Mag-log inRubah menoleh ke belakang menatapnya. Setelah beberapa detik berlalu, dia pun berkata, “Terima kasih sudah mau mengembalikan barangku.” Ini adalah cara Samuel mengakhiri hubungan dia dengan Rubah. Samuel menatap mata Rubah dengan sangat dalam. “Lain kali jangan keluyuran tengah malam-malam, istirahat yang cukup.” Ini supaya Katarina tidak lelah di pagi hari dan harus bergantung pada kopi untuk bisa produktif. “Aku suka keluyuran tengah malam, sudah terbiasa. Sampai jumpa, Samuel,” ujar Rubah tersenyum tipis. Dia melambaikan tangannya pada Samuel. Lantas, Rubah membuka pintu dan dengan dengan sekejap menghilang dari pandangannya. Rubah tidak tergesa-gesa pergi mengambil kembali token miliknya, karena dia sudah tahu barang itu ada di Vila Permai. Sekarang Samuel masih ada di Harsa. Jika Rubah pergi ke Mambera di hari itu juga, Samuel tidak akan bisa menemukan Katarina di kantornya. Dengan begitu Samuel mendapat jawaban atas kecurigaannya selama ini. Lagi pula Vila Permai adalah temp
“Baik itu Katarina, Rubah, atau Nana, semua itu kamu, bukan?” “Sudah kubilang untuk yang kesekian kalinya, aku bukan Katarina,” kata Rubah dengan wajah dingin. “Samuel, kamu bodoh sekali, ya. Sampai sekarang kamu masih belum paham juga dan malah mengusik aku atau Katarina. Aku nggak akan mau menerima kamu yang suka mendua, begitu juga sama Katarina.” Bola mata Samuel yang hitam pekat itu terkunci ke arah wajah Rubah. Dia berkata, “Rubah, kalau kamu mengaku bukan Katarina, apa kamu berani hapus riasan dan buka topengmu itu, biar aku bisa melihat seperti apa wajah kamu yang asli?” “Apa kamu tahu gimana nasib mereka yang sudah melihat wajah asliku? Mereka harus mati! Kalau kamu mau mati, aku bisa kabulkan permintaanmu, tapi aku nggak mau jadi musuh keluarga Adhitama, jadi jangan maksa aku membunuhmu.” Malam ini Rubah hanya mengenakan selembar topeng kulit. Jika dia membuka topeng itu, maka wajah aslinya akan terlihat. “Berarti kamu memang nggak berani kasih lihat wajah aslimu, karena
Entah itu Rubah atau Nana, mereka berdua bukanlah wajah asli Katarina. Wajah asli Katarina adalah Katarina yang Samuel temui sehari-hari. Samuel harus bisa mencintai Katarina apa adanya. Pada akhirnya Rubah merasa tidak tahan terus ditatap tanpa henti oleh Samuel. Dia pun berdiri dan bertanya, “Kapan kamu mau kembalikan barangku? Cepat kembalikan. Ke depannya aku nggak akan menemui kamu lagi.” “Nggak ada. Awalnya selalu aku bawa ke mana-mana, tapi kamu nggak pernah minta. Sekarang sudah aku taruh di rumahku. Kenapa kamu nggak mau menemuiku lagi? Kita baru kenal setengah tahun. Awal pertemuan kita memang nggak begitu menyenangkan, tapi bukankah kemudian kita baik-baik saja?” Samuel menganggap Katarina ingin Rubah menghilang dari kehidupan Samuel, agar ke depannya Samuel membiasakan diri berhadapan dengan Katarina apa adanya. “Samuel, mungkin pemahaman kamu tentang ‘baik-baik saja’ itu keliru. Setiap kali kita ketemu, kita selalu ribut. Apa itu yang kamu sebut dengan baik-baik saja?
Samuel berjalan mendekat dan berdiri di sisi meja satunya. Dia tidak berdiri di samping Rubah karena takut akan dibanting olehnya. Rubah tidak pernah suka Samuel berdiri terlalu dekat dengannya. “Sampai sekarang kamu masih nggak mau mengaku kalau kamu Katarina? Aku sudah dapat jawaban dari nenekku. Kamu adalah Katarina, dan juga Nana.” Rubah menutup novel yang dia baca dan mendongak menatap Samuel. Dengan sorot mata yang menyala terang, dia menyeringai dan berkata, “Kamu yakin nenek kamu bilang begitu? Kamu punya bukti kalau aku Katarina? Apa tampangku mirip sama dia? Atau suaraku yang mirip sama suara dia? Atau mungkin bentuk badanku yang mirip?” “Tampangmu nggak mirip, suara juga nggak mirip, tapi bentuk badan kamu agak mirip,” jawab Samuel setelah dia sejenak berpikir. Rubah Penipu. Itu julukan kamu. Julukan itu sudah menjelaskan kamu cerdik dan punya banyak penyamaran. Di zaman sekarang, orang yang bisa mempelajari ilmu penyamaran cuma murid dari guru-guru di Organisasi Lima Kai
Pauline mengetuk pintu kamar Katarina, tetapi dia tak kunjung mendapatkan balasan. “Mungkin dia sudah tidur. Nggak usah ganggu dia. Lihat sekarang sudah jam berapa,” ujar Andre kepada istrinya. Dia sekadar mengingatkan sekarang sudah larut malam. Dia tidak ingin mengganggu waktu istirahat anaknya. “Tapi sudah dua hari ini aku nggak ketemu sama Katarina. Giliran mau ngobrol, dia sudah tidur. Ya sudah, tunggu dia sempat, deh.” Mereka sekeluarga tinggal di bawah satu atap rumah yang sama, tetapi yang muda-mudi sibuk bekerja berangkat pagi pulang malam. Bahkan di hari libur pun mereka tetap sibuk berkunjung ke rumah klien. Meski Doha Group dipandang sebagai salah satu dari perusahaan terbesar yang ada di Harsa, rekan bisnis mereka juga tidak kalah besar. Mereka tetap punya lawan bisnis yang ingin merampas kekayaan mereka. Karena itu, tentu saja Doha Group harus tetap menjaga relasi dengan baik. Memang seperti itulah dunia korporat. Yang sudah berkecimpung lama pasti bisa memahaminya. “
Walau demikian, tentu saja di antara adik-adiknya yang lain, Stefan yang paling jarang dipukuli. Sedari kecil Stefan sudah berlaku selayaknya seorang kakak, bisa diandalkan dan tenang, tidak seperti adik-adiknya yang bandel dan sering terkena hukuman. Namun begitu, mereka sembilan bersaudara tetap senang bersama kakek nenek mereka. “Ya sudah, cerita saja gimana kemajuan kamu sama Katarina. Apa kamu pernah berpikir apa alasan dia nggak mau mengaki sebagai Rubah? Itu kan cuma penyamaran dia. Identitas dia yang asli, ya, Katarina. Yang dia mau kamu cintai itu jati dirinya yang asli, bukan si Rubah sekalipun Rubah itu adalah dia sendiri. Kalau di masa depan kamu benar-benar menikah sama dia dan hidup bersama, nggak mungkin dia terus-terusan menjadi Rubah sepanjang hari di depan kamu. Dia pasti mau settle down, nggak lagi berkelana bersama gurunya sebagai Rubah atau Nana. sampai sini kamu paham? Sebelum kamu benar-benar jatuh cinta sama Katarina, dia nggak akan mau mengaku.” “... tapi, Ru







