Share

18. Pengakuan Damar

Part 18

"Bu, rencana ini tidak berhasil, lalu kita mau bagaimana? Atau katakan saja yang sebenarnya tentang kami, Bu? Aku gak mau hubungan kami terus seperti ini. Tak ada kejelasan, apalagi Mas Damar ..."

Aku mendekat. "Mas Damar kenapa, Mbak Mel?"

Mereka bertiga terkejut mendengar suaraku. "Ah tidak, tidak apa-apa, Mbak Wulan. Maksudnya aku mau pamit pergi dulu, tapi Mas Damar masih di kantor."

"Tidak apa-apa nanti saya sampaikan," sahutku lagi.

"Kalau begitu ibu juga mau pamit, Nak. Maaf ya ibu kesini malah ngerepotin kalian."

"Tidak apa-apa, Bu. Selagi aku masih jadi menantumu."

"Hah? Maksudnya?"

Aku hanya tersenyum, aku menatap Farah yang sedari tadi diam dan memperhatikanku.

"Farah, kamu sudah pesan taksinya?"

"Iya sudah, Mbak. Sebentar lagi datang."

Tiiin ... Suara klakson menghenyakkan kami. Farah bangkit dan melihatnya. Ia tersenyum. "Bu, Mbak, taksinya sudah datang," ujarnya.

"Ya sudah kita langsung berangkat saja. Pamitan sama Damar di telpon saja," sahut ibu.

Mereka melan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Rania Humaira
dihina itu g enak tapi bisa menjadi pembuktian klu yg dikatakan orang yg menghina itu salah. jgn terlalu menye2 lah. klu g mau dimadu ya cerai aja. toh tujuan novel perselingkuhan memang misahin istri sah dg suaminya. kebanyakan penulis adalah setan dasim
goodnovel comment avatar
Isabella
ah modus su damar tinggalkan aja si damar keluarga gila
goodnovel comment avatar
Teteh
ceritanya menarik aku suka peran wanitanya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status