LOGINKedua tangan Jenna berusaha ia tarik sekuat tenaga saat Jenna merasakan kakinya secara paksa, dan ada tiga benda keras yang berusaha masuk ke dalam tubuhnya.Kewanitaannya yang dipaksa dibuka lebar membuat Jenna langsung membelalakkan mata. Mustahil bagi Jenna bahwa tiga benda itu masuk ke dalam tubuhnya secara bersamaan. “T- Tunggu! Kalian gila!” Jenna berusaha melawan.Dihiraukannya Jenna yang meminta kepada mereka. Justru, mereka makin keras dan mendorong kuat ke dalam tubuh Letta, sampai Jenna mengerang kesakitan dan wajahnya kelihatan menahan tangis karena tubuhnya yang dikoyak barusan.“AKHHHHH!!!” Letta hanya bisa merinding melihat bagaimana para pria itu membuat Jenna tak bisa bergerak lagi. Dia bahkan gemetar. Jika biasanya hubungan badan terasa menyenangkan dan selalu membuat siapapun merasa nyaman.Kali ini, ia melihat bahwa ini sudah seperti penyiksaan yang tak berakhir sama sekali. Saat tubuh Jenna dipompa, Jenna sudah tak mampu berteriak. Hanya air mata yang mengalir,
Letta seketika gemetar melihat kedatangannya. Ia tidak menyangka akan bertemu Jenna di tengah keramaian ini. Meski sudah bersama dengan Nathan, Letta masih bisa merasa takut hanya dengan melihat ke arah Jenna yang begitu berantakan.Pakaiannya terlihat lusuh. Kulitnya pucat, bahkan ada kantong mata pada wajah Jenna yang terlihat dua kali lipat lebih banyak. Badannya yang semakin kurus, tak terlihat body goals seperti bagaimana Jenna dulu.Ini pernampilannya yang sangat berbeda dari terakhir kali Letta melihatnya. Apa yang sebenarnya terjadi pada Jenna sampai ia bisa berubah sejauh ini.Langkah Jenna menekat ke arah Letta yang mulutnya berhenti mengunyah. Nathan yang menjadi garda terdepat langsung melindungi, berdiri di depat Letta, menghalangi arah Jenna mendatanginya.“Apa maumu lagi, Jenna?” tanya Nathan.Jenna melihat sendiri sekarang di depan matanya, bagaimana Nathan berusaha melindungi Letta darinya. Senyumannya terbuka lebar dengan segala rasa sakit yang selama ini tidak perna
Letta selalu penuh dengan tanda tanya setiap kali bersama Nathan. Ada banyak pertanyaan yang lewat dalam pikirannya setiap kali dia sempat melamun. Seperti ada yang mengarahkannya untuk mempertanyakan kepada Nathan, sebelum semua berjalan lebih jauh.“Aku selalu penasaran, meski kamu sudah pernah menjawab pertanyaan ini,” celetuk Letta, yang masih tertelungkup di atas ranjang dengan badannya yang tertutup selimut.Nathan yang baru saja selesai mandi melihat ke arah Letta dengan senyumannya yang dermawan. Letta bahkan selalu luluh setiap kali melihat bagaimana Nathan menatapnya.“Kenapa, Darling? Kamu masih ragu denganku?” tanya Nathan, tanpa nada menghakimi.“Tidak, Love. Aku selalu bertanya, bagaimana kamu yang luar biasa, menyukai aku yang wanita biasa? Terlebih, kasus orang tuaku dan adikku sudah menjadi buah bibir publik tiada habisnya. Bukankah seharusnya kamu merasa malu, karena akhirnya bersamaku?” Letta bertanya.Nathan yang sudah melilitkan handuk terlebih dahulu di tubuhnya,
Dengan mata kepalanya sendiri, Letta melihat Jenna tengah ditiduri oleh 5 pria yang badannya cukup besar, membuat Jenna bisa tertutup di bawah mereka.Pemandangan itu membuat Letta langsung memegang erat lengan Nathan. Itu terasa mengerikan bagi Letta. Bagaimana mungkin seorang wanita melayani lebih dari satu pria? Apalagi, Jenna terlihat berusaha melawan mereka yang memeganginya.Tak ada yang menyadari kedatangan mereka di sana. Yang ada, Letta hanya bisa memandangi bagaimana Jenna dipaksa oleh mereka berlima untuk menuruti apa permintaannya.“Arghhhh!” rintih Jenna, saat dua dari mereka berusaha masuk ke dalam inti tubuh Jenna.Semakin merinding Letta melihatnya. Terlihat bahwa lubang belakang Jenna juga sudah dimasuki, itu terlihat jelas karena Jenna duduk di atas seorang pria yang tengah tiduran, sementara Jenna dipegang kuat oleh pria itu.Mulut Jenna disumpal dengan benda itu lagi dari milik pria lainnya. Dari sudut pandang Letta, Jenna tengah menangis menahan sakit. Pemandangan
“Jajan?! Kita ini jajanan kalau kamu lupa!” teriak Andy menunjuk kasar ke arah Rosie yang berseberangan dengannya.“Diam, Sialan! Aku tak sepertimu!” balas Rosie, tak terima.Mereka berdua berdebar tanpa menyadari ada Nathan dan Letta yang tengah menonton mereka yang tengah beradu argumen tanpa henti.“Harusnya dari awal aku tak perlu mengajakmu! Benalu! Sok mau hidup mewah dengan gaya yang besar! Padahal buat hidup saja kamu kesusahan!” pekik Andy, menyesalkan pilihannya.Rosie yang mendengarnya sama terkejut dengan apa yang sudah dikatakan oleh Andy. Ia sempat ternganga sebentar, sebelum akhirnya membalas kembali ucapan Andy yang terbilang cukup kasar.“Kamu yang memaksaku! Dengan mengancam mau menyebarkan videoku, kamu memaksaku bekerja seperti ini!” tuduh Rosie kepada Andy.Letta yang mendengarkan obrolan mereka hanya bisa sedikit bergidik. Mereka berdua sama saja. hanya, mereka tak menyadari bahwa mereka telah merugikan satu sama lain secara berlebihan.Nathan memegang tangan Let
Nathan mulai memompa dengan perlahan. Hanya dengan sedikit gesekan saja, sudah berhasil membuat Letta bisa gila. Ia tidak tahu kalau sensasi ini bisa membuatnya seperti terbang entah ke mana.Perasaannya yang tadi baru saja akan mendapatkan puncaknya, berubah dan harus dimulai dari awal lagi. Letta merasa sedikit kecewa mulanya. Namun, ia merasa bisa mengerti.“Ahhh. Ahhhhhh!!” Letta merasa kenikmatan dengan permainan Nathan yang temponya pelan itu.Kedua tangan Nathan ada di dadanya. Ia meremas sambil merasakan miilknya diremas dengan begitu kuat oleh milik Letta. Ia suka saat miliknya dijepit begini.“Aku suka ini, Darling!” Seru Nathan yang semakin menggila.Setelah merasa tidak puas dengan temponya sendiri, Nathan mulai mempercepat gerakannya. Melihat Letta yang sudah menggila dan bahkan mendesah dengan hebat, membuat Nathan semakin tak bisa menahan diri.Kini, Nathan berhenti sejenak. Mengubah posisi, dengan membuat Letta berada di atasnya. Ia pandangi sang istri yang sudah terse







