Share

PASUKAN BAYANGAN ZETHIAN
PASUKAN BAYANGAN ZETHIAN
Author: Mrs Dream Writer

Bab 0001

"Jenderal! Kita tertembak!" ucap Steve yang berada di depan kemudi sambil berusaha menaikkan tuas untuk tetap menjaga keseimbangan.

"May Day! May Day!" ucap Hawks menggunakan radio khusus di pundaknya.

Tidak ada jawaban dari markas.

Sementara itu kepulan asap menghitam kini mulai menyelimuti bagian dalam pesawat tempur ini.

"Letnan! berapa lama waktu kita?" tanya Hawks kepada Steve.

"Kurang dari dua menit, Jenderal!" ucap Steve sambil melepaskan sabuk pengamannya.

"Baiklah semuanya, kode BLACK ZERO, ambil parasut kalian dan kita harus menyelamatkan diri!" ucap Hawks sambil memeriksa satu persatu parasut di tubuh anak buahnya.

"Jenderal! parasut Anda?" tanya Steve yang melihat parasut sang komandan tidak lagi memiliki pengait otomatisnya.

"Aku bukan amatir! melompatlah sekarang!" ucap Hawks memerintah.

Namun keenam anggotanya ini tidak bergeming, mereka tetap berdiri di depannya.

"Kalian jangan pernah mencoba menyanggah perintahku! Melompatlah atau aku akan mengajukan indisiplioner kepada Mahkamah Militer!" ucap Hawks dengan suara semakin tegas.

Pesawat tersebut kini mulai kehabisan keseimbangan, golden Eagle menukik tajam sambil berputar membuat semua orang di ekor pesawat ini terjerembab.

"Move! Raih jendela di kaki kalian dan tendang bersamaan!" ucap Hawks saat melihat anak buahnya terjungkal dan kesulitan untuk mengakses lagi pintu keluar.

TRAAAKK

Suara pecahan kaca terdengar, Hawks masih bergelantungan di bagian atas pesawat karena tas parasutnya tersangkut di salah satu pegangan kursi yang kini terbalik.

Sementara keenam anak buahnya akhirnya bisa meloloskan diri dari pesawat nahas tersebut.

"Jenderal!" teriak Steve yang melihat Hawks tersangkut di pesawat.

Keringat dingin bercucuran di tubuhnya, waktu semakin sempit sementara ujung tebing kini hanya puluhan meter di depannya.

SRATTT

Dengan belatinya, Hawks berhasil melepaskan tas parasut yang tersangkut itu. Namun hal ini juga membuatnya kehilangan parasutnya itu.

"Sharena, aku datang sayang," ucap Hawks sambil membayangkan istri tercintanya yang kini sudah tiada.

Jenderal bintang satu ini memejamkan matanya, sambil merasakan tubuhnya yang terjun bebas di udara dengan sangat cepat.

"Jenderal!"

"Jenderal!"

"Daddy!"

Teriakan memekakkan telinganya terus terdengar, namun seruan sang putri tercintalah yang sanggup membuatnya kembali membuka mata.

DEGG

Jantung sang Jenderal berdegup semakin kencang, dia melihat enam anak buahnya tengah berpegangan tangan sambil mengurungnya seperti sebuah lingkaran.

"Eagle Keys!" teriak Steve.

Dan letnan muda itu pun kemudian menarik surut parasutnya sambil berenang ke bagian depan untuk meraih tangan Hawks.

"Kalian sangat payah!" ucap Hawks sambil menerima uluran tangan anggota regunya itu.

Dengan formasi Eagle Keys, mereka membuat sebuah ring berlapis demi menyelamatkan sang komandan.

Daratan kini mulai terlihat jelas, mereka terus menurun dengan cepat karena beban berat tambahan yang membuat parasut tak bisa lincah mengikuti angin.

BUGGG

Sebuah pendaratan yang cukup menyakitkan.

Ketujuh orang ini terhempas kencang di ladang semangka yang lumayan bersemak.

Jarak mereka tak terlalu berjauhan, sehingga mereka bisa saling mengawasi.

"Celaka!" ucap Hawks saat menyadari puluhan moncong senjata beriringan mendekati mereka.

Wajah semuanya memucat, mereka melihat pasukan negara Verliand terus mendekat.

"Petra terluka, kakinya patah," teriak Hamesh kepadanya.

"Baiklah, tetap tenang dan ikuti aku," ucap Hawks sambil berusaha untuk bangun.

"Tiarap!" ucap seseorang di antara pasukan Verliand kepadanya.

Hawks pun menurunkan kembali tubuhnya mengikuti perintah tersebut.

"Benarkah kita mendapatkan Eagle Force?" ucap seseorang dengan janggut panjang dan tatapan sinisnya kepada Hawks.

GLEG

Hawks meneguk salivanya dengan sangat kasar, lelaki ini melihat dengan sangat jelas wajah-wajah itu adalah wajah para musuhnya.

"Jenderal, bagaimana ini?" tanya Steve dengan raut yang ciut.

Namun moncong senjata itu semakin menusuknya sangat dekat, membuat Hawks dan keenam anggotanya tak memiliki pilihan lain selain melangkah mengikuti komplotan musuh tersebut.

"Apa yang kalian inginkan?" tanya Hawks dengan suara yang lantang.

Seketika iring-iringan pasukan militer Verliand ini pun menghentikan langkahnya.

Seorang lelaki yang dipastikan adalah pimpinan di regunya ini langsung melangkah mendekati Hawks.

"Kau terlalu banyak bicara bahkan di saat ajal sudah di depan mata!" ucapnya sangat dingin.

Hawks tak gentar, dia tak akan membiarkan enam anggotanya yang kini sudah putus asa itu akan menjadi tawanan Verliand.

"Ikut dengan kami dan jangan pernah melawan perintahku Jenderal Hawks!" ucap lelaki itu dengan suara menggeram.

Hawks tersenyum penuh arti membalasnya.

"Mereka anak baru, dan baru mengikuti misi kali ini saja bersamaku, jika kau menginginkan Eagle Force, maka hanya aku saja kandidatnya, lepaskan mereka!" ucap Hawks dengan sangat lantang memberikan penawaran.

"Ha ... ha ... ha ... " lelaki di depannya itu pun terbahak-bahak.

"Kau pikir aku akan membiarkan itu terjadi? tidak akan pernah jenderal! Dengan tanganku sendiri, akan aku cabik-cabik daging mereka di depan matamu, ha ... ha ... ha," gelak sang pemimpin regu kepada Hawks.

Hawks menarik napasnya dengan sangat berat. Sementara tangannya terikat di belakang, namun setiap jarinya terus bergerak memberikan instruksi kepada anak buahnya yang terikat juga di belakangnya.

Ketujuh orang ini kini di ikat dalam satu banjar, membuat langkah kaki mereka saling terikat dan sangat efektif mempersulit mobilisasi.

Namun Hawks tak kalah strategi, dengan posisi ini dia justru bisa lebih leluasa memberikan instruksinya kepada anggota regunya.

Dengan sandi intai khusus, Hawks berhasil menenangkan anggotanya dan menyiapkan pelarian dengan mereka.

"Seret mereka semua ke lembah!" ucap si pemimpin regu kepada anak buahnya.

Sementara lelaki itu kemudian berbelok ke arah lokasi pesawatnya yang terjatuh tak jauh dari lembah tersebut.

Hari beranjak malam, Hawks meneruskan langkahnya mengikuti serdadu Verliand menuju sebuah camp di bagian lembah sungai yang terjal.

Sementara itu di Pangkalan Utama Militer Zethian, kemarahan Panglima Tertinggi Zethian tak bisa terbantahkan lagi.

"Bagaimana bisa kita kehilangan komunikasi dengan Golden Eagle? Apa saja yang kalian lakukan di ZERO BORDER itu?" ucapnya dengan suara menggelegar.

Tiga perwira tinggi berpangkat bintang dua di depannya itu pun hanya bisa terdiam.

"Kita benar-benar sudah melakukan upaya, namun terlalu berisiko untuk menurunkan Tim Kedua ke Bukit Shovizx, bagaimanapun kita juga tahu wilayah sengketa itu tidak bisa kita lalui dan bahkan tidak memiliki sinyal radio untuk bisa kita gunakan," ucap Jenderal Ghara menjawab sang Panglima Hazeed.

Raut wajah Hazzed menghitam oleh kemarahan sekaligus kebingungan.

"Lalu bagaimana dengan sinyal kotak hitamnya?" ucap sang Panglima dengan suara yang semakin berat.

Ghara menarik napasnya dalam-dalam, dia sejak tadi telah memerintahkan operatornya untuk melacak keberadaan kotak hitam tersebut menggunakan alat pendeteksi khusus yang telah dikembangkan pihak Militer Zethian.

Namun mereka tak bisa menjangkaunya setelah melihat kotak hitam itu masuk di wilayah Verliand.

"Mereka membawanya?" ucap Hazeed dengan dengusan kesal.

Ghara mengangguk, dia menunjukkan kepada Hazeed bagaimana sinyal kotak hitam itu terus bergerak menjauhi zero border negara mereka.

Sebuah kesimpulan lainnya membuat Panglima Tertinggi bernama Hazeed ini pun menggebrak meja di depannya.

"Argh!" teriaknya sambil terus memandangi titik merah di layar monitor yang terus bergerak maju.
Comments (1)
goodnovel comment avatar
MR PLAYBOY
Seru Thor lanjut
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status