Mag-log inRadtya Gilgan, anak dari keluarga konglomerat berniat untuk melamar mantan pacarnya saat remaja dulu. Dia begitu mencintai sang mantan hingga ingin menjadikan perempuan itu miliknya. Raditya layaknya anak konglomerat lainnya membuat hidupnya penuh tekanan dan pembatasan. Dan banyak rahasia tersembunyi dari pria itu, Raditya dan Wulan menjalani pernikahan yang tidak mereka inginkan satu sama lain. Radit panggilan akrab Raditya terpaksa mempertahankan pernikahannya dengan perempuan itu untuk membuat nama keluarganya tak tercemar. karena dia terperangkap pernikahan tersebut membuatnya berkeinginan ingin menyiksa perempuan itu. Tapi siapa sangka dia malah terjebak akan perasaannya terhadap Wulan. Wulan Hermantyo, Putri kedua Hermantyo yang terpaksa harus menikah dengan pria manja dan keras kepala hal itu ia lakukan karena demi orang tuanya yang ingin menikahkan Widya kakaknya dengan pewaris perusahaan besar. Tapi nyatanya Widya menolak mentah-mentah membuat Wulan yang harus menjalani pernikahan tersebut.
view moreRadit terdiam melihat laki-laki yang tidak asing baginya itu. Sedangkan laki-laki itu yang tadinya tersenyum seperti menyambut kehadiran Radit langsung ikut terdiam saat melihat perempuan yang ada di sebelah Radit saat ini. "Kau.. kenapa kau ada disini? " tanya Radit terkejut. Lukas yang tadinya melihat kearah Wulan langsung menatap kearah adiknya, Yups Lukas dan Radit adalah saudara seayah beda ibu. "Hai bro, apa kabar" sapa Radit berusaha mengkondisikan wajahnya yang terkejut tadi saat melihat Wulan. wajahnya kini sumringah saat melihat adiknya. Radit yang di sapa dengan penuh senyuman hanya memasang wajah datar nan dingin, dia terlihat tak perduli dengan sapaan ramah itu. "aku tanya, kenapa kau bisa ada disini" tukas Radit kembali bertanya seperti itu pada Lukas. "kenapa pertanyaan mu konyol sekali, jelas aku disini. Ini rumah kakekku" tukas Lukas. "mana pria tua bangka itu" ucap Radit dan langsung menyingkirkan Lukas dari hadapannya. Lalu ia masuk kedalam sendi
Radit saat ini baru saja selesai mandi, dia tadi sampai rumah setelah dari kantor langsung mandi membersihkan diri. Hampir dua puluh menit dia di kamar mandi, saat dia keluar belum mendapati Wulan. kamarnya masih kosong tak ada Wulan di situ, "dasar perempuan lelet, sampai sekarang belum di rumah juga" gerutu Radit. Pria tinggi tegap itu lalu berjalan kearah lemari untuk mengambil pakaiannya. Dia harus segera berganti pakaian baru setelah itu dia akan ke rumah kakeknya. Kakeknya begitu cerewet sedari tadi terus saja menyuruh asisten untuk menelpon nya agar dia cepat datang kerumah keluarga Gilgan. Pria tua yang menurunkan Marga Gilgan padanya dan ayahnya itu sangat menyebalkan mentang-mentang memiliki harta tapi seenak sendiri. "kalau bukan karena uangmu, aku tidak mau datang mengenalkan perempuan itu pada mu" tukas Radit. Radit terus saja mengomel sendiri. Radit memang tidak ada keinginan untuk mengenalkan Wulan pada kakeknya, tentu saja dia enggan karena pere
Banyak yang tak mengira jika kehidupan seorang konglomerat itu tidak menyenangkan, banyak aturan yang harus dijalakan. Banyak larangan yang menyesakkan harus diturutu, kehidupan bak di penjara apa-apa dibatasi.Radit duduk merenung di kursi kerjanya, yang ada diruangannya tersebut. Dia saat ini berada di kantor, duduk di meja dengan jabatan Direktur tertulis jelas di atas mejanya itu.Benar Radit menjabat sebagai seorang direktur di perusahaan ayahnya, sedangkan CEO serta pemegang saham sepenuhnya ada di tangan ayahnya dan kakeknya.Pintu ruangan Radit terbuka, membuat pria itu mengalihkan pandangannya ke kearah pintu saat mendengar suara pintu yang terbuka tersebut. Pandangannya menatap datar pada pria yang masuk kedalam.Seorang pria tua, dengan tongkat di tangannya berjalan serta topi putih yang dikenakannya. Ia berjalan mendekat kearah Radit yang hanya diam melihat dirinya masuk.“Kakekmu datang tapi kau hanya diam saja begini, mana sopan santunmu?” tukas pria itu pada sang cucu.
Wulan menaruh kantung es pada luka Radit, dia melakukan itu agar darah yang mengalir saat ini bisa membeku dan berhenti. Dia merasa aneh dengan darah itu yang terus mengalir padahal lukanya tidak terlalu besar.Radit hanya diam sambil sesekali melihat kearah Wulan yang telaten membersihkan lukanya hingga memplaster lukanya itu. dan dia langsung mengalihkan pandangannya saat Wulan sudah selesai.“kenapa darahmu tadi sulit untuk berhenti?” tanya Wulan yang entah mendapat keberanian darimana untuk bertanya seperti itu.“Sudah sana keluar, kau sudah selesai kan dengan sok jiwa pertolonganmu itu” cibir Radit dan berdiri dari duduknya.Wulan yang masih duduk melihat Radit yang langsung berdiri, dia juga ikut berdiri dari duduknya saat ini.“Ya sudah kalau begitu aku keluar dulu” pungkas Wulan dan akan pergi.“Apa yang terjadi padaku ini, jangan sampai kau bilang pada Mama” ancam Radit “Memang kenapa?” tanya Wulan penasaran.“Aku bilang jangan ya jangan, awas kalau Papa atau mamaku tahu soa
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.