PESONA SANG PEWARIS

PESONA SANG PEWARIS

By:  Fafacho  Ongoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
Not enough ratings
16Chapters
793views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Radtya Gilgan, anak dari keluarga konglomerat berniat untuk melamar mantan pacarnya saat remaja dulu. Dia begitu mencintai sang mantan hingga ingin menjadikan perempuan itu miliknya. Raditya layaknya anak konglomerat lainnya membuat hidupnya penuh tekanan dan pembatasan. Dan banyak rahasia tersembunyi dari pria itu, Raditya dan Wulan menjalani pernikahan yang tidak mereka inginkan satu sama lain. Radit panggilan akrab Raditya terpaksa mempertahankan pernikahannya dengan perempuan itu untuk membuat nama keluarganya tak tercemar. karena dia terperangkap pernikahan tersebut membuatnya berkeinginan ingin menyiksa perempuan itu. Tapi siapa sangka dia malah terjebak akan perasaannya terhadap Wulan. Wulan Hermantyo, Putri kedua Hermantyo yang terpaksa harus menikah dengan pria manja dan keras kepala hal itu ia lakukan karena demi orang tuanya yang ingin menikahkan Widya kakaknya dengan pewaris perusahaan besar. Tapi nyatanya Widya menolak mentah-mentah membuat Wulan yang harus menjalani pernikahan tersebut.

View More
PESONA SANG PEWARIS Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
No Comments
16 Chapters
Bab 1
Brukk,.Benturan keras dan membuat kedua orang yang bertabrakan terdorong pelan ke sisi belakang masing-masing.Pria berkemeja putih dengan lengan yang kemeja yang sedikit terangkat keatas, tampak kesal mengambil ponselnya yang terjatuh di jalanan untuk pejalan kaki. Dia langsung menatap seorang perempuan yang berdiri lemah tanpa melihat ke arahnya, perempuan tersebut hanya menunduk diam tanpa bicara sepatah katapun.Hal tersebut membuat pria berkemeja putih itu semakin kesal, karena melihat perempuan yang tak merasa bersalah sama sekali dengan insiden ini.“Maaf, saya permisi” hanya ucapan itu saja yang keluar dari mulut perempuan yang sama sekali belum ia lihat wajahnya. Tapi perempuan itu sudah pamit pergi saja tanpa menunjukkan rasa bersalahnya.“Maaf, kau bilang maaf. Kau tidak lihat ponselku terjatuh karenamu? Kalau ponsel ini rusak kau..” pria itu menahan lengan perempuan yang akan pergi tersebut.Akhirnya perempuan itu mendongak melihat pria yang
Read more
Bab 2
“Wulan bangun, Mama bilang bangun” suara kencang dengan tarikan selimut yang keras membuat tidur Wulan terganggu.“Ada apa sih ma? Aku ingin istirahat sebentar” ucap Wulan, yang sedikit membuka matanya melihat sang Mama yang berdiri dengan tangan yang sudah terlipat di dada.“papamu ingin bicara cepat bangun sekarang” tegas perempuan paruh baya itu dengan sedikit sengit tak suka. “buruan tak usah sok lemah begitu” lagi ucapan dengan nada memerintah begitu mengusik Wulan.Wulan hanya bisa diam, dan menuruti ucapan sang Mama, dia perlahan menyibak selimutnya dan turun dari ranjang melihat Mamanya yang langsung pergi begitu saja. Sebelum berdiri dia melihat kesisi nakas yang berada di sebelah tempat tidurnya saat ini. terpampang bingkai foto kecil dengan foto seorang pria yang ada di dalam bingkai tersebut.“Kamu lihat pagi ku seperti apa saat ini, semakin buruk saat kamu tidak ada” gumam Wulan sambil menatap foto itu berkaca-kaca.Dia dengan lemah berdiri, mem
Read more
Bab 3
Reynold Gilgan dan Raditya Gilgan datang kerumah keluarga Hermantyo, Radtya membawa sebuket bunga mawar yang cukup besar. Dia tampak tersenyum sembari mencium aroma dari bunga tersebut.“Kau serius ingin melamar anak dari Hermantyo, kau tidak salah ingin menikah dengan pemilik perusahaan yang baru berkembang” Reynold menanyai anaknya saat mereka berdua sudah berada di luar mobil.“tidak ada yang salah dengan perusahaan berkembang, kalau aku sudah bilang menyukai anaknya maka aku akan lakukan. Dan tidak ada alasan nantinya mereka menolakku sebagai suami anak mereka” Radit berkata dnegan begitu yakin,Reynold tentu saja tidak bisa apa-apa, kalau Radit sudah mengambil keuptusan maka ia mau tak mau harus menurutinya. Sebenarnya ia tak begitu setuju dengan keinginan Radit, mau bagaimana lagi pria itu anak tunggalnya.“Papa ajukan kerjasama dengan mereka tawarkan kemauan mereka apa, sampai mereka melepas anaknya untukku” pinta Radit pada sang Papa.“Maksudmu Papa
Read more
Bab 4
“Kau memang gila Radit, Papa tidak habis pikir dengan jalan pikiranmu. Batalkan rencana pernikahanmu Dengan perempuan itu” tegas Reynold sambil melempar jasnya di sofa menatap anaknya penuh amarah.“Aku tidak perduli papa mengatakan diriku gila atau apa, intinya aku ingin menikah dengan Widya. Dia pacarku dulu pa” tukas Radit tetap pada pendiriannya sendiri.“Kau,..”Reynold tampak emosi tangannya terangkat didepan mata Radit.“Ini apa-apaan sih kalian, siang-siang begini bertengkar” sela seorang perempuan paruh baya dengan gaun sedikit anggun dengan rambut yang digelung.“Anak kamu, mulai bertingkah seenaknya sendiri” tukas Reynold.“Radit apa yang kamu lakukan sampai membuat Papamu marah begitu?” tanya Fiola.“Aku tidak melakukan apa-apa ma. Apa aku salah ingin menikahi pacarku yang dulu” terang Radit pada mamanya, dia berjalan mendekati sang mama bermaksud meminta pembelaan.“Jelas salah, kau gila dia bukan pacarmu tap
Read more
Bab 5
Brakk,Bantingan pintu terdengar cukup keras, Wulan masuk kedalam kamarnya membanting pintung kamar tersebut dnegan cukup kuat. Dia benar-benar tidak habis pikir dengan kegilaan kedua orang tuanya.“Wulan buka pintunya, Mama bilang buka pintunya” ucap Halima meminta putrinya untuk membukakan pintu kamar tersebut.“Wulan, buka pintunya ini Papa” ucap Herman yang datang menyusul istrinya yang tengah mengetuk pintu saat ini.“Tidak mau, kalian berdua sudah gila. Kenapa harus aku yang menanggunya” seru Wulan cukup keras dari dalam pintu. Pagi-pagi sudah membuatnya kesal saja, dia ingin sarapan dan berangkat kerja harus tegagalkan karena ucapan kedua orang tuanya yang cukup gila.“Wulan, tolong buka sebentar. Papa tahu kamu marah, tapi ini demi keluara kita Wulan” Herman berusaha membujuk sang anak untuk membukakan pintunya.“Wulan buka pintunya, mama ingin bicara sama kamu” lagi Halima memaksa sang anak untuk membukakan pintu kamar.
Read more
Bab 6
Wira mengetuk-ngetuk kamar kakaknya, dia baru saja mendengar kabar dari kedua orang tuanya bahwa kakak keduanya itu besok akan menikah.“kakak, buka pintunya. Aku mau bicara denganmu” ucap pria itu sembari terus mengetuk pintu yang tak kunjung di bukakan.“Buka atau aku dobrak kak, kakak mau menikah tapi kenapa tiba-tiba dan tidak bilang padaku” Wira bersikeras tak menyerah memanggil dan berbicara pada kakaknya yang berada di dalam kamar.Pintu terbuka dengan perlahan, menampakkan wajah sembab Wulan yang menatap lelah adiknya itu.“Kamu mau bicara apa? kakak capek” lirih Wulan menatap sang adik dengan pintu yang tak terbuka cukup lebar.Wira membuka lebar pintu itu sehingga dia bisa masuk kedalam kaar sang kakak.“Kau kenapa? Mama melakukan apa padamu? Memaksamu menikah atau bagaimana?” pria muda itu langsung mencecar berbagai pertanyaan pada kakaknya.“Bukan urusanmu Wira, kamu bisa keluar sekarang. Kakak ingin sendiri, kakak harus menyiapkan diri untuk besok” ucap Wulan tak bertenag
Read more
Bab 7
Radit menarik Wulan masuk kedalam kamarnya saat ini, dia mendorong cukup keras Wulan di ranjang kamar yang sudah dihias dengan begitu banyaknya bunga yang membentuk hati di kasur.Sehabis melempar Wulan ke ranjang radit langsung mengunci pintunya rpat-rapat agar orang lain tak mendengar dirinya yang tengah emosi.“Kau siapa, beraninya kau meniuku dnegan menjadi istriku ha” bentak Radit saat berdiri menatap marah Wulan yang terhampar di ranjang.Wulan tampak ketakutan melihat wajah merah penuh amrah tengan menatapnya saat ini. dia menangis sesegukan sembari takut-taku melihat pria didepannya.“JAWAB aku tidak butuh tangisanmu. Aku butuh jawabanmu” ucap Radit sambil mencengkram dagu Wulan.Wulan semakin ketaktan karena hal itu.“A..aku, aku Wulan a..adik kak Widya” dengan terbata Wulan berusaha menjawabnya.“Adik Widya,.” Wajah marah itu tampak mengernyit menatap tak percaya pada perempuan yang mengaku sebagai adik dari Widya.“Pembohong,..” Radit nampak tak percaya dan dia menghempas W
Read more
Bab 8
Wulan terdiam sendirian didalam kamar, pria yang telah menjadi suaminya tak knjung juga kembali. Dia menjadi bingung sekarang, ia harus apa saat ini.“Apa yang harus aku lakukan sekarang, apa aku pergi saja dari sini” ucap Wulan yang sesekali berjalan kesana-kemari dnegan gelisah.“Tidak Wulan, tidak. Kalau kamu pergi dari sini. Bagaimana dengan orang tuamu, kamu juga sudah menjadi istri dari pria itu” batin Wulan menolakDitengah kebingungan dan kegelisahan Wulan, tiba-tiba ponselnya berbunyi membuat Wulan sedikit terjingkat kagte mendnegar dering ponsel itu.Dia langsung melihat kearah sumber suara tersebut, steah memastikan kalau itu bunyi ponselnya. Wulan langsung mengambil ponsel itu yang berada di nakas meja rias. Dia melihat nama yang tertera di layar ponsel tersebut, nama Wira yanga da disana. Kira-kira ada apa adiknya menlpon malam-malam begini, batin Wulan.“Lebih baik tidak usah aku angkat, jangan-jangan Wira ingin membahas soal diriku yang menikah” ucap Wulan sambil meneb
Read more
Bab 9
Wulan berusaha keras untuk melawan Radit yang mulai mengelayari setiap inci tubuhnya, dia masih terkungkung dalam dekapan pria itu tangannya juga masih tercengram kuat tangan pria tersebut.“Lepaskan, aku mohon lepas kan aku” Wulan merintih sesekali saat radit menggigit lehernya bak vampir.“Argh, Sakit” rintih Wulan cukup keras menahan sakit dilehernya yang digigit cukup kuat oleh Radit.Radit langsung berhenti dan dia melepaskan tangan Wuan begitu saja melihat wajah perempuan tersebut yang ketakutan karena ulahnya barusan. Wajah yang telah di penuhi oleh air mata cukup deras, menatapnya takut-takut.“Itu pelajaran yang setimpal bagi penipu sepertimu” sini Radit dan langsung berjalan pergi kearah tempat tidur.Wulan langsung terperosok ke lantai, kakinya tak kuat menahan tubuhnya sendiri saat ini. ia amat sangat syok dengan hal barusan yang hampir merenggut kesuciannya.Radit duduk di tepi ranjang sambil menatap Wulan penuh kebencian, dia tak perduli de
Read more
Bab 10
Wulan terbangun dari tidurnya, dengan rasa malas ia membuka matanya. Tebakan dikepalanya saat ini harinya ini akan dimulai dengan ketidak tenangan. Dan statusnya juga sudah berbeda saat ini menjadi istri dari pria yang tak ia inginkan sama sekali.Wulan perlahan mendudukkan di rinya di tempat tidur, dan dia langsung terdiam melihat kesana kemari. Ada yang berbeda dengan posisinya saat bangun. Semalam dia tertidur di depan pintu melihat pria yang menjadi suaminya berbaring di atas kasur. Lalu kenapa malah dia saat ini yang berada di kasur lalu kemana pria itu pergi.“jangan-jangan aku di..” wulan segera memeriksa dirinya sendiri menyibak selimut dan melihat tubuhnya yang masih tertutup pakaian pengantinya. Ia pikir dirinya sudah di apa-apakan oleh Radit.“Syukurlah, ternyata aku tidak diapa-apakan oleh pria itu.” ucap Wulan lega saat melihat diirnya yang tak sesuai bayangan buruknya barusan.Tok, Tok Terdengar ketukan pintu dari luar membuat Wulan melihat ke
Read more
DMCA.com Protection Status