Home / Romansa / Nikah Siri / Chapter 8

Share

Chapter 8

Author: Black Eagle
last update Last Updated: 2025-05-05 10:19:23

FLASHBACK KETIKA LIA MENYETUJUI SEGALANYA

Semuanya diselesaikan dengan hanya permintaan maaf dari Arman serta semua biaya pengobatan untuk anak yang dipukulinya dibiayai oleh Arman Setya.

"Lain kali jangan lakukan itu lagi. Kau bodoh sekali, Arman. Kenapa kau harus terlibat hanya karena kau membela guru honorer." Ratu yang berbadan dua itu tampak kesal dengan tindakan suaminya.

"Jadi, kau ingin aku diam saja, begitu?" Arman mengganti kemejanya dengan piyama tidur lalu menjatuhkan tubuhnya di atas ranjang. "Lagi pula semuanya sudah selesai, dan tanpa melibatkan ayahmu." Arman menarik selimut lalu membelakangi ratu yang masih belum selesai dengan ucapannya.

Sepanjang malam dia hanya mengomeli Arman dan suaminya justru tak peduli dengan hal itu, kepalanya masih berdenyut mengenai apa yang terjadi antara dia dengan Lia.

Saat Arman berhasil membiarkan tubuhnya beristirahat, di belahan bumi lain, Liandra Firdaus yang tinggal di rumah Tante dan neneknya kini berbaring di atas ranjangnya, dia tidur di samping adiknya yang masih sangat kecil dan nenek di sisi yang lainnya.

Pikirannya berkecamuk kepada momen di mana Arman berbisik kepadanya, "Aku masih belum bisa menceraikan Ratu. Dia masih sangat berpengaruh dengan pekerjaan ku, jadi Lia, aku bisa menghalalkan mu tapi dengan nikah siri."

Ucapan itu, "Nikah siri." Betul-betul menghantuinya, dia mengigit ujung kuku dan sesekali memandangi nenek dan adiknya yang terlelap.

Dia kembali pada momen itu, Lia bertanya, "Bagaimana caranya? Keluarga ku tidak mungkin menyetujuinya, Pak."

"Maka tinggalkan mereka. Kau tinggal di rumah Tante mu kan? Orang tuamu sudah tidak ada jadi tidak ada yang bisa menjadi wali mu, aku bisa mencari kan tempat tinggal untuk mu, membiayai semuanya, dan hanya kita."

Ingatan itu, janji Arman sangatlah menakutkan tetapi di sisi lain dia tergoda untuk menerimanya.

"Nikah siri? Aduh, kenapa kepala ku sakit begini." Lia mencengkeram dan mengacak-acak rambut miliknya. "Tapi, Pak Arman. Dia sudah memiliki semuanya dariku. Aku bahkan sudah tidur dengannya."

Mengingatnya membuat Lia kacau balau, dia sekali lagi menatap nenek dan adiknya, hanya mereka yang dia sayangi, dan hidup numpang di rumah tantenya selama ini? Itu juga membuatnya frustasi, sudah lama dia ingin mencari tempat tinggal, bersama nenek dan adiknya, tapi dia tidak pernah mendapatkan biaya untuk memiliki rumah sendiri.

Karena tidak ingin memikirkan banyak hal, Lia memilih kembali untuk tidur, berusaha terlelap walau agak sulit, dan saat dia membuka mata, pagi sudah tiba, dan dia harus kembali ke aktifitasnya.

Sepanjang hari, dia menjelaskan kepada keluarganya bahwa dia ingin tinggal di kostan yang lebih dekat dengan sekolah, sehingga dia bisa mengajar dengan tenang, neneknya sempat menolak tapi Lia memastikan bahwa dia akan sering berkunjung ke rumah.

Walau agak sulit untuk mendapatkan izin, tapi akhirnya Lia berhasil mendapatkan apa yang dia inginkan, karena saat ini, dia kembali mengirimkan pesan pada Arman, kali ini dengan nomor yang berbeda.

: Bisa Jemput Aku?

Lia menunggu di jalan raya, lalu mobil putih Toyota rush berhenti di hadapannya. Lia masuk ke dalam sana dan duduk di samping Arman Setya yang matanya sibuk mengemudi. Tak ada percakapan dalam beberapa menit, hingga Arman membuka mulut.

"Bagaimana?" Dia bertanya lembut, tapi matanya masih fokus ke depan. "Lia, keputusan mu?"

Dia diam, Lia, dan setelah menghela nafas panjang, Lia berkata pelan, "Aku mau Pak."

"Hmm?"

"Aku mau nikah siri sama Pak Arman."

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Nikah Siri    Chapter 8

    FLASHBACK KETIKA LIA MENYETUJUI SEGALANYA Semuanya diselesaikan dengan hanya permintaan maaf dari Arman serta semua biaya pengobatan untuk anak yang dipukulinya dibiayai oleh Arman Setya. "Lain kali jangan lakukan itu lagi. Kau bodoh sekali, Arman. Kenapa kau harus terlibat hanya karena kau membela guru honorer." Ratu yang berbadan dua itu tampak kesal dengan tindakan suaminya. "Jadi, kau ingin aku diam saja, begitu?" Arman mengganti kemejanya dengan piyama tidur lalu menjatuhkan tubuhnya di atas ranjang. "Lagi pula semuanya sudah selesai, dan tanpa melibatkan ayahmu." Arman menarik selimut lalu membelakangi ratu yang masih belum selesai dengan ucapannya. Sepanjang malam dia hanya mengomeli Arman dan suaminya justru tak peduli dengan hal itu, kepalanya masih berdenyut mengenai apa yang terjadi antara dia dengan Lia. Saat Arman berhasil membiarkan tubuhnya beristirahat, di belahan bumi lain, Liandra Firdaus yang tinggal di rumah Tante dan neneknya kini berbaring di atas ranjangnya

  • Nikah Siri    Chapter 7

    FLASHBACK BERMAIN API Suasana ruangan kepala sekolah yang ber-AC rasanya mencekam, Lia hanya duduk di kedua kaki yang rapat saling berdempetan, matanya menatap kedua telapak tangannya yang saling bergenggam satu sama lain. Di sampingnya Arman yang terlihat dengan wajah tenang, dan tiba-tiba pintu terbuka, suara nyaring dengan langkah kaki yang terdengar jelas, Pak Damar Ringga menarik kursinya dan duduk di belakang meja. "Apa yang sebenarnya terjadi?" Pak Damar selaku kepala sekolah mencoba untuk bersikap tenang, dia sesekali menatap Lia dengan tatapan prihatin. Pak Damar tidak terlalu tua untuk posisi kepala sekolah, dan dia juga sama sekali tidak muda, kulitnya agak coklat, tapi tubuhnya ramping dengan rahang yang masih tegas, tapi di sela-sela rambutnya sudah terlihat helaian rambut putih. "Bocah itu kurang ajar." Arman mengangkat pandangannya, dan mereka saling bertatap satu sama lain, Damar selaku kepala sekolah dan Arman sebagai wakilnya. "Dia merekam Bu Lia saat mengajar d

  • Nikah Siri    Chapter 6

    FLASHBACK KEJADIAN DI SEKOLAH Setelah upacara penaikan bendera dan pemberian penghargaan bagi siswa-siswi yang berhasil memenangkan olimpiade, Lia, dia kembali ke rutinitasnya, menyusun buku tugas, mengerjakan pekerjaan guru-guru senior, dan kemudian masuk ke ruang kelas, mengajar. "Selamat pagi, Bu Lia!" Suara anak-anak serentak menyapa. "Pagi." Lia membalas dan duduk di kursinya, dia membuka buku absensi dan menyebut satu persatu nama murid-muridnya, lalu memulai pelajaran ekonomi kelas sebelas. Dia menjelaskan semuanya dengan baik tetapi anak-anak yang berada di bangku paling belakang terlihat mengabaikannya, mereka juga mencoba untuk merekam Lia, tetapi sayangnya Lia tidak menyadari bahwa anak-anak itu sedang merekam area pribadi yang dimiliki Lia. Lia selama ini tidak pernah melawan siapa pun atau mengeluh, dia hanya gadis honorer yang menerima gaji berapa pun untuk mengajar, bahkan sering kali tidak dihormati oleh murid-muridnya. "Tolong perhatiannya. Yang dibelakang, jan

  • Nikah Siri    Chapter 5

    FLASHBACK "Kok muka Bu Lia sejak tadi pucat ya? Bu Lia sakit?" Pertanyaan yang dijatuhkan oleh salah satu siswi Lia. Dan hanya dibalas gelengan. "Bu Lia mungkin kecapean." Arman menyahut, "Well, kalian juga kalau pulang langsung istirahat, nanti hari Senin nama kalian bakal diumumin sebagai murid-murid yang berprestasi." Arman dengan senyum ramahnya, tetapi pandangannya masih kepada Lia, yang saat itu dia ingin sekali membawa pergi Lia dari sana dan mengacak-acak pakaiannya. Entah sejak kapan dia memandangi Lia dengan begitu agresif, dia bahkan tidak ingat kapan pertama kali dia menyadari bahwa dia memiliki perasaan pada mantan muridnya itu. Tak ada yang penting dengan kesuksesan anak-anak murid mereka, Arman hanya fokus kepada objek yang berada di hadapannya sedangkan Lia fokus mengunyah makanan yang tak membuatnya nafsu makan. Pikirannya masih terbayang tentang malam gelap panjang yang dia lalui dengan Arman. Bahkan sepanjang perjalanan dia hanya diam, dan ketika Arman menawark

  • Nikah Siri    Chapter 4

    FLASHBACK, MALAM DI MANA KIA MENYERAHKAN SEGALANYA Ponsel Arman Setya terus saja berdering seiring jemarinya melepas setiap kancing kemeja yang membalut tubuhnya, nafasnya terengah-engah dan saling bersentuhan dengan nafas milik Lia yang bersandar di dinding pintu. Ada keraguan di balik tatapan gadis itu, dia bertanya, "Ponsel Pak Arman—""Sssst." Dia menyentuh bibir Lia, mengisyaratkan untuk tak bicara. Arman merogoh sakunya dan membiarkan ponsel miliknya berada di atas nakas. Tangannya menyentuh pipi Lia lalu dia melepaskan jilbab Lia dengan lembut, menjatuhkannya ke lantai, sembari berkata, "Aku tidak sabar menikah dengan mu nanti, Lia." Dan semuanya dimulai saat itu, Lia memberikan kehidupannya untuk Arman, gadis polos yang hanya terjebak dalam nostalgia masa lalu. Dia mencintai Arman, gadis berusia tujuh belas tahun yang kini berusia dua puluh satu tahun itu masih memiliki perasaan kepada pria yang sama. Sepanjang malam Arman menguasai tubuhnya dan dia bahkan tak menolak seti

  • Nikah Siri    Chapter 3

    FLASHBACK "Iya sayang?" Arman terdengar lembut, dia berbicara dengan seorang wanita sebaya dengannya melalui telpon, sementara Lia tampak melangkah pergi dari sana, hendak ke kamar hotelnya. Tatapan Arman sekilas ke arah Lia tapi kini gadis itu menghilang dari tatapannya. Liandra Firdaus mengepalkan tangan, berjalan di lorong hotel dengan menahan rasa yang bercampur aduk. Dadanya sesak, pikirannya kacau. Ia menarik napas dalam-dalam, mencoba menahan gejolak yang menyeruak, lalu mendorong pintu kamarnya dan masuk. Begitu pintu tertutup, tubuhnya langsung gemetar. Ia menyandarkan punggung ke pintu, napasnya tersengal. Jemarinya tanpa sadar menyentuh bibirnya sendiri — bibir yang baru saja disentuh oleh Arman. Ciuman pertamanya. Ini nyata.Dengan gerakan gusar, Lia meraih jilbabnya yang terlepas dan menghentakkan nya ke tempat tidur. Ia kemudian memeluk dirinya sendiri, jatuh berlutut di tepi ranjang, air mata mengalir tanpa henti."Astaga..." isaknya."Maafin aku, ya Tuhan," ucapnya

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status