Nightmare

Nightmare

By:  rainy  Ongoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
3 ratings
18Chapters
1.6Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

“Gue mimpi buruk lagi. Lo tahu, kan, setiap gue mimpi buruk, pasti itu pertanda kalau sesuatu yang buruk bakal terjadi?” Bisakah kau bayangkan rasanya menjadi Devlin?! Ibunya meregang nyawa tepat di depan matanya. Sayangnya, dia tak pernah mendapatkan keadilan sedikit pun. Pelaku pembunuhannya saja

View More
Nightmare Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
user avatar
Naily L
cerita yang menarik:) semangat update thor:)
2022-09-10 20:35:50
1
user avatar
Tyarasani
Keren banget ceritanya, sampai berasa ada di dalam cerita itu.......
2022-05-28 22:00:00
1
user avatar
SachanStory
semangat kak, ceritanya seru
2022-05-23 17:31:05
1
18 Chapters
Sapu Tangan dan Darah 
Kuremas kuat sapu tangan usang berwarna putih, mencoba mencurahkan rasa benci pada sebuah benda mati. Sapu tangan dengan motif burung bangau yang terdapat dua buah huruf ‘R’ di salah satu sudut sapu tangan itu. Ada noda bekas darah mengering juga di sana.Sapu tangan tersebut merupakan petunjuk satu-satunya yang bisa membawaku pada pelaku pembunuhan Ibu. Satu tahun lalu, Ibuku meninggal ditabrak lari oleh seseorang. Aku masih ingat bagaimana mengerikannya peristiwa itu. Peristiwa tersebut seolah masih terpatri jelas diingatanku, bahkan rasanya baru kemarin aku mengalaminya. Saat itu, Aku dan Ibu hendak menyebrang setelah pergi berbelanja bulanan bersama. Aku tak menyangka bahwa kegiatan belanja itu merupakan kegiatan terakhir yang bisa kulakukan dengan Ibu. Tak ada lagi dan tak akan pernah bisa kulakukan lagi setelah itu. Saat itu, keadaan jalan memang sangat lengang. Aku berjalan jauh mendahului Ibu, tanpa diduga mobil Honda Jazz berwarna putih melaju s
Read more
Lelaki yang Kutemui Pagi Itu
Pagi itu jam di pergelangan tanganku masih menunjukkan pukul delapan pagi. Namun, aku sudah sibuk pergi ke ruang guru. Lalu berakhir dengan membawa bertumpuk-tumpuk buku yang harus aku berikan pada Pak Bara. Sekitar tiga puluh buku lebih dan aku harus membawanya sendiri. Bisa kau bayangkan betapa repotnya, bukan?Tak ada kah seorang pun yang bisa menolongku membawa buku-buku ini?Di antara kesibukan, aku terusik dengan suara gaduh yang berasal dari halaman belakang sekolah yang baru saja kulewati dan tertutupi oleh deretan kelas. Tertarik. Aku pun pergi untuk melihat siapa yang sedang berbuat onar di saat koridor begitu sepi.“Tangkep tas gue!” suara berat seseorang panik. Aku menatapnya lekat. Baiklah rupanya sedang ada seseorang yang mulai merasa bosan di sekolah dan memilih hengkang sebelum jam pelajaran berakhir.Kutarik tali tas yang hendak ia lemparkan, sebelumnya aku meletakan buku-buku menyebalkan yang kubawa terlebih dahulu di lantai.“Siapa lo?” katanya tegas. Ada kilatan am
Read more
Ancaman
Pagi ini aku begitu cemas pergi ke sekolah. Semalaman setelah bermimpi buruk, aku tak bisa tidur. Dari jam dua belas malam aku terjaga hingga pagi. Menyebalkan memang, tapi aku takut jika mimpi itu kembali menghantui tidurku.Pagi itu kelas masih begitu sepi, hanya terlihat Satria yang entah mengapa tiba-tiba dia begitu rajin. Dia sedang membaca sebuah buku Biologi dengan serius. Aku melangkahkan kaki pelan, menghampirinya. “Tumben amat lo belajar, biasanya juga dateng-dateng langsung tidur di kelas.” Dia tersenyum sekilas. Lalu kembali membaca buku.“Sat, ada yang mau gue ceritain sama lo.”Satria menatapku, fokusnya langsung beralih padaku. Pelan dia berkata “apa?”Aku menghela nafas dalam, kuharap satria mampu menenangkanku dengan kata-kata bijaknya itu.“Gue mimpi buruk lagi. Le tahu,kan? Setiap gue mimpi buruk, pasti itu pertanda kalau sesuatu yang buruk bakal terjadi lagi, bahkan lebih parah lagi kadang mimpi-mimpi gu
Read more
Teror
Suara kaca pecah mengusik ketenanganku malam ini. Terlihat Mbok Iroh berlari khawatir ke arahku, wajahnya pucat pasi, seperti telah melihat hantu."Non, i-itu.. itu.. ada yang ngelempar batu sampe kacanya pecah. Terus ada.... " kata Mbok Iroh terbata tak mampu melanjutkan perkataannya."Ada apa mbok?" tanyaku ikut merasakan ketakutan yang dirasakan Mbok Iroh." Non lihat sendiri saja." Katanya yang lantas bergegas pergi. Aku pun mengikuti kemana arah kakinya melangkah.Halaman depan rumahku benar-benar berantakan, banyak batu-batu kerikil yang memenuhi teras depan rumah. Lalu ada sebuah kertas yang membungkus sebuah batu, kertas itu terletak di bawah jendela yang kacanya sudah pecah. Aku memungutnya. Tersentak. Pantas saja Mbok Iroh ketakutan setelah melihat benda ini. Di setiap sudut kertas itu terdapat bercak kemerahan mirip dengan darah yang mengering, ketika aku membuka dan mengambil kertas itu bertuliskan'KAU HARUS MATI?!! KAU
Read more
Pembunuhan
“Gue ngeliat cewek jatuh dari lantai tiga, dia lagi debat sama cowok di depan kelas kita. Gue ga tau itu siapa."Kataku frustasi ketika menjelaskan tentang perihal bayangan yang tiba-tiba singgah. Sesekali aku mengacak rambut hitam panjang milikku dengan keras.Beberapa kali itu juga mereka hanya menganggap bahwa itu bukan hal yang penting, itu hanya halusinasi semata. Oh ayolah! tapi firasatku berkata lain, ada sesuatu hal yang akan terjadi."Dev, berhenti berpikir yang aneh-aneh. Itu cuma halusinasi lo doang. Lo pernah denger ‘kan, kadang kalo kita mikirin sesuatu yang ga pernah terjadi secara berlebihan malah bakal jadi kenyataan? jadi stop mikirin hal begitu." Ujar Satria yang sempat menghentikan acara makannya sore itu."Iya, Dev. Enggak bakal ada peristiwa apa-apa percaya deh sama kita. Lagian ada kita-kita kok yang bakal jagain lo.""Iya, lo tuh ya bisa ga sih jangan mikirin hal yang begituan. Liat deh lo udah jarang ngur
Read more
Barang Bukti
Nafasku masih memburu seiring rasa takut yang masih menghimpit hati. Keringat dingin masih mengalir di dahiku. Kuat. kurasakan seseorang menarik lengan kananku, menimbulkan rasa sakit yang tak terkira."Lo udah pulang? Gue dari tadi nungguin lo di sini.""Hm..." mulutku terbuka, namun tak ada kata yang terucap. Hanya gumaman tak jelas yang begitu pelan terdengar. Aku masih menatap Satria seperti orang bodoh."Lo kenapa sih?" Satria hanya mampu menatapku lekat sambil beberapa kali menggerakkan kelima jarinya di hadapanku.Tak ada tanggapan dariku. Aku duduk begitu saja membentur kerasnya paving block parkiran. Tubuhku lemas. Aku masih mencerna peristiwa yang baru saja terjadi. Aku mencoba melirik sekilas ke arah koridor kelas.Tak ada. Seseorang yang berpakaian serba hitam itu telah menghilang. Jantungku masih berdetak cepat, lalu mataku mulai berembun.Oh Tuhan apa itu tadi? Pasti itu hanya ilusi, "Itu Cuma halusinasi ‘kan? Iya ‘kan? Iya!
Read more
Tragedi
Aku selalu percaya bahwa bagaimana pun sebuah bangkai disembunyikan, suatu saat nanti pasti akan tercium. Begitupun kasus tabrak lari yang terjadi pada ibuku, lalu kasus percobaan pembunuhan yang terjadi pada Suci. Semua kasus tersebut membuatku merasa frustasi. Sudah berbulan-bulan aku merasa seperti hidup dalam sebuah lorong hitam yang tak berujung. Kegelapan terus menerus mengikuti, seolah merenggutku dari kewarasan. Namun kali ini berbeda, sebuah benda yang kutemukan di TKP memberikan angin segar bagi hidupku. Memberikan ku harapan yang selama ini sudah kukubur dalam. Maka dari semua harapan itu, akhirnya aku memutuskan untuk berdiskusi dengan Satria, Benny dan Sarah."Guys, gue nemu barang bukti di TKP waktu kejadian kecelakaan Suci. Ternyata benda yang gue temuin itu ada inisial nama yang sama dengan inisial di sapu tangan pelaku tabrak lagi ibu gue. Menurut kalian gue harus gimana?"Aku mencoba memulai percakapan. Terlihat Satria, Benny dan Sarah seketika menghentikan kegiatan
Read more
Saksi Kunci
Aku membenturkan kepalaku beberapa kali pada meja ruang tamu rumahku. Rasanya tak ada yang lebih sulit daripada mencari pelaku teror sekaligus pembunuhan yang sedang terjadi akhir-akhir ini. Nyawa yang begitu mudahnya dihilangkan tanpa pernah berpikir betapa pedih dan hancurnya hati orang-orang terdekat mereka. Aku merutuk dalam hati, mengingat kesedihan tak terkira dari Bu Marni; istri dari pak Salim. Kini wanita itu hanya mampu meratapi nasibnya yang ditinggal oleh sang suami.Rasanya aku sangat merindukan kehidupan normalku sebagai seorang siswi biasa yang hanya memusingkan soal-soal matematika yang tak bisa dipecahkan. Tanpa kusadari, sebuah tangan sudah terletak begitu saja di atas meja. Mencegahku untuk kembali membenturkan kepala di atas meja. "Kalo lu terus begitu, bukannya kasus ini yang pecah, malah kepala lu yang pecah." Aku mendongak menatap Satria. Menatapnya dengan tatapan paling sendu yang bisa kuberikan. Rasanya aku sudah tak mampu lagi menemukan jalan keluar sekali
Read more
Lelaki yang Kupanggil Ayah
Di antara banyak nya hal di dunia ini, memiliki sahabat yang selalu ada menjadi salah satu hal yang paling aku syukuri. Khususnya kehadiran Satria di hidupku. Dia benar-benar sebuah anugrah yang tak bisa tergantikan oleh apapun. Semenjak Ibu meninggal, aku benar-benar tak punya teman mengobrol selain Mbok Iroh. Ayah sibuk bekerja dan jarang pulang ke rumah. Sore ini, aku menatap sekeliling. Menatap gerak gerik Satria yang tengah bermain games di handphone sambil sesekali melahap cemilan dan sirup yang baru saja disajikan ulang oleh Mbok Iroh. Sedang Benny sendiri sudah pulang dari tiga puluh menit yang lalu. Hening. Tak ada yang saling berbicara di antara kami. Kami masih sibuk dengan kegiatan masing-masing, aku yang masih sibuk mengerjakan tugas Mading, menulis beberapa informasi dan tips yang akan diterbitkan untuk esok hari, sedang satria yang masih asyik dengan dunianya sendiri. Namun entah mengapa, kami merasa nyaman dengan situasi hening ini. Seolah tak satria tak perlu melaku
Read more
Indera Keenam
Katanya setiap manusia itu dikarunia lima panca Indra yang berfungsi untuk mendukung kehidupan sehari-harinya, seperti indera peraba, indera penciuman, indra pendengar, indera perasa, dan indera melihat. Namun katanya, ada juga beberapa orang yang memiliki kelebihan dengan memiliki indera keenam yang tak dimiliki oleh semua orang. Katanya indera keenam ini berhubungan dengan hal-hal gaib atau berhubungan juga dengan ramal meramal. Mengenai semua kebetulan yang akhir-akhir ini sering aku alami, seperti melihat suci yang terjatuh dari tangga, melihat diri sendiri yang dikejar-kejar oleh si pelaku pembunuhan. Bahkan melihat kematian Ibu yang bersimbah darah, lalu semua itumenjadi kenyataan. Aku tak tahu tepatnya kapan, tapi seingatku dulu ayah pernah bercerita Hari itu aku mengadu sambil menangis mendapati bahwa kucing peliharaanku mati. Sehari sebelumnya, aku bermimpi bahwa kucing tersebut bisa bicara, mengucapkan salam perpisahan serta ucapan terima kasih karena aku telah merawatnya. A
Read more
DMCA.com Protection Status