Semua orang yang menyaksikan apa yang baru saja terjadi di atas arena pertandingan berdiri melihat kekuatan aura membunuh Lin Jiang.Bahkan mereka yang memiliki kemampuan tingkat atas, merasakan kalau aura membunuh Lin Jiang bukan aura membunuh dari manusia yang biasa. "Apa ini kartu tersembunyi milik sekte tengkorak putih?" gumam tetua Su Pi.Pandangan ketua sekte naga emas itu tertuju pada tetua Phi An yang pandangan matanya juga tertuju pada Lin Jiang yang ada di atas arena. "Dia juga kaget dengan kemampuan muridnya, apa dia baru tahu kemampuan muridnya itu?" ucap tetua Su Pi.Untuk sejenak halaman sekte naga emas sepi karena melihat hal itu, namun pengawas arena buru-buru kendalikan keadaan. "Untuk hari ini cukup sekian. Babak Penyisihan sudah berakhir. Dua hari lagi kita akan mulai babak kedua dari turnamen ini!" teriak pengawas pertandingan. Barulah orang-orang sadar dan melepaskan napas, baru sadar untuk bernapas dengan lancar. Lin Jiang segera turun dari atas arena dan be
Lin Jiang di dalam ruangan yang ada di sekte naga emas duduk santai dan tak memikirkan apa yang baru saja ia lakukan. Baginya itu hal yang biasa, dan tak memikirkan konsekuensi dari yang baru saja ia lakukan di atas arena. "Apa yang salah dari yang aku lakukan, kenapa guru sangat marah padaku?" ucap Lin Jiang."Karena itu bisa jadi bahaya untuk nyawamu, Lin Jiang!" jawab satu suara. "Paman An Chi!" sambut Lin Jiang dan bangkit berdiri. Tanpa diminta oleh Lin Jiang, tetua An Chi menjelaskan kenapa tetua Phi An marah padanya. Dan Lin Jiang hanya bisa terdiam dan menatap gurunya. "Itulah mengapa guru marah padamu. Karena apa yang kau lakukan di atas arena itu akan jadi bahaya untukmu, muridku!" kata tetua Phi An."Maafkan kebodohan Lin Jiang, guru!" "Sudah, semuanya sudah terjadi, mulai hari ini hingga seterusnya, kau tidak boleh sendirian lagi Lin Jiang!""Iya, guru! Aku tahu!" Setelah itu mereka bertiga duduk santai di dalam ruangan itu. Duduk santai namun memikirkan bagaimana a
Tidak ada satu pun yang tahu penyerangan yang dialami oleh Lin Jiang, karena tetua Phi An memilih untuk diamkan hal itu. Itu juga permintaan Lin Jiang, hingga masalah itu tak keluar dari dalam ruangan itu. Hanya sekte tengkorak putih yang tahu akan masalah itu."Senior Kun Liong, bagaimana kondisimu?" tanya Lin Jiang."Aku baik-baik saja, luka ini tak akan berpengaruh pada pertandingan besok!" kata Kun Liong.Lin Jiang tersenyum, namun ia tetap berikan sebuah jamur obat untuk Kun Liong."Mungkin ini akan banyak membantu obati luka senior!" Namun Kun Liong terlihat ragu untuk mengambil tanaman obat itu, karena ia tahu tanaman obat itu termasuk langka di dunia persilatan."Jangan ragu Kun Liong, ambil saja!" kata tetua Phi An."Tapi guru, jamur obat adalah tanaman obat yang cukup langka, dan aku tak ingin gunakan itu untuk hal yang tak terlalu penting," kata Kun Liong."Apa senior tak anggap turnamen ini penting?" Mendengar itu Kun Liong ambil jamur obat, dan masukkan ke dalam kanton
San Su, lawan Lin Jiang mengawasi setiap gerak Lin Jiang, dan merasa ragu untuk menyerang Lin Jiang.San Su masih ingat bagaimana dengan mudahnya Lin Jiang mengalahkan lawan di babak pertama, dan ia tak ingin alami hal yang seperti itu."Ada apa denganmu, kenapa tidak menyerang?" tanya Lin Jiang mencoba memainkan pikirkan lawannya."Kenapa bukan kau yang menyerang lebih dahulu?""Jadi itu yang kau inginkan, baik! Akan aku penuhi keinginanmu itu!" kata Lin Jiang. Hiatttttt!!Lin Jiang berteriak keras, dan menyerang lebih dahulu, serangan yang tak gunakan tenaga dalam yang besar.Lin Jiang melompat ke atas, dan gunakan ilmu meringankan tubuh, dan arahkan satu tendangan ke arah San Su. Bammmmmmm!!Kedua lengan San Su menahan tendangan Lin Jiang, namun Lin Jiang belum selesai, dengan memutar tubuhnya, Lin Jiang melepaskan lagi satu tendangan keras ke tubuh San Su. Tendangan itu mendorong San Su, dan hampir saja ia jatuh dari atas arena, yang mana itu akan gagalkan dia melaju ke babak b
"Hahahah!" Lin Jiang tertawa keras karena mendengarkan tantangan dari San Su yang sudah penuh dengan amarah karena kalah dari Lin Jiang."Apa yang lucu, keparat?" maki San Su dan maju ke arah Lin Jiang dengan lepaskan tenaga dalamnya. Namun sebelum ia melakukan serangan, pengawas pertandingan langsung menahan dirinya. "Coba berikan aku sebuah alasan untukku, dan alasan yang bisa aku pahami, kenapa aku harus menerima tantangan darimu?" tanya Lin Jiang dengan tenang."Untuk menentukan siapa yang lebih kuat dari kita berdua, keparat?" "Untuk apa? Toh aku sudah menang, bukan?" kata Lin Jiang.Amarah San Su semakin membara karena penolakan dari Lin Jiang. "Jangan jadi pengecut!""Aku tak perduli!" Lin Jiang memilih untuk turun dari atas arena, dan tak lagi perdulikan keberadaan San Su yang masih tak bisa terima kekalahan dirinya dari Lin Jiang.Hiatttttt!!San Su yang sudah tak mampu menahan amarahnya melompat, dan menendang Lin Jiang yang sudah turun dari atas arena. "Kau yang mema
Tanpa ada aba-aba dari pengawas pertandingan, Mi Li maju menyerang Hon Jo, menyerang dengan amarah yang memenuhi hati gadis itu. "Mi Li, jangan turutkan amarahmu!" teriak tetua Phi An.Namun teriakan itu sudah tak digubris oleh Mi Li, gadis itu terus maju dengan jurus yang ia kuasai. "Hehehe!"Hon Jo hanya terkekeh melihat serangan pertamanya berhasil, yang mana ia berhasil memainkan pikiran Mi Li, dan itu benar-benar berhasik membuat ia menguasai pertandingan.Hon Jo miringkan sedikit tubuhnya, dan serangan Mi Li lewat begitu saja dari samping tubuhnya. "Tubuhmu, sangat harum nona!" ucap Hon Jo lagi. Ucapan itu semakin menambah amarah pada diri Mi Li. Pancingan demi pancingan itu benar-benar berhasil bagi gadis itu. Whusssssssss!!Mi Li gerakkan tangan, dan hantam ke arah dimana Hon Jo berada. Namun pemuda itu sudah pindah tempat hingga serangan Mi Li hanya mengenai angin kosong."Jangan kabur!" teriak Mi Li dan memutar tubuhnya untuk menyerang Hon Jo. Serangan gadis itu cukup
"Giliranku," ucap Kun Liong dan berdiri dari tempat duduknya."Kau harus menang senior," kata Lin Jiang pada Kun liong yang sudah berdiri."Pasti," kata Kun Liong sambil kepalkan tangan dan tunjukkan pada Lin Jiang sebagai tanda semangat.Namun, Lin Jiang merasa ada yang salah di langkah Kun Liong, dan itu juga dirasakan oleh tetua Phi An."Guru, apa Kun Liong tidak menggunakan jamur obat yang aku berikan?" tanya Lin Jiang.Tetua Phi An langsung menoleh pada Mi Li, yang mana gadis itu menundukkan kepalanya."Mi Li, apa Kun Liong tidak menggunakan jamur obat yang diberikan oleh, Lin Jiang?" tanya tetua Phi An.Mi Li semakin menundukkan kepalanya, dan itu sudah cukup untuk menjawab pertanyaan mereka berdua. "Bodoh, apa yang ia pikirkan?" bentak Lin Jiang."Kak Kun Liong, merasa sangat rugi jika gunakan jamur obat yang katanya sangat istimewa di dunia persilatan," kata Mi Li."Sialan, dia dalam kondisi terluka, dan ia menutupi itu dari kita," ucap Lin Jiang tak suka pada keputusan yang
"Bodoh, kenapa kau tak gunakan jamur obat yang diberikan oleh Lin Jiang, Kun Liong?" ucap tetua Phi An dengan suara yang marah."Guru, jangan marah disini, bawa saja senior ke tempat kita. Obati dia disana," kata Lin Jiang."Kau akan melakukan apa Lin Jiang?""Aku akan menyaksikan pertandingan nona Mei Lin," jawab Lin Jiang."Baik, guru dan dua saudaramu ini akan menuju ke ruangan kita. Hati-hati disini, Lin Jiang," kata tetua Phi An."Aku tahu tetua. Tidak mungkin mereka akan menyerang diriku di tempat ramai seperti ini," kata Lin Jiang."Iya, tapi kau tetap harus berhati-hati di halaman ini. Banyak yang tak suka padamu.""Aku mengerti," kata Lin Jiang.Lin Jiang memilih untuk menuju ke kursi penonton, dan akan menonton bersama dengan para penonton yang datang dari beberapa kota yang ada di negeri dunia bawah itu."Lebih nyaman menonton dari sini. Aku merasa disini menonton jauh lebih nyaman," kata Lin Jiang dengan mata yang terus menatap ke arah arena. Di atas arena, telah terjadi