Share

Tujuh Belas

Zuhra melirik sebal Dirgam yang sudah duduk tegak dengan santainya, seolah baru saja tidak terjadi hal apa pun. Yah, meskipun memang tak terjadi hal apa-apa. Tapi kan ....

“Kenapa wajahmu cemberut begitu?” tanya pria itu heran.

Zuhra menoleh, menatap garang wajah Dirgam. “Nggak apa-apa,” ucapnya ketus.

“Hmm.”

Ish ....

“Lain kali kalau ada kotoran itu langsung bilang, nggak perlu kayak tadi,” ucap Zuhra bersungut-sungut.

Alis Dirgam bertaut. “Kenapa?” tanyanya bingung.

“Ya, nggak boleh aja,” gerutu Zuhra, “kayak mau ngapain aja.”

Dirgam menggeser duduknya lebih rapat. “Memangnya kamu pikir saya mau ngapain?”

Zuhra seketika memundurkan badan menjauh, tapi tertahan lengan yang tiba-tiba melingkar di perutnya. “Mau ngapain, hm?”

Zuhra menggeleng. Enggan menutup mata, tak mau Dirgam berasumsi bahwa dirinya sedang berpikiran yang tidak-tidak, walaupun sebenarnya iya. Ugh ... jantungnya berdetak kencang menyadari kedekatan mereka sekarang ini.

“Dahi kamu kok lebar, sih?”

Zuhra mendelik tajam.
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status