Share

Bab 188

Author: Lilia
Sudah sejauh itu ....

Sudut bibir Luis melengkung sedikit. "Yang kamu katakan benar. Aku yang sudah membebanimu."

Ada sedikit rasa bersalah dalam hatinya, tetapi dia benar-benar tak bisa mengendalikan dirinya. Dia ingin menguasai Anggi sepenuhnya. Dia takut jika dirinya berkedip sedikit saja, gadis itu sudah menghilang dari pandangannya. Keinginan untuk memiliki itu bisa membuatnya gila kapan saja.

Mungkin karena selama empat tahun terakhir ini, dia sudah terbiasa melihat tatapan orang-orang yang penuh kepentingan. Para gadis bangsawan yang dulu memujanya, semua menghindarinya setelah dia jatuh.

Hanya Anggi yang berbeda. Saat menikah dengannya, memang Anggi tidak rela. Namun, setelah itu, meskipun hanya pura-pura, Anggi melakukannya dengan cara yang membuat Luis merasa nyaman.

Empat tahun lalu, Anggi menyelamatkan nyawanya. Empat tahun kemudian, dia menyembuhkan cederanya, memulihkan kakinya, seakan-akan dia adalah dewi yang dikirim dari langit untuk menyelamatkannya.

Malam itu, yang t
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Rifda Nafisha
ahhh pillow talk emang sepenting itu yaasa... ayokk ndang bikin anak & kasi mrka kejutan dgg ksembuat luiss & bayi mungil wkwkwk
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 611

    Luis benar-benar terkejut.Meskipun Anggi tidak pernah mengatakan secara langsung bahwa dia dipukuli hingga tangan dan kakinya patah setelah kabur dari pernikahan, Luis tahu itu pasti ulah ibunya, Permaisuri Dariani.Dulu Anggi pernah bertanya, apakah akan ada yang bersedia menguburkannya jika dia mati.Saat itu, Luis pasti menjawab tidak. Dia bahkan takkan sudi melirik apalagi memikirkan putri bangsawan yang berani melarikan diri dari pernikahan dengannya. Kecuali, jika dia mengetahui bahwa Anggi adalah gadis yang pernah menyelamatkannya bertahun-tahun lalu."Anggi ...," gumamnya sambil memeluk wanita itu erat. Jadi, dia benar-benar menguburkan Anggi setelah wanita itu meninggal. Jadi, semua yang Anggi katakan tentang mimpi buruk, kehidupan masa lalu, dan dunia novel ini ... kemungkinan besar, semuanya benar adanya.Anggi tersenyum dan menepuk punggung pria itu lembut. "Aku nggak apa-apa.""Semua itu sudah berlalu. Yang nyata adalah saat ini dan kita masih hidup. Itu yang terpenting."

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 610

    Memeriksa diri sendiri memang agak sulit, tetapi kalau memeriksa orang lain, Anggi masih bisa melakukannya.Luis sempat ragu sejenak, lalu mengulurkan tangannya. "Baiklah."Anggi memeriksanya dengan saksama. Menurutnya, tubuh Luis baik-baik saja. Dulu karena kericuhan di istana dan upacara pemakaman mendiang Kaisar, dia memang sangat lelah. Namun, dalam beberapa waktu terakhir ini, kondisinya sudah jauh membaik.Anggi tidak puas dan memeriksa sekali lagi. Tubuh Luis memang tidak ada masalah. Namun, mungkinkah dia juga mengalami "balasan takdir" seperti dirinya atau seperti Aska?Namun, jika setiap orang yang hidup kembali karena dirinya atau karena Luis harus menanggung balasan semacam itu, bukankah dunia ini akan kacau? Pikirannya terasa berat."Gigi, aku nggak apa-apa, 'kan?" Luis awalnya merasa ini bukan hal besar. Namun, melihat ekspresi istrinya sekarang, dia mulai merasa sedikit gelisah. Soalnya, gejala seperti ini sudah muncul cukup lama."Nggak apa-apa," jawab Anggi dengan nada

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 609

    Di dalam hati Luis terus muncul firasat buruk. Namun, dia sendiri tidak tahu harus berkata apa. "Baiklah."Setelah berbasa-basi sebentar, Luis kembali memeriksa laporan-laporan kenegaraan, sementara Anggi dan Mina memotong bunga plum tak jauh dari sana.Tak lama kemudian, sudah ada beberapa vas bunga yang selesai dihias. Mina sibuk menata vas-vas itu di berbagai sudut ruangan, sedangkan Anggi hanya tersenyum dan tak banyak berbicara, takut mengganggu suaminya bekerja.Luis tampak tenang seperti biasa, tetapi sesekali melirik istrinya dan tersenyum kecil sebelum kembali tenggelam dalam pekerjaannya.Saat makan malam, Anggi makan sup ayam. Dia tak mungkin bisa menghabiskan seekor sendirian, jadi masih tersisa cukup banyak daging. Dia pun melirik Luis dan berkata, "Aku merasa kamu makin kurus. Makan sedikit daging ya?"Luis menjawab, "Katanya kalau sedang hamil, nafsu makan besar. Kamu yang harus lebih banyak makan.""Aku bukan babi, tahu!""Anak kita masih kecil. Wajar kalau kamu nggak d

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 608

    Wawan memberi salam hormat kepada Anggi dan berkata, "Hamba yang tua ini sekarang nggak punya banyak pekerjaan, jadi membawa murid ke sini untuk memangkas ranting bunga."Baru saja dikira ada petugas yang merawat Taman Asri, tak disangka ternyata Wawan dan Rizal yang melakukannya.Rizal berlutut dengan gemetar, dalam hati mengutuk Wawan ribuan kali. Dalam pergolakan kekuasaan di istana ini, jelas-jelas gurunya adalah salah satu pahlawan besar. Siapa sangka, bahkan sebelum Kaisar resmi naik takhta, posisi kepala kasim sudah diberikan kepada Torus.Dia sudah memohon pada gurunya, meminta agar dibantu, agar dia bisa bekerja sebagai kasim di Istana Abadi. Namun, gurunya malah menolak.Anggi mengangguk pelan. "Pekerjaan ini memang ringan, tapi Kasim Wawan seharusnya lebih banyak beristirahat.""Hamba masih sanggup memangkas bunga kok."Setelah beberapa kata perhatian, Anggi bertanya, "Apa kalian berdua bersedia meninggalkan istana? Aku akan meminta Kaisar menghadiahkan rumah dan pelayan, ag

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 607

    Tabib memang tak bisa sepenuhnya mendiagnosis penyakit sendiri. Namun, tabib tetap akan tahu garis besarnya.Samar-samar, Anggi merasa dirinya dan Aska, dua orang yang sama-sama hidup kembali, seolah-olah memiliki ikatan yang tak bisa diabaikan.Aska memang mengatakan bahwa itu adalah akibat dari dirinya yang berani mengintip rahasia langit, tetapi kenapa mereka berdua justru saling bertolak belakang? Yang satu dingin, yang satu panas?Gejala yang dia alami memang tidak separah Aska, tetapi siapa tahu ke depannya akan memburuk?Tangannya tanpa sadar menyentuh perutnya. Dia tak bergerak, sementara para kasim serta pelayan yang mengikutinya pun berdiri menunggu dengan tenang di belakang.Mina dan Ando memerintahkan orang untuk membawa tandu. Anggi naik ke atasnya, lalu menyuruh Ando membubarkan para kasim dan dayang lainnya.Perjalanan menuju Taman Asri memakan waktu sekitar setengah jam. Dari kejauhan, aroma bunga plum yang harum menusuk hidung dan menyegarkan pikiran.Mina membawa gunt

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 606

    "Aku yang kurang bijak dalam mempertimbangkan." Sura tampak sedikit menyesal. "Kalau begitu ... tunggu sampai tahun depan, setelah Permaisuri melahirkan ...."Namun, setelah pangeran kecil lahir, Mina tetap tidak bisa tenang jika harus menyerahkannya ke orang lain. Setelah berpikir sejenak, Mina berkata, "Kita bicarakan lagi tahun depan."Sura tiba-tiba bertanya, "Jangan-jangan kamu masih memikirkan Pati?"Mina langsung membalas, "Omong kosong macam apa itu?"Sura menunduk. "Waktu itu aku lihat Pati menemui Torus, lalu berdiri agak jauh memandangimu cukup lama."Apa? Mina benar-benar tak percaya. Pati memandanginya dari jauh?Dia hanya berkata, "Kalau orang lain nggak tahu, itu masih bisa dimaklumi. Tapi masa kamu nggak tahu?"Sura tidak memahami ucapan itu.Mina mengerutkan kening. Kenapa kadang-kadang Sura begitu lambat dalam menangkap sesuatu? Padahal saat menjalankan tugas, dia cukup cekatan. Sekarang, dia malah seperti orang bodoh."Pati datang mencariku, kemungkinan besar demi tu

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status