Share

Bab 2 Pertunangan

šŸ’Happy ReadingšŸ’

 

ā€œCantik bangat putri Mama,ā€ ujar Diana yang baru saja memasuki kamar Stella. ā€œBagaimana sudah siap?ā€

Stella pun mengangguk dangan Ragu, ā€œSiap Ma!ā€

ā€œIya dong harus siapa, mari mama bantu.ā€

Stella pun keluar dari kamar menuju acara pertunangan yang di gelar hari ini, dengan di bantu sang Mama yang memeganginya saat berjalan dari samping.

Satu minggu telah berlalu, acara pertunangan Stella dan juga Rionard sahabatnya telah tiba. Hari di mana seharusnya salah satu hari yang paling bersejarah dan membahagiakan bagi sepasang kekasih. Tapi, tidak bagi Stella.

Dirinya sama sekali tidak menantikan hari ini datang dengan cepat, apalagi hari pernikahannya nanti. apalagi setalah acara ini selesai sudah di pastikan bahwa nanti ia akan sibuk mempersiapkan pernikahan di hari-hari berikutnya.

Walaupun begitu, hari ini tidak cukup buruk baginya, karena adanya hari ini Kakaknya Alvin Geovandra yang sedang kuliah S3 di jurusan arsitek itu memberi kejutan dengan ke pulangannya. Dan hal itu membuat Stella merasa jauh lebih baik.

Pihak keluarga calon mempelai laki-laki datang, di sambut dengan baik oleh keluarga calon mempelai perempuan sesuai adat yang ada. Acara pun di mulai dengan MC yang mengucapkan selamat datang dan berterima kasih atas kehadiran semua pihak.

Lalu, sang MC pun membacakan susunan acara dan menceritakan secara singkat mengenai kedua calon mempelai.

Setelah itu MC bertanya mengenai maksud kedatangan pihak keluarga calon mempelai laki-laki. Memasuki inti acara, perwakilan dari keluarga Dewantara pun mengutarakan tujuan kedatangannya, yakni untuk melamar sang mempelai perempuan Stella Keyline.

Kemudian, ia menanyakan apakah keluarga Dewangga bersedia menerima lamaran dan menikahkannya dengan mempelai laki-laki.

ā€œkedatangan kami hari ini bermaksud untuk melamar atau meminang putri cantik dari keluarga besar Bapak Dewangga yang bernama Stella Keyline,ā€ ujar Perwakilan dari keluarga Dewantara, beliau menjeda sebelum kembali bersuara. ā€œDengan segala kerendahan hati, kami harap keluarga besar Bapak Dewangga dapat menerima lamaran atau pinangan keluarga kami.ā€

Dengan selesainya kalimat dari perwakilan keluarga besar Dewantara, MC pun mempersilahkan pihak keluarga mempelai perempuan untuk menjawab. Yang mana tentu saja mendapatkan jawaban setuju dari keluarga mempelai perempuan yang menerima lamaran tersebut. 

Perwakilan keluarga Dewangga pun menjawab, ā€œsetelah bertanya kepada putri kami yang mendapat jawaban bahwa setuju dan menerima lamaran atau pinangan ini, keluarga kami pun menyetujui dan juga menerima lamaran dan pinangan dari putra tunggal Bapak Dewantara yang bernama Rionard Steven.ā€

Setelah resmi menerima lamaran tersebut, maka pihak mempelai laki-laki menyerahkan seserahan kepada keluarga mempelai perempuan.

Setelah itu, Rionard dan Stella pun saling berhadapan untuk memasang kan cincin pertunangan ke jari manis Stell, sebagai simbol bahwa sudah terjalinnya ikatan pertunangan. Yang di sambut tepukan meriah dari kedua pihak keluarga dan tamu yang di undang.

Stella hanya tersenyum kecut sambil menatap sendu ke arah cincin yang melingkar di jari manisnya.

Rionard yang melihat itu pun berusaha untuk menghibur sang sahabat itu.

ā€œStella!ā€ panggilnya pelan agar hanya dapat di dengar olehnya dan juga Stella.

Stella pun mendongak menatap Rionard dengan wajah sedih, dengan senyum samar yang ia paksakan.

ā€œApa yang ada di wajah kamu itu?ā€ tanya Rionard tampak serius.

Melihat keseriusan Rionard, Stella pun melotot kan matanya sambil memegang pipinya pelan.

Lalu bertanya, ā€œada apa?ā€

ā€œItu senyum kamu jelek sekali.ā€

Mendengar itu Stella pun memukul dada Rionard, kesal akan canda-an yang di lontarkan olehnya.

ā€œJangan membuatku semakin kesal Rio,ā€ ujar Stella dengan suara datar.

Mendengar nada suara Stella seperti itu, Rionard hanya menghembuskan nafasnya kasar. Ia sangat tahu bahwa perempuan yang saat ini menampilkan senyum palsu ke semua orang itu, sangat marah kepada dirinya.

Ia pun berniat untuk membujuknya, dan meminta maaf di lain kesempatan.

Acara pun berlanjut dengan saling memperkenalkan keluarga besar masing-masing. Setelah itu keluarga mempelai perempuan pun kembali menyerahkan seserahan kepada keluarga laki-laki, yang sudah di siapkan juga sebelumnya. Maka berakhirnya sesi inti acara pertunangan yang dilaksanakan secara formal hari ini.

Maka sesi foto-foto pun di mulai, yang mana di sini yang paling heboh adalah Regina sahabat Stella sedari Kuliah. Bahkan mungkin ia yang paling banyak mengambil foto bersama atau bahkan berfoto sendiri di atas pelaminan pertunangan itu. Dan tentu saja ia bertingkah setelah pemotretan kedua keluar besar itu selesai.

Kini sedang berlangsung sesi foto berdua, yang mana semua gaya berfoto akan di arahkan oleh fotografer.

Foto pertama sang fotografer mengarahkan gaya berfoto yang dekat, di mana posisi Stella membelakangi Rionard. Dengan tangan Rionard yang memeluk perut Stella dari belakang dengan kiri, lalu di pegang oleh Stella. Sedangkan tangan kanan mereka saling berpegangan.

Tentu saja Stella sangat-sangat enggan untuk melakukan gaya foto seperti itu, mengingat bagaimana lelaki itu berperan besar dalam terjadinya acara ini datang begitu cepat dalam hidupnya.

ā€œStella! Aku tau kamu marah tapi ....ā€

ā€œTapi apa?ā€ potong Stella dengan nada tak suka.

ā€œKau akan bersamaku,ā€ ujar Rionard memberikan jawaban yang menurut Stella itu hanya sebuah alibi.

Stella pun tidak berniat menanggapi perkataan Rionard, ia hanya mendiamkan Rionard tanpa berniat membuang tenaga dengan berbicara pada sahabatnya itu.

Setelah sesi berfoto selesai. Stella pun duduk di salah satu kursi kosang, dengan meja di sudut ruangan. Ia berharap lelaki itu tidak mengirinya sampai ke sini, ia benar-benar ingin sendiri sebentar saja, sebelum kembali berkumpul dengan yang lain.

Tapi sepertinya harapannya tidak terkabul, lelaki itu bahkan mengiringi nya sampai kesini. Tepat di depan Stella yang terhalang meja dengan beberapa hidangan di atasnya, Rionard pun menarik kursi dan mendudukinya.

Melihat hal itu, Stella melipatkan kedua tangannya di atas meja, lalu menelungkupkan kepalanya di sana.

ā€œKamu kenapa? Sakit?ā€ tanya Rionard yang melihat gelagat Stella.

Stella kembali mendongakkan kepalanya, dan memperbaiki cara duduknya, mungkin aksinya tadi di lihat oleh beberapa tamu. Dan ia tak sadar telah melakukan hal itu.

Stella pun berkata dengan nada datar seperti sebelumnya, ā€œtidak, aku hanya lelah.ā€

ā€œSebentar lagi akan selesai, setelah itu kamu bisa beristirahat,ā€ ujar Rionard dengan santai.

Stella cukup heran dengan sahabatnya itu, kenapa ia tampak santai saja dengan adanya perjodohan ini, sangat berbanding terbalik dengan dirinya. Padahal saat di beri tahu waktu lalu tentang perjodohan ini lelaki itu sempat menolak, tapi apa yang ia saksikan.

ā€œRio!ā€ panggil Stella.

Merasa namanya di panggil, Rionard pun menatap mata Stella. Lalu mengangkat satu alisnya sebagai tanda bertanya ada apa.

ā€œApa yang membuatmu menerima perjodohan ini?ā€ tanya Stella.

Rionard tampak terdiam sejenak sebelum menjawab, ā€œbukankan aku sudah mengatakannya?ā€

Stella pun mengingat-ingat kapan lelaki itu memberi tahu alasannya, setalah ingat apa yang di katakan lelaki itu dengan santai saat malam di beri tahunya tentang perjodohan mereka. Stella menghembuskan nafasnya dengan kasar, berusaha sabar dengan lelaki itu.

ā€œBukan itu.ā€

ā€œApa lagi?ā€

ā€œItu bukan sebuah alasan Rio,ā€ gerem Stella.

Dengan kesabaran yang masih tersisa, Stella pun berdiri dari kursinya, lalu meninggalkan Rionard yang terdiam sendiri di depan meja itu.

 

šŸ’šŸ’šŸ’

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status