Keesokan paginya, Kayla menerima telepon dari pengacara Theo dan mereka pun membuat janji temu di kedai kopi terdekat. Untuk jaga-jaga, dia pun menelepon Morgan.Dilihat dari sikap Theo dalam menyetujui perceraian semalam, dia merasa hal ini tidak akan berjalan lancar.Ketika Kayla tiba, pengacara Perusahaan Oliver sudah tiba. Dia mengenal orang yang datang ....Darius Hutapa adalah ketua tim hukum Perusahaan Oliver, tetapi biasanya dia hanya menangani kasus perekonomian, tidak pernah menangani kasus kecil seperti perceraian.Namun, setelah dipikir-pikir, Kayla tahu bahwa ini bukanlah kasus kecil.Karena nominal yang terlibat dalam kolom pembagian properti lebih dari 600 miliar!"Pak Darius, apa maksudnya ini?"Darius sangat profesional, dia berkata dengan tenang, "Utang 700 miliar yang Pak Theo bantu kamu lunasi adalah utang pribadi sebelum menikah. Menurut undang-undang terkait, setelah bercerai, dia berhak menagih utang ini."Darius membuka halaman terakhir, lalu berkata, "Ini adala
Mendengar ucapan seperti ini, Kayla emosi hingga tidak bisa berkata-kata. Akhirnya, dia langsung menutup telepon sambil berkata dalam hati, 'Bajingan ini memang nggak bisa diajak bicara baik-baik!'Namun, 600 miliar memang bukan nominal yang kecil. Dari mana dia mendapatkan uang sebanyak itu dalam waktu singkat?Kayla sangat kesal. Kemudian, dia naik taksi menuju toko barang antik Bella. Pelayan toko yang mengenalnya langsung berkata, "Nona Kayla, bos berada di lantai dua.""Oke, terima kasih."Dia segera naik ke lantai dua. Bella kebetulan baru mengantar tamu turun, melihatnya datang, Bella pun bertanya dengan kaget, "Apa yang membuatmu datang di jam segini?"Kemudian, Kayla duduk di sofa dengan lemas, lalu menceritakan semua kejadian secara singkat.Setelah Kayla selesai bercerita, Bella langsung tercengang!"Theo selicik itu? Apa Perusahaan Oliver sudah mau bangkrut? Sejak kapan dia mulai perhitungan dengan wanita!"Kayla tidak tahu isi pikiran Theo. Namun, Perusahaan Oliver bukan h
Setelah memastikan bahwa lukisan itu adalah karya asli, Kayla memasukkan lukisan itu ke dalam kotak dengan hati-hati. Kemudian, dia mengeluarkan kontrak yang sudah disiapkan untuk ditandatangani oleh Raline.Ketika menandatangani kontrak, Raline tidak lupa mengejeknya, "Siswa berprestasi di jurusan seni yang sebelum lulus sudah bisa menjual lukisan dengan harga 6 miliar, sekarang malah menjadi asisten yang disuruh-suruh. Bagaimana rasanya?"Bisa dibilang, hal ini adalah noda terbesar dalam kehidupan Kayla yang tidak dapat disingkirkan.Namun, Raline tetap tidak melihat Kayla marah karena malu, yang terlihat hanyalah ekspresi cuek Kayla yang menawan.Kayla tidak mengatakan apa-apa, dia mengambil lukisan itu dan pergi.Dia berjalan tegak di sepanjang jalan. Setelah masuk ke dalam taksi, Kayla seperti bola karet yang mengempis.Perlu diketahui bahwa lukisan itu rusak parah. Dia hanya memiliki sedikit waktu untuk menangani proyek besar ini. Tanpa menunda waktu, dia langsung membawa lukisan
Dia menyebut Davin lagi!"Ini masalah kita, tolong jangan melibatkan orang lain, oke?""Saat kamu melibatkan Raline, kamu nggak berpikir demikian."Kayla berkata sambil tersenyum sinis, "Apa dia orang lain?"Theo tidak menjawab. Namun, matanya dengan jelas menyatakan bahwa Kayla sedang mencari masalah."Apa orang lain akan memamerkan kartu kredit darimu? Setiap gesekan menghabiskan uang miliaran?"Kartu kredit Theo tidak memiliki batas penggunaan. Bagaimana bisa orang lain mendapatkan perlakuan seperti ini?Theo mengerutkan keningnya sambil bertanya, "Siapa yang memberitahumu?""Tentu saja kekasihmu yang memberitahuku."Panggilan "kekasih" ini membuat Theo agak mengernyit. Dia mencubit dagu Kayla dengan jari-jarinya yang ramping, lalu memandang Kayla dengan keheranan. "Bodoh sekali, kamu dibesarkan seperti ini?""Theo, kamu ...."Tepat ketika Kayla hendak membantah, pelayan datang untuk menyajikan hidangan. Dia menepis tangan Theo dan menjaga jarak dengan Theo.Evi memesankan sebotol a
Karena pengaruh alkohol, reaksi Kayla menjadi lebih lambat dari biasanya. Setelah mendengar Davin memanggil "Theo", dia baru menoleh ke arah datangnya suara sinis itu.Dia tidak tahu mengapa Theo kembali?Namun, dia tahu apa yang akan dikatakan oleh Theo selanjutnya ... dia tidak ingin Davin mengetahui hal tersebut.Kayla sontak berdiri dari tempat duduknya dan berjalan menghampiri Theo. Namun, karena dia terlalu buru-buru, dia yang agak mabuk pun merasa pusing. Dia terhuyung-huyung, lalu jatuh ke pelukan Theo ....Theo tidak bergerak dan membiarkan wanita itu jatuh ke pelukannya. Ekspresinya tetap terlihat sangat dingin.Kaki Kayla menjadi lemas, dia otomatis memegang lengan Theo agar dapat berdiri kokoh.Dia agak menyesal karena minum begitu banyak alkohol!Dia menatap Theo sambil berbisik, "Jangan ... jangan katakan."Terdengar nada memohon dan tidak berdaya dalam suaranya.Garis rahang Theo yang tegas tampak dingin dan menyeramkan. "Kenapa? Kamu takut dia tahu kamu pernah membiusny
Bibir Theo langsung berubah menjadi garis lurus. Urat-urat di dahinya membengkak, dia meneriakkan nama Kayla dengan galak. "Kayla!"Kayla tercengang. Menghadapi tatapan Theo yang menakutkan, jantungnya pun berdebar kencang."Cuma bercanda, kenapa segalak itu?"Theo menggertakkan giginya. "Cari mati kamu."Setelah itu, keduanya tidak lagi berbicara. Suasana di dalam mobil menjadi sangat canggung dan mencekam, Dafa ketakutan hingga tidak berani menginjak pedal gas dengan kuat.Kayla kembali bersandar di pintu mobil sambil menatap pemandangan di luar jendela dengan linglung.Pada akhirnya, mobil berhenti di taman Vila Aeris. Melihat vila putih di depannya ini, Kayla segera membuka pintu dan keluar dari mobil.Vila ini adalah rumah pernikahannya dengan Theo. Selain itu, vila ini juga adalah penjara tempat dia dikurung selama tiga tahun. Dia pernah mencoba untuk menjadi pasangan yang harmonis dengan Theo, tetapi sekarang dia sudah menyingkirkan niat ini dan hanya ingin bercerai.Selain tida
"Sepertinya kamu belum jera, masih berani melawan."Dia menyebut jera?Kayla bangkit dari sofa dengan marah sambil berkata, "Ya, aku memang suka melawan, daripada ada yang nggak sanggup mengeras!"Berdasarkan pemahamannya pada Theo selama tiga tahun ini, Theo tidak akan melakukan apa pun padanya. Kalau tidak, dia tidak akan hidup kesepian selama tiga tahun!Dia sudah melakukan berbagai macam cara untuk mempertahankan pernikahan ini. Dari menggoda sampai memancing Theo, tetapi pada akhirnya Theo hanya menghinanya.Tadi Theo pasti mabuk hingga ingin .... Sekarang dia sudah kembali menunjukkan ekspresi datar, sepertinya dia sudah sadar."Kalau mau pergi, cepat pergi. Silakan!"Setelah melontarkan kata-kata ini, Kayla berbalik menuju kamar tamu yang terletak di lantai dua. Setelah kejadian tadi, sebagian rasa mabuknya sudah mereda. Dia pergi ke toilet untuk mandi. Ketika dia keluar, dia mendengar suara laju mobil dari bawah.Dia tahu ke mana Theo akan pergi. Saat Theo menimpanya tadi, dia
Ekspresi Theo berubah muram. Bukti perselingkuhan? Hmph, jangan harap!"Aku hanya mengawasi Nona Raline dari sini, nggak berniat untuk menyakitinya ....""Apa sudah mendapatkan bukti?""Nggak, yang diinginkan Nyonya Kayla adalah foto di atas kasur. Dia bilang ingin kamu menyerahkan seluruh harta dan menyebarkan foto di internet untuk merusak reputasi Nona Raline."Wajah Theo tampak sangat kusam dan emosinya sulit ditebak. Namun, amarahnya perlahan-lahan meluap ....Kejadian ini mengundang perhatian satpam. Ketika mereka tiba, Theo sudah melepaskan tangannya. "Kirim orang ini ke kantor polisi."Satpam segera membawa orang itu pergi.Kemudian, Theo menelepon Axel dan menceritakan kejadian ini dengan singkat, lalu memintanya menangani masalah ini.Theo memandang Raline sambil berkata dengan tenang, "Orang yang menguntitmu sudah ditangkap, kamu nggak usah takut lagi."Raline mengangkat dagunya. Dia tidak bermaksud untuk menyudahi masalah ini. "Lalu, apa yang akan kamu lakukan pada Kayla? D