Apa jadinya jika seorang pria lupa akan hari pernikahannya dan terpaksa digantikan oleh saudara kembarnya? Harry Alexander lupa bahwa dia akan menikah dengan gadis yang akan dijodohkan dengannya. Karena keadaan mendesak, William yang merupakan kakak kembar Harry menggantikan posisi Harry di hari itu. Sedangkan Harry harus menikah dengan gadis sombong yang harusnya dijodohkan dengan William. Bagaimana kah kisah rumah tangga mereka yang mempunyai pasangan dengan sifat berbanding terbalik dengan karakter masing-masing? Dan bagaimana ketika satu persatu kebenaran terungkap di dalam kehidupan pernikahan mereka? Instagram @yenitawati24
Lihat lebih banyakSuasana di depan sebuah ruangan VIP rumah sakit tampak tegang. Pasalnya akan ada sebuah prosesi akad nikah, namun mempelai pria tak kunjung datang.
"Bu, bagaimana ini? Aku sudah mencari Harry kemana-mana tetapi aku tidak menemukan dia," lapor William pada Haira, ibunya.
"Ya Allah, kemana Harry? Padahal malam tadi ibu sudah mewanti-wanti dia untuk tidak melupakan hari ini. Ini salahku karena membiarkan dia membeli rumah untuknya. Harusnya ku tahan sampai dia menikah" Haira merutuki dirinya sendiri.
"Sabar sayang, aku yakin Harry pasti tidak jauh dari sini." Aiden, ayah William dan Harry mencoba menenangkan.
"Ayah!! Ayaaaah!!!" Terdengar seorang gadis berteriak dari dalam ruangan tersebut.
"Kenapa Ella?" tanya Haira setelah memasuki ruangan tersebut.
"Ayah semakin kritis, paman," sahut gadis yang bernama Ella yang tak lain adalah wanita yang akan dinikahkan dengan Harry.
"Tu-tuan A-aiden, saya su-dah ti-dak ku-at. Sa-ya ingin melihat Ella me-nikah," ucap seorang pria tua yang dipasangi selang oksigen di hidungnya. Ucapannya terbata-bata karena menahan sakit nya.
Diketahui pria tua itu bernama Hendrawan, seorang pekerja di perusahaan Aiden yang beberapa bulan lalu mengalami kecelakaan karena tertabrak mobil yang ditumpangi Aiden. Kecelakaan itu membuat penyakit yang diderita Hendrawan semakin parah. Hendrawan sempat menyebut-nyebut bahwa hanya dia yang dimiliki putrinya. Dan karena merasa bersalah, Aiden menawarkan pada Hendrawan untuk menjadikan Ella menantu keluarga Alexander.
Hendrawan tentu setuju karena akan ada yang menjaga Ella jika dia tidak selamat. Sedangkan Ella terpaksa menyetujuinya demi mengabulkan permintaan terakhir ayahnya. Dan karena William sudah dijodohkan dengan wanita lain, maka Harry lah yang akan menikah dengan Ella.
Awalnya Harry juga menolak. Namun karena kasihan melihat Ella, dia akhirnya setuju. Dan hari ini mereka menikah karena permintaan ayah Ella yang kondisinya semakin memburuk.
"Saya mohon, pak Hendrawan. Bersabar lah sebentar." Aiden memegang tangan lemah dan kurus Hendrawan.
"Sa-ya tidak ku-at lagi."
"Tuan, sebaiknya pernikahan ini cepat dilakukan," ujar penghulu.
Aiden tampak frustrasi. Dia memegangi kepalanya.
"Ayah, tenanglah." William menepuk bahu Aiden.
Aiden segera tersadar akan sesuatu. "William, tolong gantikan posisi Harry. Ayah mohon."
"Apa? Menggantikan? Apa maksud ayah? Itu tidak mungkin. Dia bukan lah tipe gadis yang aku sukai," bisik William.
"Tolong lah, Nak." Aiden menatap William dengan tatapan memelas.
"Ayah, jangan lakukan ini." William berusaha untuk tidak beradu pandang dengan ayahnya.
"Nak, hanya kau yang bisa menolong keluarga kita. Ibu mohon." Haira memegangi tangan William dengan air mata yang menetes.
Hati William berkecamuk. Dia merasa serba salah. Dia tidak bisa memungkiri jika Selena, wanita yang dijodohkan dengannya adalah tipenya. Dan Ella jauh dari seleranya. Namun saat ini ada dua orang yang sangat disayanginya memohon padanya untuk menikahi Ella.
'Harry, awas kau ya' Batin William.
"Nak!" Haira membuyarkan lamunan William.
"Ba-baik lah, bu. Aku bersedia," ucap William dengan pasrah.
Seketika mata Aiden dan Haira berbinar-binar setelah mendengar persetujuan William.
Maka William dan Ella pun menikah di dalam ruangan tersebut namun menikah siri. Karena mereka harus mendaftar ulang pernikahan dengan nama yang berbeda dari mempelai pria.
Dan tepat saat itu juga, Harry yang baru bangun tidur, kelabakan karena telah melupakan hari pernikahannya. Ternyata malam tadi Harry ketiduran di ruang rahasia di dalam rumahnya yang hanya dia saja yang tau.
Dan saat sampai di rumah sakit, Harry melihat Ella sedang menangis histeris disamping ayahnya yang sudah memucat dan tidak memakai alat medis di tubuhnya.
*****
"Ayah, ibu." suara Harry mengagetkan mereka semua.
"Harry! Kau darimana saja, Nak? Apa kau tau kesalahan fatal yang sudah kau lakukan?" Haira mendekati Harry dan mengguncang tubuhnya.
"Maafkan aku, bu. A-aku lupa kalau ini adalah hari pernikahanku." Harry tertunduk sedih.
Haira dan Aiden tidak bisa mengatakan apapun. Sejak beberapa tahun lalu, tepatnya setelah kecelakaan yang menimpanya, Harry sering melupakan hal-hal yang sangat penting. Namun untuk hal-hal yang tidak penting dia dapat mengingat nya dengan baik. Entah mungkin hal penting itu menjadi beban berat di otaknya sehingga tidak sanggup menyimpan memori yang penting. Berbagai hal telah dilakukan namun Harry tak kunjung sembuh dari pelupanya itu.
William mengusap wajahnya kasar. Dia tau bahwa ini akan terjadi. Ingin sekali dia meninju adik kembarnya itu, namun dia tidak tega. Karena bagaimana pun semua ini bukan murni kesengajaan.
"Ya sudah lah, Nak," ucap Haira pasrah.
"Bu, apa sekarang aku bisa menikah dengan Ella?" tanya Harry.
Haira dan Aiden saling pandang. Mereka bingung harus mengatakan apa.
"Ella...Dia sudah menikah dengan William karena kondisi ayahnya tadi semakin kritis. Kau bisa lihat sekarang ayahnya meninggal," jelas Aden.
"Apa? William? Lalu Selena?"
"Kau yang akan menggantikan William untuk menikah dengan nya," sahut Haira.
"Apa? Tapi aku dan Selena...."
"Tidak nak, ini semua sudah terjadi. Jika saja kau menuruti ibu dan ayah untuk tidur di rumah malam ini, maka semua ini tidak akan terjadi," ucap Haira.
Harry terdiam. Ditatapnya Ella yang masih menangis memeluk jasad ayahnya. Dia datang mendekat dan menyentuh bahu Ella. Ella segera berbalik. "Ada apa William?" tanyanya.
"Aku Harry."
Ella terkejut dan melangkah mundur.
"Ella maafkan aku. Ini bukanlah kesengajaan."
"I-iya. Aku mengerti." Ella menghapus air matanya. Dia tidak bisa memungkiri bahwa dia sudah menyukai Harry sejak mereka setuju dijodohkan. Karakter Harry yang lucu dan menyukai hal-hal yang Ella sukai, membuatnya merasa sangat nyaman. Tapi apalah daya, sekarang Ella menjadi istri William, orang yang sifat nya bertolak belakang dengan Ella.
"Ella, ayo kita pulang. Ayahmu akan dikebumikan sore ini," ujar Aiden.
Ella mengangguk. Haira merangkulnya dan mengajaknya keluar dari ruangan itu.
Di rumah Ella, semua pelayat sudah berdatangan. Melihat pakaian pengantin yang dikenakan Ella, mereka semua pun saling berbisik.
"Apa kalian tau, Ella sudah menikah dengan anak orang kaya sebagai tebusan karena orang tua suaminya menabrak ayah Ella."
"Iya aku dengar juga, beruntung sekali hidupnya."
"Iya, jadi ayahnya bisa tenang meninggalkan nya. Hidup Ella pasti terjamin."
"Sudahlah, ini rumah duka bukan rumah gosip." Seseorang menghentikan ghibahan mereka.
Serangkaian acara fardhu kifayah pun dilakukan hingga akhir prosesi yaitu pemakaman di TPU tak jauh dari sana.
Sepulang dari TPU, Ella langsung dibawa ke rumah William karena Ayah Ella pernah berpesan untuk tidak mengadakan tahlilan. Sedangkan rumah akan ditempati oleh teman ayah Ella sampai masa kontrak rumah itu berakhir.
Sesampainya di rumah William, Ella terpukau dengan kemegahan rumah itu. Penjaga ada di setiap penjuru rumah. Pelayan berbaris rapi menyambut mereka.
"Sayang, mulai hari ini kau dan William akan tinggal disini," ucap Haira.
Ella mengangguk dan berusaha tersenyum disela wajah sembab nya.
"Rumah ibu dan ayah ada beberapa blok dari sini. Jadi, jika William membuat kesalahan, datanglah pada ayah dan ibu. Kami akan menjewer telinga nya," ujar Haira yang bermaksud menghibur Ella.
William hanya menggelengkan kepala medengar ucapan ibunya.
Ella tersenyum sedikit. Dia senang mendapatkan mertua yang sangat baik seperti Haira dan Aiden.
William, Ella, Jane, dan Haira sedang makan malam bersama."Ella, ingat, ya. Saat melahirkan normal, pengaturan nafas sangat penting. Dan kau juga tidak melahirkan hanya satu bayi, melainkan dua bayi. Dulu ibu memilih operasi caesar karena tidak memungkinkan melahirkan secara normal. Jika kau ingin merubah pikiranmu, masih sempat. Kita ke rumah sakit sekarang dan melakukan operasi." Haira menjelaskan panjang lebar."Benar, Nak. Jarang ada yang melahirkan bayi kembar dengan normal. Satu bayi saja rasanya sangat sakit, apalagi dua. Dan juga, kalau kau pingsan atau tak sadarkan diri setelah melahirkan anak pertama, maka itu akan membahayakan keselamatanmu. Ibu juga dulu operasi caesar saat melahirkan kau dan Selena." Jane menambahkan."Ibu, sudahlah. Aku selalu mendengar ini setiap hari. Dan keputusanku tetap sama, aku ingin melahirkan normal." Ella menengahi ceramah kedua ibunya.Sedangkan William hany
Beberapa bulan telah berlalu. Ella dan William tengah menanti kehadiran buah hati mereka. William bahkan sudah mengambil cuti untuk menjadi suami siaga jika Ella sewaktu-waktu mengalami kontraksi. Memang, Ella ingin agar kelahiran anaknya dilakukan secara normal.Namun, semakin mendekati kelahiran anak mereka, William bertambah pusing karena ibu dan mertuanya tinggal di rumahnya."Bu, aku tau kalian ingin menjaga Ella. Tetapi tidak perlu satu kamar dengan kami, kan," ucap William kepada Haira dan Jane yang merupakan ibu dan mertuanya.Kini mereka sedang berada di kamar William dan Ella."Memangnya kenapa? Kami kan ingin menjaga Ella. Ella itu anak kami," ucap Jane."Tapi tidak begini konsepnya. Aku dan Ella kan butuh privasi.""Privasi apa? Agar bisa berduaan? Bermesraan?" cibir Haira."Astaga, ibu bukan itu. Ada kalanya aku ingin m
Dua minggu kemudian, William dan Ella baru saja pulang dari rumah orang tua Ella. Mereka piknik bersama di taman belakang rumah orang tua mereka."Aku senang sekali hari ini." William berseru saat memasuki rumahnya."Kenapa kau sangat gembira sekali? Apa karena Kak Alex hanya datang sebentar?" Ella menatap penuh selidik."Tentu saja, tanpa adanya si berengsek itu, aku bisa leluasa melakukan apa yang aku ingin tanpa perlu waspada terhadapnya.""Itu kan karena dia tiba-tiba mendapat tugas penting. Ada pembunuhan yang sulit diungkap detektif kepolisian.""Memangnya sampai kapan dia akan menjadi detektif dadakan?""Tidak ada batas. Dia akan menjadi detektif kasus tersulit seumur hidupnya. Itulah kesepakatannya. Lagi pula, dia selalu dengan mudah memecahkan masalah.""Bagaimana denganmu? Kau juga mempunyai otak cerdas dan bisa memecahkan beber
"Bisa-bisanya kau bersekongkol dengan ibu dan Harry, Ella!" gerutu William saat berjalan memasuki rumah mereka. Mereka baru saja sampai rumah setelah acara piknik di taman tadi selesai."Aku tidak bersekongkol." Ella membela diri."Apa kau kira aku tuli? Jelas sekali aku mendengar ucapan Harry saat aku dan Alex mengejarnya."William mengingat kembali saat ia dan Alex mengejar Harry."Ibu, tolong akuuuu!""Kemari kau, adik laknat!" William mempercepat larinya hingga akhirnya ia berhasil mendapatkan Harry.Harry jatuh tersungkur. Bukannya memukul, William malah ikut tergeletak di atas rerumputan tepat di samping Harry. Sedangkan Alex memilih duduk di samping mereka dan mengatur nafas.Jelas saja, mereka berkejar-kejaran selama setengah jam. Untung saja taman yang sepi tidak membuat mereka terlihat seperti orang gila."N
Setahun telah berlalu. Kini, Selena telah melahirkan seorang bayi perempuan lucu yang diberi nama Hazel Alexander. Sedangkan Ella tengah mengandung anaknya dan William.Hari ini, mereka baru pulang dari berziarah dan memutuskan untuk piknik bersama di sebuah taman."Lihatlah Hazel, dia cantik sekali, ya," puji Ella."Anak siapa dulu?" Harry membanggakan diri."Apa kalian memang suka bersenang-senang tanpa aku?" Alex datang sambil menggandeng tangan Anisa istrinya yang kini sudah memberikannya seorang anak yang usianya hampir sama dengan anak Harry dan Selena. Anak laki-lakinya itu diberi naman Jimmy Wilson."Kau saja yang dayang terlambat." Ella mencibir."Jangan kebanyakan mencibir, nanti anakmu bisa tampan seperti aku.""Enak saja, dia akan tampan seperti aku." William tak mau kalah."Dasar calon ayah amatir."
"Alex." Ella tersenyum melihat kedatangan Alex yang tiba-tiba itu."Bereskan wanita ini!" perintah Alex kepada anak buahnya."Alex, jangan! Jangan bunuh dia. Jangan terjerat lebih dalam lagi," cegah Ella."Siapa juga yang mau mengotori tangan dengan membunuhnya. Dia harus merasakan dulu penderitaan dibalik jeruji baru boleh mati.""Kau! Dimana anak buahku?" tanya Margareth sambil memegangi lengannya yang berdarah karena tembakan Alex barusan."Anak buah? Maksudmu para pengecut itu? Mereka sudah lari saat melihat aku datang. Kau bilang itu anak buah." Alex menggelengkan kepalanya.Memang, saat kedatangan Alex tadi. Semua anak buah Margareth langsung ciut. Mereka lansung pucat dan ketakutan. Bahkan saat Alex melangkah mendekat, mereka langsung lari kocar kacir."Kau! Siapa kau sebenarnya?""Aku adalah Alex Julian. Jika
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen