Mag-log inPascal telah mencintai Petra sejak lama, dan pernikahan mereka seakan menjadi bukti cinta yang abadi. Namun, Pascal tidak pernah tahu bahwa Petra memanfaatkan dirinya untuk sebuah tujuan tersembunyi. Ketika akhirnya Petra harus pergi untuk sebuah misi rahasia, Pascal yang merasa dikhianati mengurungnya di mansion mewah mereka. Di balik tembok megah, rahasia demi rahasia terungkap. Pascal mengetahui bahwa misi Petra adalah untuk menangkapnya sebagai dalang di balik pembunuhan putra gubernur. Di tengah intrik dan pengkhianatan, cinta mereka diuji hingga batas terjauh. Akankah Petra berhasil melaksanakan misinya dan menghancurkan hati Pascal yang telah mencintainya dengan tulus? Ataukah cinta mereka akan menemukan jalan di tengah kegelapan yang mengancam untuk menelan mereka berdua?
view morePetra terbangun keesokan paginya dengan kepala terasa berat dan tubuh yang lelah. Matahari pagi menyelinap masuk melalui celah tirai kamar, menerangi ruangan dengan cahaya hangat. Petra duduk di tepi tempat tidur, mencoba mengingat kejadian semalam. Dia hanya mengingat dirinya duduk di meja bar, meneguk minuman amer, tetapi selebihnya, semuanya terasa kabur.Dengan enggan, Petra bangkit dari tempat tidur dan berjalan pelan menuju dapur. Aroma roti panggang yang harum menyambutnya begitu dia memasuki ruangan. Pascal, suaminya, sudah menyiapkan makanan di meja makan dengan setelan kemeja hitam tanpa dasi atau jas. Di hadapannya, ada berbagai wadah selai roti yang tersusun rapi."Good morning, my wife," sapa Pascal dengan senyum lembut. "Aku sudah menyiapkan sarapan untukmu. Bagaimana perasaanmu?"Petra mengangguk pelan, duduk di kursi di seberang Pascal. "Aku merasa sedikit pusing, tapi terima kasih sudah menyiapkan sarapan," jawabnya sambil mencoba tersenyum.Pascal menyodorkan sepiring
Petra berlari secepat mungkin, nafasnya tersengal-sengal. Pemotor itu sudah meninggalkan motornya dan berlari ke dalam jalan sempit yang minim penerangan. Petra berusaha keras untuk tidak kehilangan jejaknya. Bayangan gelap menyelimuti sekelilingnya, hanya beberapa lampu remang-remang yang memberikan sedikit penerangan.Di ujung jalan, Petra melihat sebuah pintu dengan cahaya samar keluar dari celahnya. Dia mendekat, menyadari bahwa itu adalah klub malam rahasia. Untuk masuk, dia membutuhkan kartu member, tetapi dia tidak punya. Dengan hati-hati, Petra memutuskan untuk pulang dan menyusun rencana."Petra!" Liam berhasil menyusul."Liam, dia masuk ke dalam klub malam. Tapi kita tidak punya kartu member. Kalau pun masuk sebagai polisi tetap tidak bisa karena tidak memiliki surat tugas untuk melakukan hal ini," kata Petra."Apa kau melihat wajahnya?" tanya Liam."Tidak. Dia menggunakan masker dan poni rambutnya menutupi sebagian wajahnya. Tempat ini juga cukup gelap untuk mengenali waja
"Pascal, setelah tahu aku hanya memanfaatkanmu, kenapa kau tidak menceraikanku atau membunuhku?"Petra telah kembali ke rumah besar mereka sebagai pasutri. Namun kembalinya ke rumah ini justru menyadarkan Petra akan sikap Pascal yang tetap menganggapnya sebagai istri."Apakah yang kuucapkan tidak cukup kau pahami? Sekali kau menjadi istriku, takkan kulepaskan kau sampai akhir hayatku." Tegas kata-kata Pascal dengan raut serius. Tetap tidak meluluhkan hati Petra untuk percaya perkataan laki-laki.Karena Petra memiliki trust issue, mengingat sifat pria biasanya tidak puas hanya dengan satu wanita. Terlebih Pascal adalah pria muda mapan yang kaya raya. Kehidupannya dikelilingi para wanita.Petra mendengus. "Seberapa penting bagimu pernikahan ini?""Sangat penting selama itu adalah dirimu," ucap Pascal."Pascal, ini tetap tidak masuk akal." Petra menunduk, memegangi keningnya. "Katakan yang sejujurnya. Kau ingin memanfaatkanku untuk hal apa?""Tidak ada." Pascal menjawab pendek."Kenapa t
Pascal menutup layar laptopnya kemudian tersenyum samar. Dihampiri seorang bawahan yang melapor, Pascal kemudian beranjak pergi dari sofa.Dia memasuki ruangan gelap, menemui seseorang yang tampak terikat tali di kursi. Cahaya rembulan dari jendela memperjelas wajah tawanan itu."Kau telah melukai kekasih hatiku dengan tanganmu. Apakah aku harus melakukan hal yang sama kepadamu?" Bayangan perawakan tegap Pascal berada di dalam sisi gelap yang tak terjangkau cahaya."Siapa kau? Apa kau punya dendam pribadi padaku?" sahut tawanan itu yang merupakan seorang pria.Tidak ada luka atau jejak bogem mentah di wajah tawanan alias pencopet tadi siang. Pascal belum menyuruh anak buahnya bertindak selain membawanya ke sini."Aku tidak mengenalmu. Aku tidak peduli tentangmu. Tapi setelah kau membuat wajah wanitaku terluka. Aku tidak tinggal diam."Pascal tidak membiarkan siapapun melukai tubuh Petra. "Yang boleh melukainya hanyalah diriku." Dia menekankan kalimatnya. Menegaskan bahwa wanita itu ad






Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.