แชร์

Bab 11

ผู้เขียน: Charles Fariz
Lestari ingin memberi Arif pelajaran. "Oke, ayo bertaruh! Aku mau lihat tampangmu dikalahkan!"

"Sepakat!" jawab Arif sambil menatap wajah dingin Lestari. Besok, dia akan membawa datang jamur pinus itu dan memastikan Lestari tidak berani meremehkannya lagi!

Lestari berkata dengan ekspresi kaku, "Aku harus mengatur pesta jamur pinus. Langsung datang saja ke kantorku besok. Sampai jumpa."

Arif juga tidak lanjut tinggal di sini. "Sampai jumpa besok."

Seusai berbicara, Arif berbalik dan berjalan menuju pintu. Besok, dia akan membawa datang jamur pinus kualitas premium. Dia mau tahu apa yang bisa dikatakan Lestari! Dia bertekad untuk mendapatkan ciuman Lestari!

...

Arif tiba di Desa Sukasari pada sore hari. Dia tidak langsung pulang, melainkan pergi mencari Riko.

Kemarin, Riko tidak sadarkan diri karena mabuk di tengah percakapan mereka. Arif perlu membujuk Riko lagi dan menemukan cara untuk mengetahui kebenaran tentang malam pernikahan Seno. Masalah mengenai identitas asli Kiki sangat membebani pikirannya. Dia tidak bisa fokus pada hal lain sampai dia mengetahui faktanya.

Arif tiba di rumah Riko, tetapi mendapati pintunya terkunci. Dia pun mengerutkan kening. Riko dan Citra tidak ada di rumah?

"Arif, nggak usah tunggu lagi. Riko dan istrinya pergi bekerja di ladang."

Pada saat ini, terdengar suara seorang wanita paruh baya dari belakang Arif. Dia menoleh dan melihat beberapa wanita sedang mengobrol santai di bawah pohon dedalu besar tak jauh dari sana.

Arif menggaruk kepalanya dan menyahut, "Terima kasih, Bibi. Aku akan datang lagi lain kali."

Setelah itu, Arif pun naik ke sepeda dan hendak pulang. Para wanita di belakangnya masih mengobrol.

"Kalian sudah dengar? Rania, putrinya Bagas si Akuntan itu akan kembali ke desa untuk jadi teknisi pertanian!"

"Iya, aku sudah dengar. Dia itu lulusan perguruan tinggi. Kenapa dia merelakan pekerjaan di kota untuk kembali dan menjadi teknisi pertanian? Aku benar-benar nggak ngerti apa yang dia pikirkan."

"Sama! Kita sudah pernah kelola tanah seluas ini. Memangnya kita butuh bimbingan gadis itu?"

Mendengar percakapan mereka, Arif pun terkejut. Rania?

Wajah seorang gadis muda nan cantik terlintas di benak Arif. Gadis itu adalah teman yang tumbuh besar bersamanya sejak kecil. Sayangnya, Rania sudah pergi ke kota saat SMA. Mereka sudah bertahun-tahun tidak bertemu. Dia tidak menyangka Rania akan kembali ke desa untuk menjadi teknisi.

Mata Arif seketika berbinar. Dia berencana untuk membudidayakan jamur pinus, tetapi dia dapat menebak bahwa kemunculan jamur pinus premium dalam jumlah besar akan menimbulkan sensasi.

Arif tidak boleh memberi tahu siapa pun tentang keberadaan ramuan spiritual. Jika orang lain bertanya, sedangkan dia tidak tahu apa-apa mengenai budidaya jamur pinus, itu mungkin akan menimbulkan masalah. Dia perlu memahami sifat bawaan jamur pinus dan Rania pasti bersedia membantu.

Setelah berpikir begitu, Arif mengayuh sepedanya dan langsung menuju kantor desa.

Desa Sukasari miskin. Kantor desa itu hanyalah sebuah halaman yang terdiri dari tujuh atau delapan ruangan bergenteng yang berfungsi sebagai kantor.

Arif memarkir sepedanya di pintu masuk kantor desa dan berjalan masuk.

Selama perjalanan, Arif mau tak mau teringat tampang masa kecil Rania. Gadis itu memang sudah cantik sejak kecil. Setiap kali mereka bermain rumah-rumahan, dia akan berperan sebagai pengantin pria, sedangkan Rania akan berperan sebagai pengantin wanitanya.

Saat itu, Rania masih sangat naif. Dia bahkan percaya bahwa berpegangan tangan dapat menyebabkan kehamilan. Hal itu bahkan menimbulkan banyak hal yang lucu. Setelah sekian lama tidak bertemu, entah seperti apa rupa Rania sekarang.

Tak lama kemudian, Arif tiba di depan kantor teknisi pertanian. Baru saja dia hendak mengetuk, terdengar suara aneh dari dalam.

"Sayang, enak nggak?"

"Huhuhu .... Sakit banget! Minggir!"

Arif yang berdiri di luar pintu seketika tertegun. Dia tanpa sadar melirik ke arah pelat pintu. Ini memang adalah kantor teknisi pertanian, dia tidak salah tempat.

Suara-suara dari dalam kantor makin keras. Suara perempuan itu terdengar seperti sangat kesakitan. Arif pun merasa bingung. Kenapa dia tidak berhenti bertemu dengan hal seperti ini seharian ini?

Arif ingin sekali berbalik dan pergi, tetapi dia tidak dapat bergerak. Apa boleh buat, orang di dalam adalah Rania. Selain merupakan teman masa kecilnya, dia juga perlu bertanya kepada Rania tentang sifat bawaan jamur pinus. Jika terjadi sesuatu pada Rania, siapa lagi yang bisa dia cari?

Memikirkan hal ini, Arif pun memutar kenop pintu. Tak disangka, pintunya tidak terkunci dan langsung terbuka hanya dengan satu putaran ringan.
อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป

บทล่าสุด

  • Pemuda Sakti Di Tengah Desa Penuh Godaan   Bab 50

    Beberapa saat kemudian, Rania baru menutup wajah meronanya, lalu bertanya dengan terbata-bata, “Kak Arif, ngapain kamu nonton video itu?”Arif pun tersenyum. Meskipun kakak ipar mengatakan Arif telah menidurinya pada malam pengantin, tetapi Arif telah mabuk dan tidak mengingat apa pun. Seandainya benar ada kejadian seperti itu, dia juga tidak teringat apa-apa dan boleh dikatakan tidak memiliki pengalaman sama sekali.Sekarang, Rini memiliki perasaan terhadap Arif. Dia pun mesti belajar sedikit pengetahuan terlebih dahulu. Setelah Arif berhasil menaklukkan Rini, dia tidak percaya Rini tidak akan memberi tahu kenyataan pada malam pengantin abang sepupunya!“Aku cuma ingin duluan belajar untuk calon istriku nanti?”Rania menunduk. Dia mencubit-cubit jari tangannya dengan gugup, lalu berkata, “Teman sekolahku kirim banyak video kepadaku. Kalau Kak Arif ingin nonton, silakan saja.”Usai berbicara, Rania menambahkan, “Tapi Kak Arif, aku nggak nonton sama sekali. Kamu jangan salah paham ya.”

  • Pemuda Sakti Di Tengah Desa Penuh Godaan   Bab 49

    Ketika kepikiran hal ini, Arif pun tersenyum lebar.Pada saat ini, pada penduduk desa sudah mengerumuni Rania. “Rania, cepat daftarkan nama kami.”Rania sungguh merasa gembira. Ini pertama kalinya dia diperlakukan ramah oleh para penduduk desa setelah dia kembali ke desa. Dia segera mengeluarkan kertas dan pena yang sudah dipersiapkan, lalu berkata dengan suara keras, “Semuanya jangan buru-buru. Semuanya akan kebagian kok!”Lima menit kemudian, akhirnya Rania sudah menyelesaikan pendaftaran. Para penduduk desa merasa sangat puas, lalu memujinya, “Rania itu orang pertama di desa yang tamatan universitas, kerjanya cepat dan tangkas!”“Aku ingat waktu kecil dulu, Rania selalu mengekor di belakang Arif, bahkan pernah mengatakan ingin menikah dengan Arif!”“Sampai sekarang Arif belum menikah. Bagaimana kalau Rania jadi istrinya saja?”Wajah Rania spontan merona. “Paman, Bibi, aku berbaik hati membantu kalian mencari pekerjaan, kenapa kalian malah jadikan aku sebagai bahan candaan?”Suara t

  • Pemuda Sakti Di Tengah Desa Penuh Godaan   Bab 48

    Begitu ucapan itu dilontarkan, para penduduk desa juga merasa agak ragu. Mereka memang ingin mencari nafkah, tapi mereka juga ingin tetap tinggal di desa.Demi upah 40-60 ribu, mereka benar-benar tidak perlu menyinggung Wawan, apalagi ribut sampai ke pemerintahan setempat.Bahkan Rania juga mulai merasa ragu. Dia yang telah membujuk para penduduk desa untuk menekan Wawan, tapi mengenai berapa upah yang akan diberikan kepada warga, dia tidak berani mengambil keputusan, semua itu mesti menunggu penjelasan Arif.Hanya saja, Rania tetap berkata, “Paman, Bibi, kalian semua melihat Kak Arif dari kecil. Aku percaya Kak Arif nggak akan merugikan kalian!”Wawan melihat para penduduk desa yang mulai goyah. Dia pun menunjukkan senyuman puas. Dia sudah mengelola Desa Sukasari selama bertahun-tahun, apa mungkin dia tidak sanggup menghadapi bocah miskin seperti Arif dan gadis muda seperti Rania?Arif malah berani mengatakan akan membuat Wawan memohon Arif untuk menyewa rumahnya. Sepertinya Arif seda

  • Pemuda Sakti Di Tengah Desa Penuh Godaan   Bab 47

    Gambaran ajaib benar-benar terjadi. Energi spiritual berwarna keemasan itu bergabung dengan tanaman herbal dan berputar-putar di dalam ember kayu.Sekitar sepuluh menit kemudian, tanaman herbal dan energi spiritual telah bergabung, membentuk seember cairan spiritual yang berwarna transparan. Cairan itu tidak berwarna dan tidak beraroma, seperti air saja.Arif berkata dengan antusias, “Bagus sekali. Ramuan spiritual mesti diencerkan. Asalkan aku menuang cairan spiritual ke dalam sumur, nggak ada yang akan menemukan rahasia bercocok tanam jamur pinus!”Ketika kepikiran hal ini, rasa penat di hati Arif langsung menghilang. Pada saat ini, langit sudah sepenuhnya gelap. Saking gembiranya, Arif bahkan tidak bisa tidur. Dia pun duduk di atas tempat tidur, lalu memejamkan matanya untuk mulai latihan.…Keesokan paginya, Arif dibangunkan oleh suara ricuh di depan pintu rumah. Dia membuka matanya, lalu mengenakan sepatu sebelum keluar. Pada saat ini, ada belasan penduduk desa sedang berkumpul d

  • Pemuda Sakti Di Tengah Desa Penuh Godaan   Bab 46

    Arif terus menatap Rini. Napasnya juga mulai tidak karuan. Dia sedang mencari tahu jati diri Kiki. Riko yang mengetahui kenyataan malah tidak bersedia untuk memberitahunya.Namun Arif sungguh tidak menyangka bahwa Rini juga mengetahui kenyataan pada hari pernikahan abang sepupunya waktu itu!Arif sungguh merasa antusias. Sebelumnya dia mencari ke sana kemari, tetapi tidak menemukan jawabannya. Sekarang tanpa mencari, dia justru menemukan jawabannya tanpa perlu usaha sama sekali. Jika Arif tahu Rini juga mengetahui masalah itu, untuk apa dia bertanya pada Riko!“Kak Rini, masalah ini sangat penting bagi aku. Kamu mesti beri tahu aku!” Mata indah Rini berkilauan. Dia bertanya dengan bingung, “Kamu sendiri jelas dengan apa yang kamu perbuat, untuk apa tanya aku?”Arif sungguh merasa panik. “Kak Rini, waktu itu aku mabuk dan nggak ingat apa-apa lagi. Kamu cepat beri tahu aku, sebenarnya apa yang terjadi waktu itu?”Tatapan Rini kelihatan berkilauan, tetapi dia tidak segera menjawab.Arif

  • Pemuda Sakti Di Tengah Desa Penuh Godaan   Bab 45

    Tangan Sari sudah disandarkan ke atas pintu. Asalkan dia membuka pintu, dia pun dapat melihat gambaran Rini berpelukan dengan Arif.Jantung Arif berdebar kencang. Dia bahkan tidak berani bernapas dengan terlalu kencang. “Kak Rini, kamu jangan bandel lagi!”Kalau sampai kepergok oleh Sari, belum pasti Sari akan menghukum Rini, tetapi Sari pasti akan memukul Arif fan mengusirnya keluar dari rumah. Pada saat itu, Arif-lah yang akan dipermalukan.“Kenapa kamu malah takut sama dia?” Rini berusaha untuk menenangkan Arif. Kemudian, terdengar nada bicara tinggi dari luar pintu. “Ibu, aku dan Arif lagi ngomong masalah serius. Kalau kamu ikut campur, bisa jadi malah nggak akan berhasil!”Di luar pintu, Sari sungguh kelihatan galau. Dia merasa Rini dan Arif sedang melakukan hal buruk di dalam kamar. Namun setelah dipikir-pikir, ada dia yang berjaga di depan pintu, mereka berdua seharusnya tidak akan melakukan hal di luar batas. Sari sungguh berharap Rini bisa berhasil mencari tahu cara Arif menca

บทอื่นๆ
สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status