Share

Bab 54: Izinkan Saya Pergi

Satya menghela napas. Begini rupanya perempuan kalau sudah ngegas. Pengalamannya dekat dengan perempuan hanya Bunda dan Hanum. Keduanya bukan model orang yang suka ngegas. Mereka memilih diam dan menghindar kalau sedang tidak enak hati atau marah.

“Ya nggak gitu juga, Lin. Kita kan, konco mesra, konco satu selimut, urusan uang juga barengan, kan? Satya meraih jemari Lintang dan menautnya.“ Ya, udah kalau kamu masih marah. Aku beneran minta maaf. Katanya manusia tempatnya lupa.” Satya memejamkan mata. Ia baru tahu kalau Lintang bisa merajuk, tetapi tubuhnya sudah protes meminta jatah istirahat sehingga ia memilih tidak memperpanjang persoalan tentang transfer taksengaja itu. Ia pikir, besok juga suasana hati Lintang sudah lebih baik.

“Apa aku sudah dimaafkan?” tanya Satya keesokan harinya usai salat Subuh berjamaah di rumah. Sampai saat ini Satya belum mau salat di masjid meski berulang kali Lintang membujuk. Malu menjadi alasannya karena sudah lama tidak menginjakkan kaki di masjid de
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Tri Wahyuni
kmu jangsn belaga g tau klo Satya minta hadiah ya hadiah d atas ranjang lah itu kn modus nya Satya .dia sebernya laki2 mesum ...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status