Home / Pendekar / Pemalas Penantang Dewi / BAB 9 : Armor angin

Share

BAB 9 : Armor angin

Author: @M.N.A
last update Last Updated: 2023-07-13 13:35:20

Armor tanah bisa melindungi tubuh dengan kerasnya untuk menahan serangan, sedangkan armor api akan membakar saat diserang musuh. Armor patir akan memberikan serangan kejut pada lawan dan armor air dapat mengurangi dampak serangan yang diterima. Terakhir adalah armor angin yang belum pernah dia gunakan, Ken berpikir bila armor angin memiliki fungi yang bisa menghempaskan lawan saat tersentuh. Itulah yang Ken perkirakan tentang armor angin setelah dia menggunakan empat element lainnya sebagai armor.

Kenyataan yang terjadi dan yang Ken alami pada saat itu berbeda dari apa yang Ken pikirkan. Ken tidak begitu yakin dengan pasti, tetapi dia benar-benar melihat bila pukulan dari monster kelinci seperti berbelok saat mereka akan beradu pukulan. Hal itu membuat pukulan monster kelinci meleset, sedangkan Ken berhasil memberikan pukulan telak pada monster kelinci.

Buugggkk! Wooossst! Baaaammmm!

Monster kelinci langsung terpelanting dan menghantam tanah dengan keras akibat pukulan Ken. “Apakah yang terjadi barusan hanya sebuah kebetulan saja?”

Ken menggelengkan kepalanya untuk membuang pikiran pesimisnya itu. “Aku harus berpikir positif dan yakin bila ini bukan hanya sebuah kebetulan, sekarang aku hanya butuh pembuktian untuk meyakinkan hati dan pikiranku saja,” ucap Ken dengan percaya diri.

“Roooaaarrr!” monster itu meraung dan kembali menyerang Ken.

Ken langsung mengambil sikap untuk bersiap beradu pukulan dengan monster kelinci. Serangan monster kelinci kembali berbelok saat mereka akan adu pukulan, dengan itu Ken menjadi yakin bila itu merupakan kemampuan dari armor angin. Pukulan Ken berhasil mendarat tepat di wajah monster kelinci dan membuatnya kembali terpelanting.

Kali ini monster kelinci langsung bangkit dan menyerang Ken dengan pukulan beruntun, tetapi semua pukulannya tidak ada yang berhasil karena selalu berbelok. Ken sempat takut dengan pukulan monster kelinci yang sangat kuat hingga membuat semua batu dan pohon yang terkena pukulan itu hancur. Meski begitu Ken merasa bila dia memiliki kesempatan untuk menang bila semua pukulan itu tidak ada yang berhasil mengenai dirinya.

“Syut, syut, syut.” Pukulan monster kelinci terus meleset dan berbelok.

“Terima ini! monster anc*k! Buuugggkkk!” pukulan keras Ken berhasil membuat monster kelinci terpental jauh hingga berguling-guling.

“Baaammmm!” akhirnya tubuh monster kelinci berhenti saat dia menghantam batu besar.

‘Sepertinya aku juga harus memperkirakan serangan yang aku lakukan,” pikir Ken saat dia merasa bila armor anginnya sedikit berkurang setelah dia memberikan serangan kuat pada monster kelinci.

Ken mulai mempelajari tentang armor angin yang menurutnya menarik. Karena selain untuk bertahan dari serangan musuh, armor angin juga bisa memberikan dampak tambahan pada serangan yang dikeluarkan. Terbukti saat Ken berhasil memukul monster kelinci, terdapat sebuah angin yang ikut memberikan kerusakan dan juga melemparkan tubuhnya. Monster kelinci tidak menyerah, dia kembali bangkit dan langsung menyerang Ken.

Sudah ada tiga Stats Ken yang saat ini melebihi angka tiga ratus point, yaitu stats agility, strength dan vitality. Dengan itu semua Ken sudah bisa seimbang melawan monster kelinci, Ken yakin bila dia terus bertarung maka statsnya akan terus naik dan bisa menang melawan monster kelinci. Ken merasa senang dnegan apa yang akan dia dapatkan, tetapi dia kembali fokus dan berpikir dengan hati-hati agar bisa mengatasi kemungkinan buruk yang terjadi.

“Braaagggkkk!” Monster kelinci kembali terkena pukulan telak dan melesat menghantam pohon, meski begitu dia masih berdiri dan berjalan menuju Ken.

“Grrrrrr!” Monster kelinci kali ini tidak lagi bisa bergerak secepat kilat dan dia sudah terlihat kelelahan hingga pergerakannya semakin melambat.

“Aku akui kamu sangat kuat dan juga keras kepala, tetapi kali ini sudah waktunya aku untuk menghajarmu,” ucap Ken yang juga berjalan maju ke monster kelinci.

“Roooaaarrr! Hiiiyaaattttt!” Ken dan monster kelinci bersamaan melompat sambil berteriak saat akan saling beradu pukulan.

“Syut!” pukulan monster kelinci kembali meleset.

“Hihi, akhirnya aku bisa mengucapkan selamat tinggal padamu, monster jelek,” bisik Ken.

“Baammm!” Monster kelinci langsung menghantam tanah dengan pukulan pamungkas Ken.

Bagk! Bugk! Bagk!

Ken tidak berhenti hanya dengan pukulan keras itu saja, dia langsung melakukan serangan bertubi-tubi kepada monster kelinci yang sudah tergeletak di tanah. Ken menjadi seperti orang gila yang kehilangan kendali dan terus menghantam monster kelinci. Kemudian dia mengambil pisau yang terbuat dari tulang dan menusuk tubuh hingga kepala monster kelinci.

Jleb! Jelb! Jleb!

Berulang kali Ken menusuk monster kelinci dan membuat tubuhnya penuh dengan darah. Saat cahaya mulai menyinari tempat itu, Ken akhirnya berhenti karena matanya silau melihat siulet matahari yang baru terbit. Ken baru sadar bila dia sudah menghabiskan malam untuk bertarung melawan monster kelinci, dia juga baru menyadari bila sudah menyerap kemampuan dari monster kelinci saat layar pemberitahuan sudah muncul di hadapannya.

“Akhirnya …, kali ini aku benar-benar mengalahkannya,” ucap Ken yang senang dengan kemenangannya.

“Hehehehe, aku tidak menyangka akan mendapat exp sebanyak ini hanya dengan megalahkan satu monster saja.”

“Mari kita lihat apa saja skill dan kemampuan yang kita dapatkan,” ucap Ken lalu melihat layar statusnya yang sudah naik level hingga menjadi tiga puluh delapan.

Ken mendapatkan kemampuan kecepatan kilat yang mengkonsumsi mana dan pancasona milik monster kelinci. Untuk pertama kalinya ken mendapatkan kemampuan yang mengkonsumsi mana dan muncul dalam daftar skill miliknya. Ken yang tidak melihat skill itu saat menganalisa status monster kelinci, memahami bila skill analisis miliknya tidak bisa memperlihatkan semua status target saat levelnya masih rendah.

Hal yang membuat Ken sedikit kecewa adalah mana milik monster kelinci yang sudah habis dan tidak bisa Ken serap. Rasa kecewanya langsung hilang saat dia mendapatkan skill baru yang bisa membuat duplikat susuatu benda, dan dua skill yang sudah dia dapatkan juga naik level hingga menjadi tiga. sedangkan skill lainnya tidak naik level sama sekali meski level Ken sudah naik banyak.

“Sepertinya aku mulai paham tentang cara mendapatkan skill di dunia ini,” ucap Ken.

Ken membagi skillnya menjadi dua jenis, pertama skill utama yang dia dapat lewat naik level dan skill tambahan yang dia dapat lewat syarat tertentu. Cara menaikkan level dari dua jenis skill itu juga berbeda, skill utama akan naik level bersama dengan naiknya level Ken. Sedangkan skill tambahan hanya akan naik bila Ken menggunakannya dalam bidang dari skill tersebut berulang kali, tetapi Ken masih perlu mencari tahu cara menaikkan skill yang dia dapat dari menyerap kemampuan monster kelinci.

“Dengan stats dan skill yang aku miliki saat ini, sepertinya aku sudah bisa berburu monster secara langsung tanpa harus bersembunyi lagi,” ucap Ken setelah mempelajari statusnya.

“Hari sudah pagi, sebaiknya aku segera mencari makan untuk mengisi tenagaku,” ucap Ken lalu dia berusaha berdiri.

“Eh, tubuhku--.” Tanpa menyelesaikan ucapannya, Ken berusaha mengambil air danau yang dia simpan dalam botol.

Saat Ken akan meminum air tersebut, tangan Ken tiba-tiba lemas hingga menumpahkan semua air tersebut. Tenaga Ken hilang dan rasa kantuk yang sangat kuat membuat tubuh Ken yang sudah mencapai batasnya tidak bisa menahannya lagi. Ken langsung tumbang dengan tubuhnya yang sudah tidak bisa bergerak lagi, lalu kesadarannya juga mulai memudar.

‘Sial, aku tidak boleh pingsan sekarang, bila itu sampai terjadi maka kutukannya akan aktif dan semua yang aku dapat akan sia-sia,’ pikir Ken yang terus berusaha untuk terjaga.

“Si-al, aku harus te--,” ucapan Ken terhenti saat kesadarannya lenyap lalu pingsan.

***

Waktu sudah berlalu lebih dari dua jam dan Ken yang masih pingsan membuat kutukan Dewi aktif hingga menguras semua exp yang dia dapatkan. Level Ken juga kembali menjadi level satu, dan statsnya juga berkurang hingga menjadi setengah dari stats sebelumnya. Hingga akhirnya rasa sakit dari kutukan Dewi juga aktif dan membuat Ken langsung terjaga.

“Aaaaaaaa!” Ken langsung berguling-guling setelah merasakan sakit akibat kutukannya.

“Aaaarrrrggggkk! J*nc*k! sakit sekali,” umpat Ken yang mencoba menahan rasa sakit dari kutukan yang dia rasakan.

“Aku berjanji akan menghajar Dewi Lo*n*e sialan itu,” grutu Ken yang kesal setelah rasa sakitnya mulai berkurang.

Detak jantung Ken berpacu dengan nafasnya yang cepat setelah dia merasakan sakit akibat kutukannya. Sakit yang diakibatkan oleh kutukannya lebih menyakitkan dari yang dia rasakan sebelumnya. Beruntungnya kali ini stats Ken sudah cukup tinggi, jadi dia bisa langsung bergerak untuk menguragi durasi rasa sakit yang dia rasakan.

“Kutukan sialan ini menyiksa lebih lama dari durasi yang sebelumnya meski aku sudah bergerak,” gumam Ken setelah rasa sakitnya sepenuhnya lenyap.

“Bagaimana dengan statusku sekara--,” Ken langsung berhenti berbicara saat merasakan pancaran kekuatan yang mengerikan dari arah belakang tubuhnya.

Dam! Dam! Dam!

Suara langkah yang besar hingga membuat tanah bergetar, terdengar berjalan mendekat kepada Ken. Meski dia ingin melihat apa yang ada di belakang tubuhnya, Ken tidak bisa menoleh karena rasa takut yang dia rasakan. Hingga tubuh besar dengan empat kaki dan dua sayap lebarnya lalu sisik-sisik yang hitam berkilau, tubuhnya juga diselimuti kekuatan yang hitam pekat dan terasa menyeramkan berjalan tepat di samping Ken. Saat monster itu melirik Ken, tubuhnya seperti kehilangan semua tenaganya hingga dia sulit bernafas.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Pemalas Penantang Dewi   BAB 115 : Akhir cerita

    Warna rambut pirang yang berkilau seperti emas terurai hingga di bahunya, dan telihat sangat indah dengan wajah manis yang sangat cantik seperti boneka berbie. Bentuk tubuhnya juga aduhai yang membuat semua cowok membuka mulut mereka saat melihatnya berjalan. Kulitnya juga putih mulus yang terlihat sangat cerah terawat dengan baik, dan itu mmebuat semua cewek sangat ingin memiliki kulit sepertinya. Kedatangannya juga membuat suasana kelas menjadi hening karena semua siswa terus terpaku dan menatap kepadanya. “Perkenalkan nama saya Alice de Pendragon, mulai hari ini saya akan belajar di kelas ini.” Semua siswa langsung bersorak setelah mendengar perkenalannya, kecuali Ken yang tahu sosok tersebut sangat mirip dengan Garga. Namanya juga mirip dengan nama yang Ken berikan kepada Garga, hanya beda nama tengahnya saja, tetapi mengucapannya sama. Guru kemudian menjelaskan bila Alice merupakan siswa istimewa dan juga siswa pertukaran dari luar negeri yang akan belajar tentang budaya di Indo

  • Pemalas Penantang Dewi   BAB 114 : Akhir dari perang

    Ken merasa tidak juga harus menggunakan kekuatannya untuk melawan Dion yang kekuatannya juga sudah menyatu sempurna. Ken merasa harus mencari tahu lebih dalam tentang metode yang Dion gunakan untuk menyatukan semua kekuatannya. Ken menggunakan skill overdrive yang membuat tubuhnya memiliki kekuatan dua kali lipat dan bergerak berdasarkan instingnya untuk bertarung menggunakan seluruh kekuatannya. Pergerakan Dion menjadi semakin cepat dan serangannya juga semakin kuat dari sebelumnya, Ken bisa merasakan perbedaannya dari tekanan yang Dion berikan. Beruntung Ken memiliki skill untuk mengimbangi kekuatan Dion dan langsung menggunakannya, jika tidak Ken akan terkena serangan Dion dan berakhir teluka. Ken kini juga kesulitan untuk menghindari serangan Dion dan hanya bisa bertahan, tetapi Dia masih bisa memberikan perlawanan dan serangan balasan dalam kondisinya yang semakin terdesak. Ken mulai kesal karena tidak segera menemukan metode yang Dion gunakan. “Ju*nc*k!” “Kugkk!” Ken bertriak

  • Pemalas Penantang Dewi   BAB 113 : Kekuatan yang menyatu

    Ken tidak menyangka bila kejadiannya akan menjadi sangat buruk, karena dia tetap menyimpan kekuatan Dewi yang dia ambil kembali dari Reka. Kini mana, aura, kekuatan kegelapan Garga dan kekuatan Dewi bercampur dalam tubuh Ken dan terus saling bertabrakan. Ken mencoba untuk mengendalikan aliran dari kekuatannya agar bisa berjalan selaras dan menyatu dengan baik. Dia ingat dengan apa yang terjadi pada Dion yang mana kekuatan kegelapan bersatu dengan aura dan kekuatan Dewi menyatu dengan mana.Hanya saja yang membuat Ken merasa aneh adalah keempat kekuatan itu terbagi menjadi dua yang berada pada sisi kanan dan kiri tubuh Dion. Ken yang mencoba mempelajari tentang hal itu saat bertarung dengan Dion akhirnya bisa mengetahui metode yang Dion gunakan. Hanya saja Ken menggunakan metode yang mirip, tetapi metode yeng Ken gunakan lebih sempurna dan bisa menyatukan semua kekuatan itu agar bisa mengalir selaras pada tubuhnya.Semua kekutan itu berjalan bersama mengalir ke seluruh tubuh Ken dan ki

  • Pemalas Penantang Dewi   BAB 112 : Kembali Ken

    Tubuh Ken tidak bisa bergerak karena tekanan kuat yang dipancarkan oleh Dion, dan perasaan takut saat melihat Dion seakan melihat Dewa kamatian yang akan mencabut nyawanya. Kekuatan Dion yang sudah terlepas seluruhnya di luar perkiraan dan akal sehat yang Ken miliki, dan tanpa Ken sadari Dion sudah ada dihadapannya dan menusuk jantungnya. Kecepatan Dion sudah melebihi apa yang bisa Ken hadapi, bahkan matanya masih belum berkedip dan Dia sudah tertusuk kedua kalinya oleh Dion.Dion benar-benar seperti terlahir kembali, dan dia bisa merasakan sensasi yang sama seperti yang dia rasakan saat dia baru menjadi Dewa. Kini Dion juga sudah berhasil menyingkirkan Ken yang merupakan penghalang utamanya untuk menjadi penguasa mutlak. Meski begitu Dion tidak terbawa suasana dan memastikan Ken benar-benar mati ditangannya sendiri.Melihat Ken yang tidak bisa bereaksi akan serangannya dan hanya menatapnya dengan wajah yang tampak terguncang hingga matanya bergetar, membuat Dion benar-benar puas. Dia

  • Pemalas Penantang Dewi   BAB 111 : Strategi dan pengalaman

    Melihat Garga yang sudah tidak bisa bereaksi dengan semua serangannya yang sudah menargetkan Ken, membuat Dion yakin jika dia benar-benar berhasil. “Duuuaarrrrr!”“Sialan! dia kab--, craassssttttt!” Dion terkejut saat Ken berhasil menebas dirinya.Dion yang sebelumnya penuh percaya diri bila berhasil menyerang Ken jadi terkejut karena keberadaan Ken lenyap sebelum semua sarangan mengenai dirinya. Kini dia juga terkejut karena Ken yang tiba-tiba bisa muncul kembali tanpa luka yang bahkan berhasil menyerangnya. Dion benar-benar tidak tahu trik apa yang Ken gunakan, namun dia merasa bila Ken berpindah ke sebuah dimensi untuk menghindari semua serangannya.Berkat perhitungannya yang matang, Ken berhasil berpidah ke celah antar dimensi pada detik-detik semua serangan Dion akan mengenainya. Ken akan benar-benar mati jika dia tidak berpindah dalam celah ruang dan waktu pada saat itu, namun Ken juga harus kehilangan tempatnya bersembunyi. Karena dia yang berpindah saat ada Dion di dekatanya a

  • Pemalas Penantang Dewi   BAB 110 : Tikus dan Kucing

    Ken seakan dipaksa harus memilih untuk terus maju, karena Dion juga berhasil merusak diemnsi yang merupakan efek dari setu senjatanya. Sejata itu juga langsung patah saat dimensinya berhasil Dion hancurkan, dan membuat Ken terlempar keluar. Ken memang tidak memiliki waktu lagi, karena Dion benar-benar berniat untuk menyingkirkannya.[Garga, buat dia sibuk saat aku menyiapkan sesuatu untuk melawannya.] ujar Ken dan dia juga memberi beberapa informasi kepada Garga lewat telepati.Dion tersenyum saat dia mendengar perintah Ken yang dia kirim lewat telepati kepada Garga, dengan itu dia tidak perlu lagi membaca maksud dari isyarat yang Ken gunakan. Berkat itu Dion tidak perlu memperdulikan Garga, dan langsung menuju tempat yang akan Ken tuju. Dengan penuh percaya diri Dion melesat dan menunggu kedatangan Ken, namun dia tidak melihat adanya Ken yang datang kearahnya dan Garga juga tidak mengejarnya.Dion terhenti sejenak dan mencerna apa yang sebenarnya terjadi, karen

  • Pemalas Penantang Dewi   BAB 109 : Musuh terakhir

    Semua orang terkejut saat melihat Murka terkena sebuah serangan yang tidak meraka sadari sama sekali, bahkan Ken juga tidak tahu akan serangan tersebut. Serangan itu seperti leser yang sangat cepat mencapai targetnya, bahkan tubuh Murka yang kuat bisa berlubang. Lebih parahnya lagi, Reka yang berusaha dia lindungi juga mengalami luka yang cukup parah.Perasaan Ken yang tidak nyaman saat meninggalkan Dion meski dalam keadaan sekarat, kini membuat sebuah malapetaka bagi semuanya. Emosinya langsung memuncak saat melihat sahabatnya yang terkapar bersimbah darah dengan kondisi tubuh penuh lubang. Murka juga tidak bergerak sama sekali, Ken bergegas mendekat dan merasakan tubuh Murka sudah dingin. Jantung Ken seakan terhenti sebentar setelah mengerti kondisi sahabatnya, namun perasaanya seakan masih tidak bisa terima dan langsung meminta bantuan Garga.“Murka bertahanlah, Garga cepat sembuhkan dia!” teriak Ken yang panik.Garga mendekat pada Murka, namun setelah melihat kondisi Murka, dia ti

  • Pemalas Penantang Dewi   BAB 108 : Inikah Akhirnya?

    Ken dan Garga tidak tahu apa yang sudah Dion lakukan, hingga dia bisa merebut kekuatan dan tubuh Dewi Aria, dan lagi gempa yang terjadi membuat Ken merasa hal buruk akan terjadi. Kekutan yang terus diserap oleh tubuh Dion juga membuat Ken penasaran dengan asalnya, dia merasakan campuran dari aura dan mana. Kondisi mereka berdua juga tidak menguntungkan, karena tidak bisa bergerak dan akan buruk jika Dion menyerang. Akan tetapi, Dion tidak menyerang keduanya dan hanya tertawa saja, mengetahui Dion yang melewatkan kesempatan itu membuat Ken berpikir bila Dion juga dalam kondisi yang sama.Jika apa yang Ken pikirkan memang benar maka dia masih memiliki kesempatan untuk kembali merubah keadaan, namun jika tidak maka situasinya akan buruk bagi mereka. Belum lagi firasat buruk Ken tentang kekuatan yang terus Dion serap dalam tubuhnya, yang membuat Ken berpikir bila Dion bergantung kepada kekuatan itu. Ken juga mencoba untuk terus menggerakkan anggota tubuhnya meski itu sulit dan hanya melak

  • Pemalas Penantang Dewi   BAB 107 : Beradu taktik

    Ken bisa mendengar jika suara yang keluar dari mulut Dewi Aria bukan suara wanita, melainkan suara pria yang sangat dia kenal. Bahkan ekspresi wajah dan gaya dari sikap sombongnya juga sama persis meski tubuhnya merupakan wanita. Hanya saja Ken tidak mengetahui apa yang sebenarnya terjadi, dan bagaimana cara hal itu bisa terjadi.Pikiran Ken juga dibuat bingung dengan siapa yang saat itu berada dalam tubuh Dewi Aria, apakah Dewi Aria sendiri atau Dion. Karena yang Ken ketahui sebelumya adalah Dion yang sudah tidak sadarkan diri dan sekarat, sedangkan Dewi Aria yang panik dalam keadaan putus asa. Semua itu berubah saat kemunculan Dewi Aria dari portal, tetapi yang paling mungkin adalah Dewi Aria mencoba untuk menyerap kembali kekuatannya dari tubuh Dion.Hanya saja Ken merasa janggal dengan suara dan gaya yang Dewi Aria pelihatkan kepadanya, dan cara bertarungnya juga terasa berbeda. Bila semua itu hanya sekedar efek dari dia menyerap kekuatan Dion, Ken merasa efeknya terlalu tumpang t

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status