แชร์

Tidak ada Hal yang Penting

ผู้เขียน: Salwa Maulidya
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2025-06-29 20:59:34

Reiner mengerang pelan ketika dia terbangun dari tidurnya, dan merasakan kepalanya agak pusing juga berat.

Meski begitu dia tetap bangkit untuk duduk bersandar di headboard sambil mengumpulkan kesadarannya.

Dia sama sekali tidak ingat bagaimana caranya bisa pulang dan ada di kamar ini. Terakhir yang Reiner ingat adalah saat dirinya menghabiskan waktu di club malam seorang diri.

Ya, setelah mendapat informasi dari Mike tentang Jasmine, alih-alih langsung pulang ke rumah, dia justru memilih membuka kembali laptopnya.

Reiner tidak suka saat Jasmine mengambil alih pikirannya begitu saja, maka dari itu Reiner perlu pengalihan dengan bekerja lembur agar pikirannya tidak terfokus pada Jasmine.

Benar-benar sialan gadis itu.

Rupanya dengan bekerja saja tak cukup. Reiner lantas memutuskan pergi ke club malam dan entah menghabiskan berapa banyak botol wine.

"Kenapa pusing sekali?" Reiner bermonolog.

Dia berusaha mengumpulkan kepingan memo

อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป
บทที่ถูกล็อก

บทล่าสุด

  • Pernikahan Dadakan dengan Bos Arogan   Dalam Satu Tempat Tidur

    Jasmine mengeratkan pegangannya pada hand grip seiringan dengan makin kencangnya Reiner menjalankan mobil.Sekarang Jasmine tahu kebiasaan Reiner di jalan jika sedang marah, yaitu kebut-kebutan seolah tidak peduli dengan nyawanya sendiri dan orang di sampingnya.Berkali-kali Jasmine mengingatkan agar Reiner memelankan laju kendaraan, tapi suara Jasmine seperti angin lalu yang tak ditanggapi sama sekali oleh pria itu. Reiner seakan sibuk dengan dunianya sendiri.Rahangnya tampak mengetat, jemarinya mencengkeram kemudi dengan kuat, menonjolkan urat-urat di punggung tangannya dengan jelas."Reiner... bisa tolong pelan sedikit?" Jasmine kembali berkata dengan hati-hati.Tapi, lagi-lagi pria itu seakan menulikan telinga. Kendaraannya terus berada di bagian kanan jalanan, melewati kendaraan lainnya dengan begitu lihai.Karena ucapannya tak dihiraukan oleh Reiner, Jasmine hanya bisa berdo'a dalam hati semoga mereka tiba di rumah dalam keadaan selam

  • Pernikahan Dadakan dengan Bos Arogan   Biarkan Reiner Pulang dengan Jasmine

    Langkah Jasmine memelan saat suara Alvin menyapa gendang telinganya. Wajahnya berubah tegang, terlebih lagi dia berada di lorong yang cukup sepi.Jasmine segera mempercepat langkah seakan tidak menghiraukan keberadaan Alvin di belakangnya."Mau sampai kapan kamu menghindariku terus, Jasmine?"Jasmine menatap tajam pada Alvin yang telah mensejajarkan langkah mereka. "Sampai dunia kiamat," desisnya penuh penekanan.Alvin lantas tertawa kecil. "Ayolah. Menyerah saja. Suamimu bahkan tidak melarangku untuk mendekatimu. Buktinya, dia tidak mengejarku sekarang." Tawa Alvin semakin menggema saat menyadari fakta tersebut.Langkah Jasmine sontak terhenti. Dia berusaha mencerna ucapan Alvin barusan dengan kening yang tampak berkerut.Apakah itu artinya Alvin tahu suaminya adalah Reiner dan mereka sudah bertemu?Kalau begitu, Jasmine ingin tahu apa yang dikatakan Alvin pada Reiner tentang dirinya. Ada ketakutan tersendiri dalam diri Jasmine, bahw

  • Pernikahan Dadakan dengan Bos Arogan   Takdir sedang Memihakku

    Pria Itu masih tetap bergeming dengan wajahnya yang semakin mengeras dan tatapannya tertuju pada satu arah.Nadira mengikuti arah pandang Reiner, wajahnya tiba-tiba berubah keruh saat tahu siapa yang sedang Reiner pandangi dengan sebegitu marahnya."Apa lebih baik aku pulang saja?" Nadira meninggikan suaranya yang membuat Reiner tersentak.Reiner kembali menatap Nadira. Seharusnya dia fokus saja pada wanita di sampingnya ini."Maaf. Barusan aku tidak fokus. Ya sudah kita cari tempat duduk."Nadira menyembunyikan kekesalannya dalam senyuman termanisnya. Dia lantas mengikuti langkah Reiner menuju sebuah round table.Reiner menarik kursi untuk Nadira duduki, baru setelah itu dia beralih ke kursi sebelah. Namun baru saja Reiner akan duduk, seseorang tiba-tiba datang mendekatinya."Apa kabar, Reiner?"Melihat siapa orang yang tengah tersenyum miring ke arahnya, Reiner akhirnya kembali berdiri tegak dengan memasang wajah datarnya.

  • Pernikahan Dadakan dengan Bos Arogan   Membawa Wanita Lain

    Mewah sekali....Jasmine berdecak kagum saat memasuki ballroom hotel, tempat diadakannya pesta pernikahan teman Kanaya.Hati Jasmine semakin menciut ketika melihat kemewahan yang disuguhkan di depan matanya. Semua tamu di sana hampir semuanya dari kalangan atas.Penampilan para wanitanya pun tampak mewah dan berkelas dengan gaun-gaun glamour juga seksi.Gaun Jasmine pun sebenarnya terbilang mahal. Malam ini dia memakai gaun yang sempat dipakai ke acara keluarga Reiner beberapa minggu lalu. Tapi, tetap saja Jasmine merasa tidak percaya diri berada di lingkungan seperti ini."Ayo, Jasmine. Kita menyapa pengantinnya lebih dulu." Kanaya tersenyum lebar sambil menggandeng tangan Jasmine.Jasmine balas tersenyum, mengangguk. Dia berusaha bersikap normal dan tenang.Jasmine tiba-tiba teringat dengan R

  • Pernikahan Dadakan dengan Bos Arogan   Maaf, Sudah Merepotkanmu

    "Selamat sore, Non. Mau langsung pulang ke rumah?" Agus bertanya saat Jasmine sudah duduk di kursi belakang.Jasmine tahu Agus hanya basa-basi. Reiner pasti sudah memberinya perintah untuk langsung membawa Jasmine pulang ke rumah."Iya, Pak. Kita langsung pulang saja.""Siap, Non." Agus mengangguk mengiakan sebelum melajukan kendaraannya.Selama perjalanan, Jasmine hanya memandangi jalanan yang mereka lewati melalui jendela di sampingnya.Hampir setiap saat kepala Jasmine dipenuhi berbagai pikiran tentang masalah yang dihadapinya. Juga pikiran masa depan yang dapat Jasmine perkirakan akan seperti apa endingnya.Hingga tiga puluh menit kemudian, Jasmine keluar dari mobil setelah Agus membukakan pintu untuknya.Baru saja Jasmine menuju ambang pintu rumah Reiner, Mbak Ninik langsung mendekatinya d

  • Pernikahan Dadakan dengan Bos Arogan   Seperti Papanya

    Mendengarnya, Reiner berdecak kesal. "Singkirkan pikiran kotormuItu! Aku bukan mau menyentuhmu di sini, tapi aku ingin kamu melakukan sesuatu untukku."Jasmine sedikit malu karena sempat berpikiran yang tidak-tidak. Mau tak mau Jasmine akhirnya mendekat. "Mau apa?"Reiner menarik tangan Jasmine masuk ke dalam dan menutup pintu rapat-rapat."Gosok punggungku," titah Reiner datar sebelum dia melempar handuk di pinggangnya ke sembarang arah, lalu memasuki bathub. Membuat Jasmine yang memperhatikannya segera memalingkan wajah ke arah lain.Jasmine mendecakkan lidahnya kesal. "Hal-hal seperti ini kenapa menyuruhku?" gerutunya sembari mengambil spons mandi, lalu duduk di pinggiran bathub."Apa aku harus menyuruh Ninik yang melakukannya?""Akan jauh lebih baik seperti itu."Reiner menoleh ke belakang dengan tatapan tegas, tetapi Jasmine sama sekali tidak gentar. "Istriku adalah kamu. Bukan Ninik!"Jasmine menghela napas panjang dan ta

บทอื่นๆ
สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status