Share

BAB 9 : Armor angin

Armor tanah bisa melindungi tubuh dengan kerasnya untuk menahan serangan, sedangkan armor api akan membakar saat diserang musuh. Armor patir akan memberikan serangan kejut pada lawan dan armor air dapat mengurangi dampak serangan yang diterima. Terakhir adalah armor angin yang belum pernah dia gunakan, Ken berpikir bila armor angin memiliki fungi yang bisa menghempaskan lawan saat tersentuh. Itulah yang Ken perkirakan tentang armor angin setelah dia menggunakan empat element lainnya sebagai armor.

Kenyataan yang terjadi dan yang Ken alami pada saat itu berbeda dari apa yang Ken pikirkan. Ken tidak begitu yakin dengan pasti, tetapi dia benar-benar melihat bila pukulan dari monster kelinci seperti berbelok saat mereka akan beradu pukulan. Hal itu membuat pukulan monster kelinci meleset, sedangkan Ken berhasil memberikan pukulan telak pada monster kelinci.

Buugggkk! Wooossst! Baaaammmm!

Monster kelinci langsung terpelanting dan menghantam tanah dengan keras akibat pukulan Ken. “Apakah yang terjadi barusan hanya sebuah kebetulan saja?”

Ken menggelengkan kepalanya untuk membuang pikiran pesimisnya itu. “Aku harus berpikir positif dan yakin bila ini bukan hanya sebuah kebetulan, sekarang aku hanya butuh pembuktian untuk meyakinkan hati dan pikiranku saja,” ucap Ken dengan percaya diri.

“Roooaaarrr!” monster itu meraung dan kembali menyerang Ken.

Ken langsung mengambil sikap untuk bersiap beradu pukulan dengan monster kelinci. Serangan monster kelinci kembali berbelok saat mereka akan adu pukulan, dengan itu Ken menjadi yakin bila itu merupakan kemampuan dari armor angin. Pukulan Ken berhasil mendarat tepat di wajah monster kelinci dan membuatnya kembali terpelanting.

Kali ini monster kelinci langsung bangkit dan menyerang Ken dengan pukulan beruntun, tetapi semua pukulannya tidak ada yang berhasil karena selalu berbelok. Ken sempat takut dengan pukulan monster kelinci yang sangat kuat hingga membuat semua batu dan pohon yang terkena pukulan itu hancur. Meski begitu Ken merasa bila dia memiliki kesempatan untuk menang bila semua pukulan itu tidak ada yang berhasil mengenai dirinya.

“Syut, syut, syut.” Pukulan monster kelinci terus meleset dan berbelok.

“Terima ini! monster anc*k! Buuugggkkk!” pukulan keras Ken berhasil membuat monster kelinci terpental jauh hingga berguling-guling.

“Baaammmm!” akhirnya tubuh monster kelinci berhenti saat dia menghantam batu besar.

‘Sepertinya aku juga harus memperkirakan serangan yang aku lakukan,” pikir Ken saat dia merasa bila armor anginnya sedikit berkurang setelah dia memberikan serangan kuat pada monster kelinci.

Ken mulai mempelajari tentang armor angin yang menurutnya menarik. Karena selain untuk bertahan dari serangan musuh, armor angin juga bisa memberikan dampak tambahan pada serangan yang dikeluarkan. Terbukti saat Ken berhasil memukul monster kelinci, terdapat sebuah angin yang ikut memberikan kerusakan dan juga melemparkan tubuhnya. Monster kelinci tidak menyerah, dia kembali bangkit dan langsung menyerang Ken.

Sudah ada tiga Stats Ken yang saat ini melebihi angka tiga ratus point, yaitu stats agility, strength dan vitality. Dengan itu semua Ken sudah bisa seimbang melawan monster kelinci, Ken yakin bila dia terus bertarung maka statsnya akan terus naik dan bisa menang melawan monster kelinci. Ken merasa senang dnegan apa yang akan dia dapatkan, tetapi dia kembali fokus dan berpikir dengan hati-hati agar bisa mengatasi kemungkinan buruk yang terjadi.

“Braaagggkkk!” Monster kelinci kembali terkena pukulan telak dan melesat menghantam pohon, meski begitu dia masih berdiri dan berjalan menuju Ken.

“Grrrrrr!” Monster kelinci kali ini tidak lagi bisa bergerak secepat kilat dan dia sudah terlihat kelelahan hingga pergerakannya semakin melambat.

“Aku akui kamu sangat kuat dan juga keras kepala, tetapi kali ini sudah waktunya aku untuk menghajarmu,” ucap Ken yang juga berjalan maju ke monster kelinci.

“Roooaaarrr! Hiiiyaaattttt!” Ken dan monster kelinci bersamaan melompat sambil berteriak saat akan saling beradu pukulan.

“Syut!” pukulan monster kelinci kembali meleset.

“Hihi, akhirnya aku bisa mengucapkan selamat tinggal padamu, monster jelek,” bisik Ken.

“Baammm!” Monster kelinci langsung menghantam tanah dengan pukulan pamungkas Ken.

Bagk! Bugk! Bagk!

Ken tidak berhenti hanya dengan pukulan keras itu saja, dia langsung melakukan serangan bertubi-tubi kepada monster kelinci yang sudah tergeletak di tanah. Ken menjadi seperti orang gila yang kehilangan kendali dan terus menghantam monster kelinci. Kemudian dia mengambil pisau yang terbuat dari tulang dan menusuk tubuh hingga kepala monster kelinci.

Jleb! Jelb! Jleb!

Berulang kali Ken menusuk monster kelinci dan membuat tubuhnya penuh dengan darah. Saat cahaya mulai menyinari tempat itu, Ken akhirnya berhenti karena matanya silau melihat siulet matahari yang baru terbit. Ken baru sadar bila dia sudah menghabiskan malam untuk bertarung melawan monster kelinci, dia juga baru menyadari bila sudah menyerap kemampuan dari monster kelinci saat layar pemberitahuan sudah muncul di hadapannya.

“Akhirnya …, kali ini aku benar-benar mengalahkannya,” ucap Ken yang senang dengan kemenangannya.

“Hehehehe, aku tidak menyangka akan mendapat exp sebanyak ini hanya dengan megalahkan satu monster saja.”

“Mari kita lihat apa saja skill dan kemampuan yang kita dapatkan,” ucap Ken lalu melihat layar statusnya yang sudah naik level hingga menjadi tiga puluh delapan.

Ken mendapatkan kemampuan kecepatan kilat yang mengkonsumsi mana dan pancasona milik monster kelinci. Untuk pertama kalinya ken mendapatkan kemampuan yang mengkonsumsi mana dan muncul dalam daftar skill miliknya. Ken yang tidak melihat skill itu saat menganalisa status monster kelinci, memahami bila skill analisis miliknya tidak bisa memperlihatkan semua status target saat levelnya masih rendah.

Hal yang membuat Ken sedikit kecewa adalah mana milik monster kelinci yang sudah habis dan tidak bisa Ken serap. Rasa kecewanya langsung hilang saat dia mendapatkan skill baru yang bisa membuat duplikat susuatu benda, dan dua skill yang sudah dia dapatkan juga naik level hingga menjadi tiga. sedangkan skill lainnya tidak naik level sama sekali meski level Ken sudah naik banyak.

“Sepertinya aku mulai paham tentang cara mendapatkan skill di dunia ini,” ucap Ken.

Ken membagi skillnya menjadi dua jenis, pertama skill utama yang dia dapat lewat naik level dan skill tambahan yang dia dapat lewat syarat tertentu. Cara menaikkan level dari dua jenis skill itu juga berbeda, skill utama akan naik level bersama dengan naiknya level Ken. Sedangkan skill tambahan hanya akan naik bila Ken menggunakannya dalam bidang dari skill tersebut berulang kali, tetapi Ken masih perlu mencari tahu cara menaikkan skill yang dia dapat dari menyerap kemampuan monster kelinci.

“Dengan stats dan skill yang aku miliki saat ini, sepertinya aku sudah bisa berburu monster secara langsung tanpa harus bersembunyi lagi,” ucap Ken setelah mempelajari statusnya.

“Hari sudah pagi, sebaiknya aku segera mencari makan untuk mengisi tenagaku,” ucap Ken lalu dia berusaha berdiri.

“Eh, tubuhku--.” Tanpa menyelesaikan ucapannya, Ken berusaha mengambil air danau yang dia simpan dalam botol.

Saat Ken akan meminum air tersebut, tangan Ken tiba-tiba lemas hingga menumpahkan semua air tersebut. Tenaga Ken hilang dan rasa kantuk yang sangat kuat membuat tubuh Ken yang sudah mencapai batasnya tidak bisa menahannya lagi. Ken langsung tumbang dengan tubuhnya yang sudah tidak bisa bergerak lagi, lalu kesadarannya juga mulai memudar.

‘Sial, aku tidak boleh pingsan sekarang, bila itu sampai terjadi maka kutukannya akan aktif dan semua yang aku dapat akan sia-sia,’ pikir Ken yang terus berusaha untuk terjaga.

“Si-al, aku harus te--,” ucapan Ken terhenti saat kesadarannya lenyap lalu pingsan.

***

Waktu sudah berlalu lebih dari dua jam dan Ken yang masih pingsan membuat kutukan Dewi aktif hingga menguras semua exp yang dia dapatkan. Level Ken juga kembali menjadi level satu, dan statsnya juga berkurang hingga menjadi setengah dari stats sebelumnya. Hingga akhirnya rasa sakit dari kutukan Dewi juga aktif dan membuat Ken langsung terjaga.

“Aaaaaaaa!” Ken langsung berguling-guling setelah merasakan sakit akibat kutukannya.

“Aaaarrrrggggkk! J*nc*k! sakit sekali,” umpat Ken yang mencoba menahan rasa sakit dari kutukan yang dia rasakan.

“Aku berjanji akan menghajar Dewi Lo*n*e sialan itu,” grutu Ken yang kesal setelah rasa sakitnya mulai berkurang.

Detak jantung Ken berpacu dengan nafasnya yang cepat setelah dia merasakan sakit akibat kutukannya. Sakit yang diakibatkan oleh kutukannya lebih menyakitkan dari yang dia rasakan sebelumnya. Beruntungnya kali ini stats Ken sudah cukup tinggi, jadi dia bisa langsung bergerak untuk menguragi durasi rasa sakit yang dia rasakan.

“Kutukan sialan ini menyiksa lebih lama dari durasi yang sebelumnya meski aku sudah bergerak,” gumam Ken setelah rasa sakitnya sepenuhnya lenyap.

“Bagaimana dengan statusku sekara--,” Ken langsung berhenti berbicara saat merasakan pancaran kekuatan yang mengerikan dari arah belakang tubuhnya.

Dam! Dam! Dam!

Suara langkah yang besar hingga membuat tanah bergetar, terdengar berjalan mendekat kepada Ken. Meski dia ingin melihat apa yang ada di belakang tubuhnya, Ken tidak bisa menoleh karena rasa takut yang dia rasakan. Hingga tubuh besar dengan empat kaki dan dua sayap lebarnya lalu sisik-sisik yang hitam berkilau, tubuhnya juga diselimuti kekuatan yang hitam pekat dan terasa menyeramkan berjalan tepat di samping Ken. Saat monster itu melirik Ken, tubuhnya seperti kehilangan semua tenaganya hingga dia sulit bernafas.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status