Beranda / Urban / Pembalasan Menantu Terkuat / Bab 102. Aturan yang Kaku

Share

Bab 102. Aturan yang Kaku

Penulis: Hare Ra
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-09 11:49:40

Tanpa dikomando kedua balita itu dengan cekatan membuka beberapa kardus lainnya yang berisi mainan dan menghamburkan ke lantai. Kemudian membuka kotaknya masing-masing dengan riang dan gembira.

Keduanya tidak mau berhenti saat diminta untuk sarapan, dan bersiap untuk sekolah, selalu meminta waktu.

Bara dan Bu Bira keluar ruangan bermain menuju ke meja makan, sedangkan bu Aisah masih berusaha membujuk keduanya untuk berhenti.

"Lanjut nanti lagi ya, ini udah jam enam lewat loh. Mau sekolah, kan?" tanya bu Aisah membujuk kedua cucunya untuk menghetikan aktifitasnya.

"Bentar lagi, nek," jawab Rikel.

"Nek?" tanya bu Aisah memandang lekat wajah Rikel yang selama ini memanggilnya dengan sebutan ibu.

"Iya, kata papa Bara kalau mau panggil papa kayak Tama, Ikel juga harus panggil nenek," jawab Rikel polos.

"Jadi sekarang Rikel panggil kak Bara sama kayak Tama, papa?" tanya bu Aisah penasaranm.

"Iya nek, kita kan sama besar. Jadi harus panggil papa kata Tama."

"Papa Bara setuju?" tanya bu Aisah
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Pembalasan Menantu Terkuat   Bab 113. Kejahatan yang Direncanakan

    Sebuah nomor tak dikenal mengirimkan sebuah foto mobilnya yang sedang parkir di taman dan sedang di derek sore tadi.Bara menghela nafas panjang, dan sekarang dia yakin kalau semua kejadian yang dialaminya dalam beberapa hari ini memang sudah direncanakan oleh seseorang, namun Bara benar-benar tidak bisa membayangkan siapa pelakunya.Bara lebih memilih menuruti saran Adi, fokuslah ke bagaimana cara menghindari nya jangan fokus ke siapanya, karena kejahatan bagaimanapun disembunyikan akan terungkap dengan sendirinya pada suatu saat."Ada apa, nak?" tanya bu Bira saat melihat perubahan wajah Bara setelah membaca pesan di ponselnya."Gapapa ma, hanya orang iseng," jawab Bara kembali menyimpan ponselnya."Yok kita lanjut makan malam, dan ini benar-benar makan malam," ujar Bara sambil tertawa.Kehangatan selalu tercipta di meja makan pada keluarga ini, walaupun mereka tidak ada ikatan darah, namun suasana rumah benar-benar hangat dan saling menghargai satu sama lainnya. para pekerja tidak

  • Pembalasan Menantu Terkuat   Bab 112. Anak Baik

    "Mama sama Ibu makan aja dulu, nanti sakit," tegur Bara melihat kedua wanita spesialnya masih duduk di sampingnya, apalagi ibunya yang tak berhenti mengelus tangan Bara yang bengkak."Nanti aja, nak," jawab bu Bira."Tar sakit, ma," ujar Bara pelan sambil memandang lekat ke wajah ibu kandungnya tersebut."Ga bakalan nak, cuma terlambat beberapa menit aja," jawab bu Bira."Kamu belum makan kan, nak?" tanya bu Aisah."Belum bu, habis di urut aja," jawab Bara."Ibu suapin, ya?" tawar bu Aisah."Gak usah bu, Bara sudah besar," jawab Bara sambil tersenyum."Tapi kan yang sakit tangan kanan kamu, nak," ujar bu Aisah."Iya kan bisa pake tangan kiri bu, dalam keadaan darurat gapapa kan bu makan pakai tangan kiri?" tanya Bara kepada bu Aisah.Bu Aisah hanya mengangguk pelan dan tersenyum.Sementara itu kedua anak Bara yang sangat aktif di ungsikan ke ruang bermain bersama bik Sri agar tidak mengganggu papanya yang sedang kesakitan.Tepat pukul delapan malam, Jojo dan Rigo tiba di rumah membawa

  • Pembalasan Menantu Terkuat   Bab 111. Ditabrak

    "Sepertinya ada yang tidak beres pak!" lapor mang Ujang kepada Bara yang sudah duduk di kursi samping pengemudi."Hah?" respon Bara terkejut.Keduanya kemudian turun dan kembali mengecek mobilnya, dan benar saja pak Ujang sepertinya sangat pengalaman dengan tindak kejahatan seperti itu karena beliau langsung mengecek kondisi rem."Ketemu!" teriak pak Ujang dengan keras."Apa, pak?" tanya Bara."Tali rem kita sudah diputuskan dengan paksa," jelas mang Ujang.Bara benar-benar dibuat terkejut dengan ulah orang-orang tersebut yang sangat mengharapkan dia kecelakaan."Telepon mobil derek aja mang, minta antarkan ke bengkel. Dan kita pulang naik taksi saja," ujar Bara berusaha sabar.Mang Ujang hanya mengangguk dan memperhatikan ke sekelilingnya mencari kira-kira yang mencurigakan yang dengan sengaja ingin mencelakai mereka.Bara menelepon layanan mobil derek dan juga Adi temannya untuk mengantarkan mobilnya ke bengkel milik Adi. Entah tiba-tiba saat ini kepercayaan Bara terhadap orang lain

  • Pembalasan Menantu Terkuat   Bab 110. Main Di Taman

    "Pa, main ke taman yuk," rengek Tama dan Rikel saat Bara pulang kerja."Minggu, boleh?" rayu Bara kepada kedua anaknya."Maunya cekalang pa, temalin kan gak jadi," ujar Rikel."Sebentar ya papa minum dulu, habis itu kita ke taman. Mau ngapain sih anak papa sore-sore ke taman?" tanya Bara ingin tahu."Kata teman-teman di taman itu seru pa, banyak tempat bermain dan juga makanan," jawab Tama menjelaskan dengan mulut yang sambil mengerucut."Baiklah," jawab Bara mengalah.Bara berlari masuk kedalam rumah, rencananya mau mengajak kedua ibunya atau minimal bik Sri yang ikut bantu untuk menjaga anaknya, karena takutnya dia lalai dan anak-anak belum pernah main ke taman.Namun, ketiga wanita paruh baya yang di cari semuanya sedang di toko. Sedangkan kedua anaknya di jaga oleh bik Rasi dan pak Ujang. Bara hanya menggeleng melihat kesibukan ibu-ibu yang baru punya toko."Setiap hari bik Sri titip Tama dan Rikle ke bik Rasi?" tanya Bara."Enggak pak, baru hari ini. Tadi bik Sri gak mau ikut tap

  • Pembalasan Menantu Terkuat   Bab 109. Tamu Istimewa

    Seorang lelaki yang mengenakan jaket hitam dan berkacamata sedang mengamati rumah Bara dari kejauhan, namun dia paham tidak bakalan bisa menembus pertahanan rumah tersebut karena selain dijaga oleh dua security selama dua puluh empat jam, disana juga terdapat dua orang bodyguard yang bahkan tinggal disana.Siapakah orang yang selalu memata-matai Bara?***Bara memanggil kedua security dan juga kedua bodyguard ibunya."Iya pak Bara siap," ujar salah satu security tersebut."Terima kasih, saya mau pesan kepada kalian. Tolong benar-benar jaga semua orang yang ada di rumah ini ya. Jangan sampai lengah. Sebaiknya pastikan pintu pagar selalu dalam keadaan tertutup ya, dan jangan menerima tamu yang semua orang dirumah ini tidak mengenalnya," pesan Bara."Baik pak, siap!" jawab keempatnya secara bersamaan."Ah santai aja, jangan kayak formal gitu," ujar Bara tak enak hati."Kalau boleh tau ada apa, pak?" tanya Jojo memberanikan diri bertanya."Kemarin mobil saya sengaja ditusuk oleh seseorang

  • Pembalasan Menantu Terkuat   Bab 108. Sarapan Bubur

    "Kamu sakit, nak?" tanya bu Aisah yang kali ini datang dengan tergesa-gesa ke kamar Bara, sambil memegang kening Bara."Gak bu, cuma sedikit pusing. Sebentar lagi sembuh kok," ujar Bara sambil tersenyum."Kan udah di ulut sama Ikel dan Tama nek, jadi bental lagi papa sembuh dan kita jalan ke taman," ujar Rikel semangat."Rikel, papa lagi sakit. Jadi jalan ke tamannya kapan-kapan aja, ya," ujar bu Aisah lembut sambil mengelus kepala Rikel."Iya deh," jawab Rikel yang kembali mengurut pundak Bara."Ini nak, kamu minum obat dulu," bu Bira menyodorkan segelas air hangat dan satu buah tablet obat sakit kepala."Makasih, ma," jawab Bara sambil menerima obat tersebut dan langsung meminumnya."Sekarang, Tama dan Ikel mainnya di bawah aja ya. Papa mau istirahat," bujuk bu Aisah kepada kedua cucunya yang sudah asyik bermain di samping Bara."Biarin aja bu kalau mereka mau main disini," ujar Bara sambil merebahkan dirinya."Nanti berisik," peringat bu Bira."Ayok Tama dan Ikel, kita main dibawah

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status