MasukPagi hari terakhir di Bali, Candy dan Josh menyusuri bibir pantai dekat rumah Om Wikrama sambil bergandengan tangan menikmati indahnya sunrise. Udara sejuk disertai tiupan angin semilir yang membuat tangkai pohon nyiur melambai-lambai.
"Sampai juga di saat terakhir liburan singkat kita, Candy!" ucap Josh seakan-akan tak rela meninggalkan Pulau Bali.
"Setiap kali kami sekeluarga ke mari, biasanya aku yang paling rewel nggak mau pulang ke Jakarta!" Candy tertawa renyah mengingat kenangan masa kecilnya.
"Kapan-kapan kita berkunjung ke sini lagi, Sayang. Pasti saya antusias menemani kamu!" ujar Josh lalu memeluk dan merundukkan wajah mendekati bibir istrinya.
Ciuman mesra di ujung pagi itu terasa hangat dan memorable. Baik Candy maupun Josh seperti menyimpan momen sederhana nan manis itu dalam hati masing-masing.
Setelah itu mereka kembali ke rumah Om Wikrama untuk mandi dan sarapan
"Akhirnya, pesawat akan mendarat di Kansas. Mom and Dad mengatakan bahwa kita akan dijemput langsung oleh mereka, Candy!" ujar Josh sembari melepas sabuk pengaman dari seputar pinggangnya.Jantung Candy berdebar-debar tak karuan, ini adalah momen perdana pertemuannya dengan mertua karena pernikahan yang dilakukan bersama Josh terjadi kilat dan belum mendapat restu langsung dari pasangan Levine."Kuharap mereka bisa menerima aku sebagai menantu, Josh. Jujur, aku cemas dengan tanggapan orang tuamu mengenai pernikahan kita!" jawab Candy yang masih duduk menunggu penumpang lain turun duluan dari kabin pesawat.Namun, Josh menggenggam tangan istrinya yang dingin lalu berkata memberikan dukungan, "Jangan kuatir tentang apa pun, Sayang. Kamu adalah wanita pilihanku dan di budaya barat, orang tua membebaskan anak untuk menikah dengan wanita mana pun.""Okay, aku akan bersikap baik dan sopan agar tidak membua
Josh memarkir kendaraan di area penitipan mobil Bandara Soekarno-Hatta. Dia sebelumnya telah menurunkan koper-koper dan barang bawaan bersama Candy di lobi. Istrinya duduk menunggu di bangku tunggu sebelum mereka check-in tiket pesawat. Josh menghampiri Candy lalu mendorong troli berisi barang-barang yang akan dititipkan di kargo pesawat."Sepertinya antrean penumpang tidak terlalu ramai. Kita mendahului rombongan orang berlibur, Sayang!" ujar Josh riang."Iya. Terima kasih sudah mau ambil cuti untuk mengajakku liburan ke Amerika, Josh. Kuharap penerbangan kita aman sampai tujuan!" balas Candy yang berjalan di samping suaminya.Setelah meninggalkan loket dan menitipkan barang-barang bawaan, Josh mengajak Candy membeli minuman sembari menunggu panggilan boarding sekitar 40 menit dari jadwal penerbangan."Sepertinya aku ingin membeli segelas smoothies blueberry atau cranberry deh!" ucap Candy ketika mengantre di gerai soft drink dan aneka jus."Pilih apa pun yang kamu inginkan, Sayang.
"Semangat ujian akhir, Candy!" ucap Josh seusai sarapan pagi bersama istrinya di apartemen mereka.Candy tersenyum optimis, dia menjawab, "Makasih, Josh. Aku pasti bisa kok, semalam sudah belajar serius juga 'kan bareng kamu!""Pokoknya sesuai janji kita, selepas ujian nanti kelar, kita jadi berangkat ke Amerika!" Josh merangkul bahu Candy seraya melangkah bersama menuju ke pintu keluar apartemen."Yeay! Nggak sabar buat cepet-cepet selesai ujian deh. Btw, Olivia masih sering mampir ke kantor kamu nggak tuh?" ujar Candy yang tahu gosip panas yang tengah beredar di kampusnya.Josh menghela napas. "Masih, tapi saya sudah tegaskan kalau saya sudah punya pasangan serius. Dia nggak bisa kalau berharap lebih!" jawabnya.Candy mengangguk setuju dengan langkah yang diambil suaminya. Seharusnya kalau Olivia punya etika pastinya mundur teratur. Di dalam lift turun, Candy pun bertanya
"Iihh ... nyebelin banget sih, Prof. Alena itu!" gerutu Candy di dalam mobil yang dikendarai oleh Josh. Suaminya menghela napas lalu menanggapi dengan berkata, "Abaikan saja dia memang suka cari masalah.""Nggak bisa gitu dong, Josh. Dia itu tadi niatnya mau ngecakar wajahku lho, untung sempat kutangkis dengan tangan!" Candy mencebik melirik suaminya karena merasa Josh terlalu menganggap enteng peristiwa di restoran."Saya hanya memikirkan kebaikanmu, Sayang. Kamu cukup menyelesaikan satu semester lagi sebelum wisuda, bukan? Jalani itu dengan tenang, jangan malah tegang!" sahut Josh sembari fokus ke jalan raya.Candy merenungkan perkataan Josh lalu dia pun mengerti. Memang terkadang ada hal yang harus diprioritaskan dalam kehidupan. Suaminya bijaksana, luka sedikit bisa diobati juga di rumah. Dia punya salep penyembuh kulit dengan keluhan semacam ini."Okay, aku nggak akan memperpanjang urusan dengan Prof. Alena. Lebih baik menghindarinya sebisa mungkin lagi pula di semester delapan,
"Suasana restoran di roof top ini sangat romantis deh. Banyak yang berkencan makan malam seperti kita juga, Josh!" celetuk Candy setelah mengedarkan pandangan ke sekeliling meja mereka."Iya, ini sudah lama dibuka sekitar tahun lalu saat moment new year's eve. Cuma kita nggak merayakan malam pergantian tahun di sini melainkan bersama keluargamu 'kan?" jawab Josh.Candy pun menagih janji Josh tempo hari yang masih belum juga terwujud karena kesibukan masing-masing. "Hubby, kamu dulu janji kita akan merayakan white christmas di Amerika, tempat tinggal orang tuamu. Kapan kita akan melakukannya?" rengek gadis itu."Okay, semoga tahun ini bisa ya. Sebentar lagi kamu ujian akhir semester, setelah itu libur Natal dan tahun baru kita bisa terbang ke Kansas. Akan saya persiapkan tiket pesawat untuk kita berdua!" jawab Josh.Dia pun telah lama didesak ayah ibunya untuk membawa Candy ke rumah mereka. Hany
Ketika Candy sampai di apartemen, nampaknya Josh telah sampai duluan. Dia melihat sepatu kerja suaminya di rak. Maka Candy pun memanggil Josh dengan nyaring, "Hubby, apa kamu sudah pulang?!"Pria itu keluar dari kamar mandi dengan kemeja yang telah dilepaskan untuk menyambut Candy. "Hai, Sayang. Ada kejutan kecil dalam rangka merayakan kesuksesan ujian skripsi kamu tadi. Ayo ke kamar mandi!" ajak Josh seraya menarik tangan Candy agar mengikutinya."Wah, apa nih kejutannya?" sahut Candy penasaran. Dia mengikuti Josh masuk ke kamar mandi lalu melihat bathtub berisi air wangi bertabur kelopak bunga mawar merah. Ada sepasang gelas bertangkai tinggi dengan sebotol champagne yang telah dibuka dan beruap sedikit di ujungnya."Masuk ke dalam air yuk!" ajak Josh seraya melepaskan celana panjangnya ke lantai. Dia lalu membantu Candy masuk ke dalam bathtub duluan.Kemudian Josh yang duduk di belakang tubuh Candy menuangkan champagne dingin ke dua gelas bertangkai tinggi. Mereka mendentingkan gel







