Share

Bab 2

Penulis: Jeni
Di detik terakhir, aku masih berpikir, untungnya ini tempat umum, dia pasti akan membantuku memanggil ambulans, kan?

Ketika aku bangun, aku sudah berada di ranjang rumah sakit ruang pemeriksaan.

Mengingat kejadian sebelum pingsan, aku menutupi wajahku karena malu. Tak pernah kubayangkan, suatu hari aku akan tak sadarkan diri di pelukan pria asing dalam lift, begitu kuatnya sensasi orgasme yang kurasakan, dan terlebih lagi, ada begitu banyak orang di sekitar, semuanya begitu dekat, mereka mungkin menyadari apa yang terjadi.

Aku tidak tahu apakah mereka menyadarinya atau tidak, apakah mereka akan membahasku di obrolan grup tetangga? Apakah pria asing yang memelukku itu tahu aku terangsang karenanya?

Aku mengambil ponselku dan memeriksa obrolan grup. Benar saja, ada lebih dari 99 pesan. Apakah aku benar-benar sudah menjadi bahan pembicaraan?

Aku tak berani melihat, tapi entah kenapa merasakannya membuatku bersemangat. Setelah ragu sejenak, aku membukanya dan ternyata itu hanya iklan renovasi. Saat itu, aku merasa lega dan sedikit kecewa.

Sepertinya pria itu yang membawa aku ke rumah sakit. Entah dia yang mengantar aku sendiri atau menelepon ambulans, aku sangat berterima kasih.

Dia mengingatkan aku pada suamiku. Kami bertemu bertahun-tahun yang lalu ketika aku pingsan karena kecanduan, dan dia memanggil ambulans untukku.

Memikirkan suamiku yang telah tiada, aku menghela napas.

Masa-masa bahagia itu sudah berlalu. Agar bisa hidup sendiri, aku harus cepat sembuh.

Dokter pun masuk. Ternyata dia adalah pria yang berada di depanku di lift. Dengan label nama yang bertulis, Reyhan.

Kemejanya memiliki tulisan kecil Rumah Sakit Saint di dada.

Tidak kusangka dia adalah dokter di rumah sakit swasta ini.

"Terima kasih, Dokter Reyhan, telah membawaku ke rumah sakit. Kalau tidak ada apa-apa, aku akan pergi dulu."

Aku bangkit dari tempat tidur dan bersiap untuk pergi. Tetapi karena terburu-buru, aku malah tertarik kancing bajuku dan memperlihatkan dadaku. Telingaku langsung memerah. Aku buru-buru menutupi tubuhku dengan pakaian dan dengan panik mencoba memakai sepatu.

Tapi tiba-tiba, ia menarikku dan mendorongku kembali ke tempat tidur. Dorongan dan tarikan itu membuat bajuku yang longgar terbuka lebar lagi, dan aku segera menutupi dadaku dengan tanganku.

Ia melepaskan tanganku dan mengangkatku dengan tangannya sendiri. "Kamu pasti merasa tidak nyaman lagi kan, biarkan aku periksa sebentar."

Aku tersipu merah karena sentuhannya, merasa ada yang tidak beres dengan tubuhku. Rasa gatal yang familiar mulai muncul kembali, sangat ingin disentuh.

Tapi ia tetap tenang, tampak tidak terpengaruh. Ia benar-benar seorang dokter profesional.

Aku hanya bisa mengepalkan tangan dan memaksakan diri untuk bertahan, bekerja sama untuk pemeriksaan.

Dokter Reyhan memeriksaku dengan sangat teliti, pertama-tama menggunakan tisu steril untuk membersihkan cairan yang keluar dengan lembut. Setelah menyeka, ia menggunakan jari-jarinya yang dingin untuk memeriksaku sedikit demi sedikit dengan gerakan memutar, menekan lalu meremas dengan lembut. Dadaku terasa seperti ada bulu di dalamnya, terus-menerus digelitik angin, mustahil untuk digenggam atau digaruk, rasanya luar biasa tidak nyaman. Aku dengan canggung mencoba menutupi tubuhku dengan tanganku.

Namun, tanganku terikat oleh selang infus, diikat di kepala ranjang. "Jangan bergerak, nanti kamu bisa terluka."

Dia berkata dengan nada yang sangat serius, tapi tindakannya tidak ramah. Ia bahkan menempatkanku dalam posisi yang memalukan ini, badanku melenggak-lenggok dengan tubuh bagian atasku terekspos. Aku ingin menghindari tangannya, tapi di saat yang sama, ingin membungkukkan tubuhku untuk menyambutnya.

Meskipun aku tidak bisa mengendalikan tubuhku, aku hanya pernah diperlakukan seperti ini oleh suamiku.

"Nyonya, apa kamu ingin sembuh? Aku bisa membantumu."
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Pemeriksaan Tubuh Pribadi   Bab 9

    Semuanya ternyata palsu, bahkan apa yang akan terjadi di dalam rumah sakit pun sudah ada skenarionya. Aku termasuk cukup beruntung, videoku baru saja diunggah belum lama, mereka langsung digerebek.Gilang memberitahuku bahwa kalau saat itu aku benar-benar ‘masuk perangkap’, mereka akan menggunakan berbagai cara untuk mengendalikanku. Bahkan ada akses penonton untuk melakukan voting, dan kalau sampai tahap itu, aku akan sepenuhnya tidak bisa keluar dari sana.Aku merinding membayangkannya, dan bersyukur bisa bertemu Gilang."Sebetulnya, aku juga punya skenario," dia bilang padaku.Peran Gilang dalam skenarionya adalah menjadi seorang “laki-laki bermoral buruk yang berpura-pura baik”, supaya alurnya terlihat lebih rumit. Statusnya sebagai pria yang baru menikah juga digunakan untuk menutup berbagai celah selama menjalankan tugas agar penyamarannya lebih realistis. Saat dia menyarankan aku pergi bertemu satpam waktu itu, dia memang sungguh ingin membantuku, karena satpam itu juga orang me

  • Pemeriksaan Tubuh Pribadi   Bab 8

    Ketika terbangun, aku mendapati diriku berada di tempat yang asing dan tak berjendela, seperti ruang bawah tanah. Tak hanya ditelanjangi dan diikat di tempat tidur, mulutku juga disumbat. Orang yang berdiri di depanku sambil menyeringai puas adalah Farhan."Sudah bangun ya? Kalau begitu kita main sesuatu yang menarik."Dia berjalan mendekat dengan senyum mesum, memegang sebuah suntikan di tangannya. "Ini barang bagus. Bisa bikin tenagamu jadi kuat dua kali lipat."Aku belum sempat melawan, suntikan itu sudah ditusukkan ke tubuhku. Obat itu jelas sangat tidak normal. Setelah disuntik, aku merasa sangat terangsang, sepuluh kali lebih kuat dari biasanya.Kesadaranku semakin melemah, dan pikiranku perlahan menjadi kacau. Bahkan sosok Farhan yang menjijikkan itu mulai terlihat tidak lagi menjengkelkan di mataku.Melihat tatapanku mulai kosong dan gerakan tubuhku menjadi tak terkendali, Farhan melepas penyumbat itu dari mulutku. Suara yang keluar dari mulutku terdengar menggoda tanpa bisa ku

  • Pemeriksaan Tubuh Pribadi   Bab 7

    Aku sudah hampir pingsan.Dua orang yang belum menyentuhku tampak sangat tidak puas. "Kau malah nggak senang? Terus kami gimana dong? Kalian sudah main sampai dia hampir rusak. Padahal kami berdua juga mau coba lihat siapa yang bisa bertahan lebih lama. Sekarang sudah nggak minat.""Ya, terlalu jalang juga tidak menyenangkan."Mendengar kata-kata kotor mereka, aku menutup mata dan air mata mengalir penuh hinaan."Lihat, bahkan si cantik sampai menangis. Kalian juga jangan marah, di dalam kan masih ada ranjang pemeriksaan. Paling nanti kalian masuk dulu ke dalam dan bermain sepuasnya." Farhan lagi-lagi mengeluarkan ide busuk, dan yang lain jelas menyukainya.Mereka dengan senang hati melepaskan ikatan tanganku dan mencoba menarikku ke dalam.Aku memanfaatkan kesempatan itu untuk meronta mati-matian. Di dalam ruangan itu ada spekulum logam dan berbagai alat medis lainnya. Kalau mereka benar-benar melepas semuanya dan main sembarangan seperti itu, aku bisa mati!Tak kusangka mereka sama s

  • Pemeriksaan Tubuh Pribadi   Bab 6

    Perhatian aku teralihkan kembali, dan aku bertanya dengan cemas, "Benarkah, Dokter?"Dia pun tampak tidak yakin, lalu menyuruh sisa dokter yang ada satu per satu ikut memeriksa.Mereka mengerutkan kening sambil menekan dan meraba bagian itu, sesekali saling berdiskusi apakah itu benar-benar benjolan, bentuknya seperti apa, dan apakah perlu operasi atau tidak.Semua orang memeriksaku dengan sangat teliti. Untuk menemukan penyebabnya, aku menahan rasa tidak nyaman dan berusaha sebaik mungkin untuk bekerja sama. Bahkan menahan rasa sakit akibat cubitan mereka.Untungnya, hasil akhir dari hampir semua orang sama, mereka mengatakan tidak ada masalah serius.Hanya Farhan saja yang berpendapat berbeda, dia bersikeras mengatakan bahwa di bagian itu memang ada benjolan.Untuk membuktikan kebenarannya, dia memeriksa aku lagi.Farhan dengan cermat memeriksaku bolak-balik selama lebih dari sepuluh menit. Matanya semakin merah, tangannya semakin menekan. Aku dicubit hingga kulitku memerah, tetapi a

  • Pemeriksaan Tubuh Pribadi   Bab 5

    Aku melihat tanda namanya, namanya Gilang.Gilang mendekat, berpura-pura membelai rambutku dengan lembut, dan berbisik di telingaku, "Sebentar lagi kalau ada kesempatan, kamu harus cepat lari."Apa maksudnya? Apakah di sini berbahaya?Sepertinya dia masih ingin mengatakan sesuatu, tapi tiba-tiba pintu di luar kembali diketuk. "Dokter Reyhan, Dokter Reyhan, ada di dalam?"Dia mengangkat tubuhku dan langsung menyelipkanku ke belakang tirai, lalu menarik tirainya rapat-rapat. Setelah itu dia keluar, tepat bersamaan dengan pintu yang terbuka dan seorang rekan kerja masuk, "Dokter Reyhan sedang rapat dengan Kepala Direktur.""Oh, di mana pasien di ruangan ini?""Pasien apa?""Bukannya hari ini ada seorang wanita cantik berdada besar hari ini? Dokter Reyhan bilang kasusnya khusus dan harus diperiksa dengan teliti. Kok tiba-tiba hilang? Apa dia bersembunyi di dalam?" Sambil bicara begitu, dia langsung mau membuka tirai dan masuk.Aku tidak berani bersuara, tubuhku gemetaran ketakutan.Baru sa

  • Pemeriksaan Tubuh Pribadi   Bab 4

    Sentuhan yang dingin membuatku tidak bisa menahan getaran, diikuti oleh hasrat yang semakin tak tertahankan.Aku menuruti pemeriksaan Dokter Reyhan dengan linglung.Saat itu, terdengar ketukan di pintu. "Dokter Reyhan, apa kamu ada di dalam?"Kami berdua tidak ingin berhenti. Tetapi karena tidak ada respons, orang di luar memutar kunci pintu dan mendorong pintu masuk. Aku panik dan meringkuk, meraih pakaianku untuk menutupi tubuhku.Dokter Reyhan menarik napas dalam-dalam, segera menenangkan diri. Merapikan pakaiannya, dan melemparkan selimut biru untuk menutupi tubuhku.Mendengar langkah kaki yang semakin mendekat, aku mengeluarkan keringat dingin.Untungnya, Dokter Reyhan segera mengangkat tirai dan keluar. "Ada apa?""Dokter Reyhan, kamu ada di sini, ya? Kepala Direktur memintaku untuk memanggilmu ke rapat. Kenapa wajahmu begitu merah? Apa kamu demam?""Tidak. Ayo, kita pergi ke rapat." Baru setelah mendengar langkah kaki mereka menghilang dan pintu tertutup, hatiku akhirnya lega.

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status