LOGINReno menggendong bak karung lalu menurunkan Yasmine di atas ranjang. Mereka saling pandang Yasmine sudah tidak tahan. Efek terapi dalam kurun waktu 5 menit saja sudah menyerang. “Akh! Aku sudah tidak tahan!” Yasmine kini lebih proaktif. Mereka melanjutkan round two. Di luar sana Lusiana sampai menggelengkan kepala. Melihat kamar mereka gaduh sendiri. “Bisa gila aku lama-lama di sini,” gumam Lusiana sambil turun ke lantai satu. Sesil terlihat baru saja datang ia datang sendiri kali ini. Sesil terlihat frustrasi yang buat Lusiana penasaran. “Anak Gadis, Mama. Kenapa keliatan setres gitu?” tanya Lusiana duduk di sofa. “Ma, aku belum mau nikah, tapi aku melakukan kesalahan.” Sesil menyesali perbuatannya. “Kamu sudah dewasa sudah cukup umur untuk menikah, Sesil. Coba ceritakan kepada Mama,” titah Lusiana lembut. “Intinya keluarga Kak Dimas mau ketemu keluarga kita untuk membicarakan pernikahan, Mama.” Sesil lesu. “Siapa yang mau nikah?” Reno turun dari tangga sendirian. “Siapa la
“Kakak!” Yasmine memang belum berpengalaman soal ini.Bukan berarti Pak Dosen satu ini juga berpengalaman. Hanya saja teman bicaranya di kampus sama bapak-bapak jadi banyak hal yang ia tahu.“Tadi aku pakai minyak esensial afrodisiak.” Reno menjawab jujur.“Apa itu?” Yasmine rasa tahu tinggi.“Minyak esensial afrodisiak adalah minyak atsiri yang dipercaya dapat meningkatkan gairah seksual dan menciptakan suasana hati yang lebih romantis melalui aromaterapi atau penggunaan topikal yang aman.” Reno mulai kelasnya.“Ah, begitu.” Yasmine manggut-manggut.“Ada jenisnya, ada beberapa bunga yang mengandung afrodisiak,” terang Reno.“Apa itu?” Yasmine mendengarkan dengan serius.“Ada beberapa minyak esensial yang dikenal memiliki sifat afrodisiak kaya pertama kenanga nama lainnha ylang-ylang, dikenal karena sifatnya yang menenangkan dan mengurangi stres, membantu menciptakan suasana santai yang kondusif untuk keintiman. Kedua, cendana nama lainnya sandalwood, aromanya yang kaya dan kayu diper
“Kamu tahu gunanya ini?” tanya Reno.“Tahu,” balas Yasmine.“Coba jawab.” Reno menantang.Yasmine menghela napas, begini amat nikah sama dosen. Ada celah aja dikasih pertanyaan.“Diffuser adalah alat yang berfungsi untuk mengubah minyak esensial menjadi uap wangi, lalu menyebarkannya di udara sehingga lebih mudah dihirup. Penggunaan diffuser di dalam ruangan dapat menciptakan suasana yang nyaman dan menenangkan. Oleh karena itu, kegunaan diffuser sangat tepat untuk menenangkan pikiran dan mengurangi stres.” Yasmine menjawab dengan mudah.“Kenapa tanya!” Reno memberikan minyak esensial afrodisiak.“Masalahnya nggak perlu aja,” ucap Yasmine.“Perlu, coba cium aroma itu.” Reno dengan akal bulusnya.Reno menggunakan Ultrasonic diffuserUltrasonic diffuser bekerja dengan cara mengubah minyak dan air menjadi kabut halus, sehingga mudah dilepaskan ke udara. Jenis diffuser ini juga berfungsi untuk melembapkan udara ruangan yang kering dan cocok untuk digunakan di rumah atau kantor.Beberapa u
“Abis makan apa kamu Kak! Bilang nikah!” Sesil bergidik geli. Dimas mengeluarkan ponselnya dari kantong celana. Ia menunjukkan sesuatu video CCTV. Ternyata Dimas saking penasarannya sebelum pergi ke rumah Sesil ia mencari tahu apa saja yang terjadi waktu dia di ruang operasi. “Oh, my God! Kakak sampai cari ini.” Sesil malu sendiri. “Kamu bilang, jangan ganggu priaku!” Dimas menahan tawa. “Tau ah! Aku mau tidur!” Sesil saking malunya ia berlari ke dalam kamar. *** Hari ini sudah hari ke-5 yang sebentar lagi pesta pernikahan. Undangan sudah dipersiapkan. Suami Lisa pun sudah diundang untuk datang ke pesta pernikahan. Yasmine tidak tahu jika Elsa alias Lisa sudah menikah. Reno menceritakan seluk-beluk Noel kepada Yasmine. Yasmine sampai melongo tidak percaya betapa gilanya Lisa. “Ganteng nggak suaminya Lisa?” tanya Yasmine yang kepo. “Gantengan aku ‘lah.” Reno tengil. “Aku mau lihat, biasanya seleranya Lisa itu bagus.” Yasmine tidak percaya dengan ucapan Reno. Setela
“Ah, itu …?” Sulit sekali Mirza menjawab. “Tentu saja aku!” Sesil berdiri lalu menghadap ke arah Vina. “Kamu! Jangan pernah sentuh Priaku!” Sesil menunjuk wajah Vina lalu pergi begitu saja. Saat di luar ruangan, Sesil mencari tangga darurat. Di tangga Sesil melihat tidak ada orang. Ia pun mencoba bernapas lega. Kakinya terasa lemas sudah berakting seberani itu di depan calon mertua. “Sesil kamu hebat!” Sesil menghibur dirinya sendiri sambil mengangkat tangannya. Setelah emosinya sudah turun. Ia pergi meninggalkan rumah sakit. “Kakak gaun pengantin antar ke rumah. Oiya, salam buat Calon Istrimu!” pesan Sesil langsung ia kirim ke nomor telepon Dimas. Dua jam kemudian, Dimas keluar dari ruang operasi. Melihat gadisnya tidak ada di sana tampak khawatir. Ia pun membuka ponsel ingin menghubungi. Namun, setelah membaca pesan pria itu marah. Dimas mencari keberadaan Vina tanpa basa-basi ia langsung menarik tangan wanita itu. Vina pun mengikuti Dimas yang terlihat marah. Di dalam ruanga
“Entahlah, sepertinya belum pernah,” jawab Sesil memang dia tidak begitu hafal dengan dokter yang merawat Yasmine waktu itu.Sampai di ruangan Mirza, mereka semua duduk di sofa. Mirza membuka pembicaraan lebih dahulu.“Gimana pekerjaan kamu di rumah sakit?” tanya Mirza yang sengaja untuk memanasi Sesil.“Baik, Pak. Tadi abis operasi yang bayinya sungsang,” jawab Vina masih biasa saja.Sungsang adalah kondisi posisi bayi di dalam rahim yang tidak normal, yaitu kepala bayi berada di bagian atas, sedangkan bokong atau kaki menghadap ke arah jalan lahir. Kondisi ini sering kali dijumpai menjelang akhir kehamilan dan dapat menghambat persalinan normal sehingga dokter biasanya merekomendasikan persalinan caesar. “Melelahkan pasti habis operasi,” ucap Mirza lalu mengambil air mineral di dalam kulkas.“Hebat ya, selalu membantu orang.” Sesil memuji sambil tersenyum tawar.“Makasih, udah biasa kok.” Vina malah makin besar kepala.“Memangnya kamu siapanya Kak Dimas?” tanya Sesil ia tahu pasti