Nayra masih mematung dan menggenggam dressnya dengan sangat erat karna dirinya masih tidak rela karna sebelumnya dia merasa trauma karna pria asing telah merebut k3p3rawanannya.
Hingga Rainhard kembali angkat bicara, "Mau kubantu melepaskannya?" tanya Rainhard kesal melihat Nayra. "A-aku bisa sendiri!" jawab Nayra dengan cepat namun terdengar gugup. Nayra perlahan menarik dressnya dan memperlihatkan sebagian bahunya. Dia sangat gugup namun Rainhard yang kurang sabaran malah menarik kasar baju Nayra sehingga baju itu robek dan memperlihatkan baju dalaman Nayra. Nayra melangkah mundur dengan tangan yang menutupi bagian dadanya."Kenapa menghindariku?" tanya Rainhard kurang senang melihat tingkah Nayra.Nayra hanya diam tanpa menatap mata Rainhard. Dia sangat gugup dan ketakutan karna bayang-bayang pria yang merebut barang bergharganya membuatnya menjadi ketakutan."A-aku ... a-aku ... aku hanya--"
Belum sempat Nayra melanju"Apa motifmu sebenarnya? Apakah kau diperintahkan oleh ayahku untuk memastikan wajah buruk rupaku? Atau ... kau memiliki hubungan dengan Kwang-Sun? Aku tahu kalau Kwang-Sun selalu mencurigai wajah hancurku tapi aku tidak rela jika wanita yang akan aku nikahi adalah bekas dari kakak yang kusebut orang asing itu!" ucap Rainhard dengan nada rendah namun terdengar tegas dan kesal.Nayra menatap Rainhard dengan air mata yang tertahan. Dia merasa dialah wanita yang paling menderita di muka bumi ini yang harus melayani pria bertopeng dengan sikap dingin dan kejam."Aku ... aku tidak tahu apa yang kamu maksud!" jawab Nayra dengan nada serak."Baiklah. Entah itu pura-pura tidak tahu atau benar-benar tidak tahu, akhiri saja pembicaraannya. Aku tidak ingin malamku bersamamu terganggu dengan pembicaraan yang tidak penting!" balas Rainhard menatap Nayra dengan tatapan tanpa ekspresi."Lakukan sekarang juga!" pinta Rainhard dingin.Nayra
Rainhard tengah berdiri menikmati sebatang rok*k yang ada di sela jarinya. Matanya menatap ke atas, menikmati indahnya bintang yang ada di langit malam itu. Angin malam menyentuh lembut kulit Rainhard dan membuat rambut maskulin Rainhard sesekali bergoyang. Malam begitu dingin, namun Rainhard hanya dilapisi handuk.Sesekali Rainhard menoleh melihat Nayra yang sedang duduk memeluk lututnya dan menatap kearahnya. Seketika Rainhard mengukir senyum di bibirnya berusaha menenangkan kekhawatiran Nayra atas pemikirannya terhadap Rainhard."Bintang malam ini sangat banyak. Tidakkah kau tertarik untuk melihatnya?" tanya Rainhard memancing Nayra agar Nayra datang kepadanya.Nayra menoleh dan menggeleng, Aku tidak mungkin ke sana dengan selimut tebql ini. Kau telah merobek pakaianku!" jawab Nayra dingin.Rainhard mengembuskan napas, "Baiklah, kali ini aku akan membantumu!" ucap Rainhard berjalan mendekati lemari pakaiaaln untuk mengambil beberapa p
Nayra terdiam sejenak. "Jika aku menjadi bonekamu, kau akan seenaknya terhadapku. Apa kau bisa menjaga batasanmu?" tanya Nayra dingin. "Selagi kau tidak memancing emosiku, aku akan menahan diri terhadapmu. Tanggal pernikahan kita sudah ditetapkan, aku harap kamu tidak merusak semuanya!" jawab Rainhard memperingati Nayra. "Nay, jadilah wanita penurut. Aku janji akan menjagamu!" Rainhard mendekati bibir Nayra dan berniat untuk mencecapnya. Namun, Nayra menghindar dan memilih untuk memalingkan wajah. "Heh, akan menjagaku? Apa aku bisa mempercayai kata-katamu?" tanya Nayra merasa lucu dengan perkataan Rainhard. "Aku butuh surat perjanjian. Karna aku masih belum percaya kata-kata yang keluar d
Selang beberapa menit, kini Nayra duduk di atas ranjang dan bersiap untuk tidur. Namun, suasana terasa canggung baginya, karna Rainhard tengah berbaring di sampingnya dan menatap kearahnya."Kamu tidak ingin tidur?" tanya Rainhard kepada Nayra yang dari tadi hanya duduk tanpa merebahkan dirinya."Aku belum mengantuk," jawab Nayra mencari alasan.Rainhard tersenyum penuh arti menatap Nayra.'Ada apa dengan senyumnya itu? Jangan-jangan dia memikirkan sesuatu yang licik,' batin Nayra.Tiba-tiba Rainhard bangun dari baringnya, "Bagaimana kalau kita melakukan olahraga malam?" tanya Rainhard tersenyum penuh kelicikan."A-apa maksudmu? Mana ada olahraga malam!" jawab Nayra.Sebenarnya Nayra tahu betul olahraga malam yang dimaksud oleh Rainhard tapi dia tidak ingin terjerumus dengan permainan licik Rainhard."Sepertinya kau tidak mengerti olahraga malam yang aku maksud!" ucap Rainhard menyentuh lembu
Cinta, menurut Nayra itu bukanlah sesuatu yang penting. Nayra bahkan belum pernah mengalami suatu hal yang dinamakan cinta, karna menurutnya ... buat apa menjalani cinta jika tak ada keseriusan di dalamnya.Kini Nayra menjalani hubungan tanpa cinta dengan pria bertopeng yang sudah jelas-jelas sedang memanfaatkan dirinya. Itu tidak penting bagi Nayra, asalkan bisa membalaskan dendam maka ia rela berkorban.Yah, Nayra tidak meminta untuk dicintai oleh lelaki bertopeng yang bernama Rainhard itu. Malahahan yang diharapkan Nayra adalah menjadi istri Rainhard agar bisa mendapat gelar Nyonya Rain. Dengan gelar itu, Nayra bisa memanfaatkannya dan tidak akan direndahkan lagi.....Setelah selesai mandi, Nayra memakai handuk dan keluar dari kamar mandi. Dia dikejutkan saat melihat Rainhard yang tengah duduk di atas tempat tidur dengan tangan yang menyentuh dagunya."Kenapa kamu bangun? Bukannya tadi kamu tidur?" tanya Nayra memeluk dirinya
"Sepertinya kau ahli dalam menyembunyikan sesuatu. Rumah ini sudah jelas-jelas bersih, mana mungkin ada debu. Nay, kamu tidak bisa membodohiku. Aku tahu, kau sedang memikirkan sesuatu!" tebak Rainhard.Nayra dengan cepat menyangkal, "A-aku ha-hanya ... sungguh! Mataku--"Belum sempat Nayra melanjutkan perkataannya, Rainhard langsung memotong, "Baiklah! Jika kamu tidak ingin mengungkapkannya, aku tidak akan memaksa!" jawab Rainhard.Nayra kemudian terdiam. Selang beberapa menit, mereka berdua mulai keluar dari kamar spesial itu.Mereka menggunakan lift untuk pergi ke lantai bawah karna menggunakan tangga akan membuang banyak waktu.Sarapan telah sedia, mereka berdua mulai duduk dan menghidangkan makanan yang telah disiapkan oleh pembantu Rainhard."Makanan apa ini?" protes Nayra."Makanan yang akan tren di masa depan!" jawab Rainhard dingin.'Makanan tren di masa depan apanya. Ini cuman bubur
Rainhard tersenyum penuh arti karna ternyata Nayra mahir dalam hal merangkai kata. Hingga tiba-tiba Rainhard melingkarkan tangannya di pinggang Nayra dan menariknya, sehingga Nayra terkejut dan tangannya tengah menyentuh dada Rainhard.Mata mereka bertemu, seketika suara degup jantung Nayra terdengar dengan jelas di telinga Rainhard. Tatapan Rainhard membuat Nayra tidak bisa mengalihkan pandangan. Mata ungu gelap itu terlihat indah dengan binar mata bercahaya.'Ya ampun, meski memakai topeng dia juga terlihat menawan dari dekat,' batin Nayra.Nayra menggerakkan tangannya tanpa sengaja berniat untuk membuka topeng Rainhard. Namun Rainhard dengan sigap menggenggam pergelangan tangan Nayra, "Aku tidak akan pernah membiarkanmu melihat wajah asliku!" tegas Rainhard dingin dan menatap Nayra dengan tatapan tajam."Aku akan menjadi istrimu. Aku berhak melihat wajah di balik topeng ini," jawab Nayra.
Nayra mendorong Rainhard sekuat tenaga, di benar-benar tidak akan mengabulkan keinginan Rainhard untuk melakukannya di ruangan kerja."Rain, sadarlah! Kita tidak mungkin melakukan itu di sini!" bentak Nayra kesal."Kenapa tidak mungkin? Jika aku mau maka kau tidak berhak menolak!" jawab Rainhard ikut kesal.Rainhard menarik gaun Nayra sehingga bagian bahu Nayra terlihat. Bukan hanya itu, Rainhard juga menikmati bahu Nayra dan meninggalkan bekas merah.Sekeras apapun Nayra menolak, Rainhard tetap saja tidak ingin menyingkir.Hingga suara telpon masuk terdengar. Nayra mengambil kesempatan, dengan cepat mendorong Rainhard dan memperbaiki gaunnya. Nayra sedikit panik dan mengambil ponsel yang ada di tasnya.Nayra melihat layar ponselnya dan ternyata yang menelpon adalah Helena. Tertulis dengan jelas nama pemanggil yaitu "Ratu Sandiwara"."Kenapa tidak diangkat?" tanya Rainhard penasaran.