Pengantin Pengganti Pewaris Angkuh

Pengantin Pengganti Pewaris Angkuh

Oleh:  Abigail Kusuma  Baru saja diperbarui
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
2 Peringkat
19Bab
1.8KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Amora harus menelan pil pahit menggantikan adik tirinya menikah dengan Aiden Reficco—sosok pria yang tak dia kenali. Semua bermula dari perjanjian kakek dan nenek mereka, perjodohan harus terjadi. Bayangan memiliki keluarga harmonis dan hidup bahagia dengan pria yang dicintai langsung lenyap di kala Amora dipaksa menjadi seorang pengantin pengganti. Aiden yang menerima perjodohan awalnya bahagia pengantinnya melarikan diri. Namun di kala Aiden mendengar kakak tiri dari calon pengantinnya menggantikan, membuatnya sangat marah dan membenci Amora. Sejak awal, Aiden tak pernah menginginkan perjodohan yang telah diatur oleh keluarganya. Amora sosok yang lemah lembut dan baik, sedangkan Aiden sosok yang dingin dan kejam. Dua manusia yang berbeda sifat ini dipersatukan dengan cara terpaksa. Lantas, bagaimana kelanjutan kisah mereka? Terlebih mereka tak saling mengenal. *** Follow me on Ig: abigail_kusuma95

Lihat lebih banyak
Pengantin Pengganti Pewaris Angkuh Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Schaff Som
menunggu up nya kak abi lg
2024-04-25 23:09:21
0
user avatar
Aisha Arkana
semoga novel ini tiap hari up-nya .dan happy ending..
2024-04-22 04:43:42
0
19 Bab
Bab 1. Pengantin Pengganti
“Amora, kau harus menggantikan Trice menikah dengan putra dari keluarga Reficco.”Mata Amora membulat sempurna akibat keterkejutannya, mendengar ucapan Nolan, sang ayah. Tubuhnya membeku tak berkutik sama sekali. Kalimat yang lolos di bibir ayahnya seperti hantaman keras ke kepalanya.Bibir Amora bergetar. “Dad, b-bagaimana bisa kau memintaku menggantikan Trice?”“Apa kau tidak lihat Trice melarikan diri?!” Nolan membentak keras seraya menunjukkan surat yang ditinggalkan oleh Trice. Surat itu berisikan tentang permintaan maaf Trice mundur di hari pernikahan. Bahkan Trice—adik tiri Amora—tidak memberikan alasan kenapa mundur di hari pernikahan.Amora menelan salivanya susah payah dengan mata berkaca-kaca. “Dad, kita bisa mencari Trice. Kita bisa berusaha untuk—”“Usaha macam apa yang kau maksud, Amora?! Upacara pernikahan sebentar lagi akan dimulai! Dan kau masih berpikir untuk mencari Trice?! Kau sengaja ingin mempermalukan keluarga kita, hah?!” bentak Nolan keras.Air mata jatuh memb
Baca selengkapnya
Bab 2. Tidur Terpisah
“Tidurlah di ranjang, aku akan tidur di sofa.”Suara berat Aiden begitu menusuk ke indra pendengaran Amora. Pasangan yang baru saja menikah itu, masuk ke dalam kamar pengantin mereka. Tampak jelas kegugupan dan ketakutan di wajah Amora, sedangkan Aiden menunjukkan aura arogan dan amarah tertahan.Amora menatap Aiden dengan tatapan bingung. “Kita tidur terpisah?” “Kau pikir aku mau tidur denganmu?” seru Aiden dengan nada dingin dan sorot mata tajam.Amora menggigit bibir bawahnya. “T-tapi b-bukankah kita sudah menjadi suami istri?”Rangkaian resepsi mewah telah selesai. Amora dan Aiden berada di kamar pengantin mereka. Tentu malam pertama adalah hal yang ditakutkan oleh Amora. Namun, Aiden tiba-tiba mengatakan mereka tidur secara terpisah. Hal tersebut membuat Amora senang bercampur dengan kebingungan. Aiden melangkah mendekat ke arah Amora. Refleks, wanita itu melangkah mundur hingga punggungnya terbentur ke dinding. Aiden mengungkung tubuh Amora, membuat wanita itu gelagapan dan ta
Baca selengkapnya
Bab 3. Tenggelam
Langkah kaki Amora begitu pelan, melangkah masuk ke dalam mansion milik Aiden. Desain elegan dan tertata sangat rapi dan sempurna. Bahkan debu pun tak terlihat. Bisa dikatakan Aiden adalah sosok pria yang perfectionist.“Kamarmu ada di ujung kanan,” ucap Aiden di kala sudah tiba di lantai tiga.Amora menatap Aiden dengan tatapan bingung. “Kamarku? Maksudmu, kita tidur terpisah?” tanyanya memastikan sambil mengerjapkan mata.Aiden membalas tatapan Amora dengan tatapan tajam. “Kau berharap kita tidur bersama?!”Amora tersentak karena nada bicara Aiden satu oktaf lebih tinggi. “A-aku hanya memastikan saja, Aiden.”Aiden melangkah mendekat. Refleks, Amora mundur dengan wajah panik.Amora menelan salivanya susah payah, dan mengangguk di balik wajah ketakutan. Detik selanjutnya Aiden melangkah pergi meninggalkan Amora yang bergeming di tempatnya, dengan raut wajah ketakutan.“Nyonya,” sapa sang pelayan sontak membuat Amora terkejut.“M-maaf, Nyonya. Saya tidak bermaksud membuat Anda terkeju
Baca selengkapnya
Bab 4. Kedatangan Richard Reficco
“S-sakit …” Amora mengerang kesakitan ketika Aiden mencoba mengobati pergelangan kakinya yang terluka.“Ini tidak akan selesai jika kau tidak bisa diam.” Aiden menghela napas berat, karena kaki Amora yang tidak bisa diam ketika ia sedang mengoleskan salep.“A-aku bisa sendiri,” Amora menatap mata Aiden dengan takut, kemudian ia mengulurkan tangannya untuk mengambil obat oles yang berada di tangan Aiden.Tetapi Aiden tidak mengindahkan perkataan Amora, dan justru tetap mengobati lukanya. Ketika Aiden sudah selesai mengobati pergelangan kaki Amora, Aiden beranjak untuk pergi dari kamar Amora.“A-aiden … terima kasih—” ucap Amora tergugu, seraya menurunkan kakinya ke lantai.“Jangan berterima kasih kepadaku.” Aiden menanggapi dengan tenang, lalu melenggang pergi meninggalkan Amora.***Aiden menggosok rambutnya dengan handuk, guna mengeringkan rambutnya yang basah akibat menyelamatkan Amora. Tampak pria tampan itu masih dilingkupi perasaan yang masih kesal.Suara ketukan pintu berbunyi.
Baca selengkapnya
Bab 5. Pesta Ulang Tahun Richard
Menemani Aiden ke pesta ulang tahun Richard adalah hal yang Amora tak sangka. Wanita cantik itu berpikir, Aiden akan pergi sendiri, tapi ternyata malah mengajaknya. Jujur, Amora sangat malu untuk menghadiri pesta ulang tahun sepupu Aiden, tapi wanita itu tidak mungkin menolak apa yang sudah diinginkan Aiden.Amora menatap cermin, melihat tubuhnya terbalut sempurna oleh gaun sederhana, tapi tetap terlihat sangat cantik di tubuh Amora. Beberapa kali Amora menghela napas dalam, berusaha untuk menenangkan dirinya. Hadir di pesta pasti membuatnya sangat canggung.“Amora, apa kau sudah siap?” tanya Aiden seraya melangkah masuk ke dalam kamar Amora. Beberapa detik, pria itu terdiam melihat penampilan Amora. Gaun yang dipakai wanita itu memang sederhana, tapi sangat cantik dan anggun di tubuh Amora.Amora mengalihkan pandangannya, menatap Aiden yang kini berdiri di hadapannya. “Sudah, Aiden. Aku sudah siap.”Aiden berdehem seraya melirik sekilas sebuah kotak yang ada di samping Amora. “Itu ap
Baca selengkapnya
Bab 6. Ibuku Bukan Seorang Pelacur!
“Kita duduk di sana!” Aiden menarik tangan Amora, mengajak secara paksa wanita itu duduk di kursi yang tersisa. Richard yang melihat Aiden menarik tangan Amora—membuatnya menyapa para tamu undangan.Amora terkejut di kala tangannya ditarik paksa Aiden. Wanita cantik itu bingung Aiden mengajaknya duduk. Pun dia tidak enak karena meninggalkan Richard begitu saja. Sungguh! Amora bingung dengan tindakan Aiden.“Oh, hai, Aiden. Long time no see.” Seorang wanita cantik berambut pirang, duduk di kursi kosong—yang mana kebetulan ada di samping Aiden.Aiden menatap wanita cantik berambut pirang. “Nalani Carter?”Wanita cantik bernama Nalani itu tersenyum. “Senang sekali kau masih mengingatku. Apa kabar, Aiden? Sudah lama tidak bertemu denganmu, kau terlihat semakin gagah dan tampan.”Aiden tak merespon mendapatkan pujian dari Nalani. “Seperti yang kau lihat, aku baik.”“Aku senang mendengar kabar kau baik. Aiden, bagaimana perusahaanmu? Aku dengar kau semakin hebat dalam memimpin perusahaan ke
Baca selengkapnya
Bab 7. Apa Aiden Benar-Benar Cemburu?
Amora berlari meninggalkan kerumunan pesta dengan air mata yang tak henti bercucuran. Dia menangis, mengingat kata-kata pedas yang terlontar dari bibir Nalani. Sungguh, dia tak menyangka Nalani akan mengeluarkan kata-kata seperti itu padanya. Jika dirinya dihina, maka dia akan diam saja. Hal yang membuat Amora sakit hati adalah ibunya dihina.Amora menjadi pusat perhatian para tamu undangan, berlari meninggalkan pesta dalam keadaan menangis. Wanita cantik itu mengabaikan tatapan yang tertuju padanya. Dia terus berlari, sampai tak sengaja kakinya tersangkut di karpet merah.BrakkkAmora tersungkur jatuh ke bawah, dan tangisnya kini semakin keras. Semua orang tak sama sekali membantu Amora. Para tamu undangan terus menatap Amora dengan tatapan bingung.Aiden melangkahkan kakinya tegas, menerobos kerumunan dan menatap Amora yang tersungkur di bawah sambil menangis. Detik itu juga yang dilakukan Aiden adalah menggendong tubuh Amora dengan gaya bridal—dan melangkah pergi meninggalkan kerum
Baca selengkapnya
Bab 8. Terpaksa Sekamar Berdua
Amora bangun lebih pagi dan sudah rapi dengan midi dress berwarna maroon. Rambut panjang indahnya dikuncir kuda, memperlihatkan leher jenjang dan indah milik wanita itu. Riasan tipis menyempurnakan penampilan Amora. Meski ditubuhnya tidak memakai barang-barang mahal, tapi Amora tetap sangat cantik dan anggun. Tas selempang kecil yang isinya hanya dompet dan ponsel tak lupa selalu dia bawa. Bisa dikatakan penampilan Amora memang sangat sederhana.“Selesai,” ucap Amora dengan senyuman manis di wajahnya di kala sudah memoles lip gloss ke bibirnya. Dia berbalik meninggalkan kamar, tetapi langkah kaki Amora terhenti di kala berpapasan dengan Aiden.“Kau ingin ke mana?” tanya Aiden dingin dengan sorot mata lekat pada Amora.Amora gelagapan panik mendapatkan tatapan dingin Aiden. “A-aku ingin ke toko bungaku. Sudah lama aku tidak ke sana.” “Siang ini orang tuaku akan datang ke sini. Kau jangan pergi ke mana-mana,” ucap Aiden dingin dan tegas.Amora terkejut. “Aiden, orang tuamu akan datang
Baca selengkapnya
Bab 9. Pelukan Tak Disengaja
Pelupuk mata Amora bergerak di kala sinar matahari menembus sela-sela gorden, dan menyentuh wajah mulusnya. Wanita itu bermaksud ingin menggerakkan tubuhnya, tetapi dia merasa ada tangan berat yang melingkar di pergelangan tangannya. Detik itu juga, ketika kesadaran Amora sudah pulih—dia menatap terkejut Aiden yang memeluk pinggangnya erat.Amora terkejut. “Aaaaaaaa…”Suara teriakan Amora berhasil membuat Aiden membuka mata. Pria tampan itu mengumpat seraya menyentuh telinganya di kala mendengar suara teriakan. Tampak tatapan Aiden terhunus tajam dan dingin pada Amora.“Apa kau sudah gila?! Kenapa kau berteriak di pagi hari?” seru Aiden, dengan penuh rasa kesal. Tidurnya menjadi terganggu akibat jeritan Amora.Amora menelan salivanya susah payah. Tatapannya teralih pada bantal pembatasnya sudah terjatuh di lantai. Entah siapa yang memindahkan bantal itu. Yang pasti sekarang Amora menjadi panik. Benaknya memikirkan sepanjang malam Aiden tidur sambil memeluk pinggangnya.“A-Aiden, b-ban
Baca selengkapnya
Bab 10. Mabuk di Kantor Aiden
Amora merasa kesialan datang menghampirinya. Dia yang berniat ingin mengunjungi toko bunga miliknya, malah dipaksa harus ikut dengan Aiden ke kantor pria itu. Sungguh, Amora ingin sekali menolak, tapi ada kedua mertuanya yang membuat Amora benar-benar tidak bisa berkutik sama sekali.Saat ini Amora sedang berada di mobil Aiden. Wanita cantik itu menoleh ke luar jendela, menatap cuaca di kota Manhattan yang sangat cerah. Sejak tadi Aiden mengemudikan mobil, tanpa sedikit pun meliriknya. Keheningan di dalam mobil membentang membuat suasana tercipta menjadi canggung dan tak nyaman.“A-Aiden, apa tidak apa-apa kau membawaku ke kantormu? Aku takut menyusahkanmu,” ucap Amora pelan seraya memberanikan diri menatap Aiden yang sedang mengemudikan mobil.Aiden menatap lurus ke depan, fokus melajukan mobil tanpa mau menoleh ke arah Amora. “Kau tidak dengar apa yang dikatakan orang tuaku?”Amora menggigit bibir bawahnya pelan. “I-iya, aku ingat, tapi aku hanya takut menyusahkanmu. Kau bilang hari
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status