirinya seakan kehilangan muka setelah ini.

Tululut…

Tululut…

Merik bahkan sangat terkejut hanya karena suara dering telpon yang ada di ruangannya, ia pun mengangkat panggilan tersebut,”Ya.”

“Maaf, presdir. Tadi ada seorang pria yang sangat tampan menanyakan ruangan anda, sepertinya dia bukan orang sembarangan dan sekarang dia menuju ruangan anda.” jantung Merik terasa berdegub lebih cepat sedang kedua orang itu terlihat biasa-biasa saja, dasar mereka itu tidak mengerti kegelisahannya, bagaimana kalau kakak iparnya itu akan mempermalukan dirinya, sungguh menyebalkan.

Brak…

Belum sempat dirinya tenang pintu ruangannya sudah dibukak dengan kasar, Rumina, Kauri dan Merik mengalihkan perhatiannya pada pria itu. Wajah rupawan yang terlihat dingin dan datar, aura membunuh yang sangat kuat membuat ruangan yang sejuk jadi sedingin es .

“Ehm.” Rumina berdehem untuk mencairkan suasana, tapi sepertinya pemilik perusahaan Mizuruky itu tidak menggubrisnya dan masih dengan wajah datarnya, tapi pria itu masih tetap berusaha untuk bersabar mengahadapi sikap dingin dan arogan manusia yang terkenal dengan jelmaan dewa iblis tersebut.

“Silahkan masuk, presdir Mizuruky, suatu kehormatan bagi kami karena anda sudah bersedia datang kemari” katanya sesopan mungkin meski sebenarnya dalam hati ia sangat ingin menceburkan manusia satu itu kedalam samudra atlantik sangking kesalnya.

Mizuruky Ivan tidak tertarik sama sekali dengan basa-basi, ia lebih memilih memperhatikan ruangan adik iparnya tersebut, bibirnya membentuk seringai menghina,”Hmmp, sepertinya perampoknya sangat ahli menata ruangan,” katanya sarkas membuat peimpinan perusahaan Netsu itu semakin terpuruk, memang kakak iparnya itu tidak pernah kenal yang namanya hubungan darah, bahkan tersenyum saja tidak bisa.

Kauri tersenyum melihat kehadiran kakaknya, meski semua orang berpikir kalau kakaknya adalah orang yang sombong dan dingin tapi baginya kakaknya adalah pria yang baik dan akan selalu menjadi kakak yang terbaik untuknya. Gadis itu segera berlari menghampiri Sang kakak lalu memberikan pelukan hangat untuknya,”Aku senang kak Ivan datang, aku sangat yakin kalau kak Ivan akan datang,” katanya manja. Meski Ivan dingin terhadap setiap orang tapi dia selalu bersikap lembut pada orang-orang terkasihnya, ia pun membalas pelukan adiknya tersebut bahkan bibirnya menyunggingkan senyum lembut membuat kedua pria lain yang melihatnya tercengang melihatnya, mereka berpikir kalau pria itu akan terlihat lebih manusia bila tersenyun semanis itu.

“Hmm, Kauri apa yang terjadi?” tanyanya lembut. Perlahan Kauri melepaskan pelukannya, ia memikirkan apa yang sebenarnya yang terjadi pada perusahaan milik suaminya.

“Perusahaan Merik mengalami perampokan, kak Ivan. Perusahaannya juga terancam kehancuran kak, aku ingin kakak yang baik hati membantu suamiku. Aku tidak mau perusahaan suamiku hancur, aku mohon,” pintanya. Pria itu menaikkan sebelah alisnya, dia sudah memperhatikan bahkan memeriksanya sendiri, dari sudut mana sebenarnya gadis itu melihat adanya perampokan di perushaan ini?.

“Kak Ivan pasti merasa heran karena tidak terlihat adanya sisa-sisa perampokan?” Tanya Kauri yang seakan mampu membaca isi pikiran kakaknya.

“Hn,” jawab Ivan singkat.

“Itu karena perampoknya adalah orang dalam kakak,” balas Kauri.

“Katakan saj! kenapa harus berputar-putar?!” sergah Ivan tak sabar. Gadis itu merengut sebal melihat sikap kakaknya yang tak sabaran bahkan antara bertanya dan memerintah nadanya sama, datar tanpa ada nada.

“Maaf, tuan Mizuruky. Biar saya yang menjelaskan.” Merik sengaja menyela pembicaraan kakak beradik itu, bagaimana pun juga istrinya tidak begitu mengerti apapun tentang perusahaan dan tak tega juga melihat Sang istri diperlakukan dingin seperti itu. Ivan mengalihkan perhatiannya pada adik iparnya tersebut.

“Perusahaanmu mengalami kemunduran dalam beroprasi akhir-akhir ini, sedangkan perampok yang dimasud adalah adanya penggelapan dana sebesar 5 Miliar. Kalau terus seperti ini sudah dapat dipastikan perusaanku akan gulung tikar. Lagi pula bukankah 49 % saham perusaan Netsu sudah menjadi milikmu, itu artinya kerugian perusahaan ini juga akan menjadi kerugianmu,” jelas Merik. Ivan menyeringai, pintar juga adik iparnya tersebut menggunakan saham yang telah menjadi miliknya untuk mendapat suntikan dana dari dirinya.

“Berapa yang kau butuhkan?” tanyanya tanpa basa-basi.

“6 Miliar,” jawab Merik.

“Jaminan apa yang kau tawarkan? Bukan tidak mungkin bila kau tidak akan mampu melunasi hutangmu,” balas Ivan membuat pria itu tertegun, ternyata benar rumor yang beredar tentang kakak iparnya tersebut, dingin tanpa perasaan bahkan dengan seorang adik iparnya juga perhitungan.

“Kak, Ivan. Merik itu suamiku, itu artinya dia adalah adik iparmu,” sela Kauri, gadis itu tidak mengerti kenapa kakaknya sangat perhitungan dan tidak mempercayai suaminya kalau Sang suami mampu melunasi hutang meski tanpa jaminan, tidakkah dia memikirkan hubungan kekeluargaan diantara mereka?

“Aku berbisnis, Kauri. Bukan bersedekah, aku tidak pernah memandang status kekeluagaan dalam berbisnis,” potong Ivan cepat. Kauri semakin tidak mengerti kenapa kakaknya begitu dingin, selama ini dirinya kenal Sang kakak adalah seorang yang baik hangat, lembut dan tidak perhitungan sama sekali, tetapi kali ini, pria itu menunjukkan karakter yang berbeda dari yang selama ini dikenalnya. 


Jangan lupa memberikan reviuw setelah membaca

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status