Share

Kebimbangan Hati Indra

Indra duduk di depan meja laptopnya. Matanya memandangi layar laptopnya. Kursor yang berkedip seolah-olah menantangnya berkelahi. Hanya ada dua kata di layar laptop itu, yaitu bab tiga. Di samping laptopnya ada manuskrip bab satu yang yang ditulisi Bu Caca “Mohon temui saya.”

Pikirannya buntu. Indra tidak bisa berpikir dengan jernih. Padahal, bahan-bahan untuk menulis bab tiga sudah tersedia di mejanya. Tetapi, Indra merasakan otaknya tidak mampu diajak bekerja. Dia memutuskan untuk tiduran saja.

Indra mengatur nafasnya yang tadi tersengal-sengal. Dirinya tahu persis kenapa nafasnya memburu. Dia bimbang dan cemas menimbang salah satu pilihan.

Apakah dia akan mengajak Bu Caca berkencan atau tidak?

Indra memang tidak pernah percaya pada cinta pada pandangan pertama. Dan dia tidak pernah mengalaminya. Baginya, cinta adalah sesuatu yang kompleks, tumbuh dan berkembang seiring waktu. Jatuh cinta merupakan suatu proses yang rumit dan tidak bisa terjadi dalam sekejap mata. Indra pikir, ja
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status