Share

Bab 3695

Author: Anggur
“Ma, jangan!” Felicia menjerit kencang. Dia segera berlari untuk menghentikan ibunya, tetapi di saat itu juga dia mendengar suara pistol tertembak. Lalu, dia melihat ibunya sudah terkapar lemas di lantai.

“Ma!”

Felicia segera menghampiri dan memapah tubuh ibunya yang sudah tak berdaya. Pistol yang ada di tangan Patricia juga sudah terjatuh ke lantai.

“Ma, Mama ….”

Patricia membuka mata dan melihat wajah anaknya. Dia ingin mengatakan sesuatu, tetapi tak ada kata-kata yang keluar dari mulutnya. Dia seakan baru saja bertemu dengan kakak dan adiknya. Di momen itu dia melihat Sofia sedang menatap dengan wajah serius. Adiknya juga, sedang menatapnya dengan marah. Tentu saja mereka marah, karena Patricia telah membunuh mereka.

“Kak … maaf ….” Patricia dengan suara lirihnya meminta maaf kepada kakaknya. Perlahan-lahan matanya terpejam dan menyunggingkan senyum tipis di ujung bibir.

Patricia sudah lega. Akhirnya dia meminta maaf secara langsung kepada kakak dan adiknya. Dia mengakui kesal
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3695

    “Ma, jangan!” Felicia menjerit kencang. Dia segera berlari untuk menghentikan ibunya, tetapi di saat itu juga dia mendengar suara pistol tertembak. Lalu, dia melihat ibunya sudah terkapar lemas di lantai. “Ma!” Felicia segera menghampiri dan memapah tubuh ibunya yang sudah tak berdaya. Pistol yang ada di tangan Patricia juga sudah terjatuh ke lantai. “Ma, Mama ….” Patricia membuka mata dan melihat wajah anaknya. Dia ingin mengatakan sesuatu, tetapi tak ada kata-kata yang keluar dari mulutnya. Dia seakan baru saja bertemu dengan kakak dan adiknya. Di momen itu dia melihat Sofia sedang menatap dengan wajah serius. Adiknya juga, sedang menatapnya dengan marah. Tentu saja mereka marah, karena Patricia telah membunuh mereka. “Kak … maaf ….” Patricia dengan suara lirihnya meminta maaf kepada kakaknya. Perlahan-lahan matanya terpejam dan menyunggingkan senyum tipis di ujung bibir. Patricia sudah lega. Akhirnya dia meminta maaf secara langsung kepada kakak dan adiknya. Dia mengakui kesal

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3694

    Dengan jarak sejauh itu, Patricia bahkan tidak bisa melihat wajah orang lain. Dan dengan peluru yang tinggal tersisa dua buah, siapa yang bisa dia tumbangkan? Satu-satunya yang kalah di sini adalah dirinya sendiri. Patricia melihat orang yang dia jadikan sandera. Dia kenal dengan wanita itu, seorang gadis muda yang cukup berbakat. Jika dibiarkan hidup, di bisa menjadi hambatan bagi Felicia. Patricia sempat berpikir untuk membunuhnya saja, tetapi jika itu dia lakukan, itu hanya akan memberikan citra yang buruk dan menyulitkan Felicia nantinya. Jika dibiarkan hidup, siapa tahu mereka justru bisa memberi hambatan bagi Odelina. Sebelumnya Odelina hanya memiliki pengalaman bekerja sebagai karyawan. Sejak menikah dan punya anak, cukup lama dia tidak melibatkan diri dalam dunia kerja. Ketika bangkit kembali setelah bercerai, dia hanya menjalankan usaha kecil berupa rumah makan. Meski rumah makannya sudah berkembang, tetap saja itu hanya usaha yang sederhana. Hanya ketika menginjakkan kaki

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3693

    Ya, sehebat apa pun Dikta, dia hanyalah manusia yang sudah berumur. Dia hanya sedikit lebih tua dari Patricia, yang kini sudah berusia 80-an tahun. Sehebat apa pun dia, dia tidak akan bisa memang dari Stefan. Dikta bukan dewa. Dia sama seerti Deddy. Deddy pun sangat kuat, bukan? Meski begitu, Deddy hampir kehilangan nyawanya saat dikejar-kejar oleh pembunuh bayaran yang dikirim oleh Patricia, mengalami luka berat, dan butuh waktu bertahun-tahun untuk pulih dari sakit dan siksaannya itu. Kalau tidak ada Dokter Panca yang menolong, mungkin Deddy tidak akan bisa hidup sampai selama ini. Patricia masih tidak percaya dia sudah tidak punya jalan keluar. Dia coba untuk menghubungi Dikta sekali lagi, tetapi kali ini Dikta tidak menjawab meski telepon berdering lama. Setelah deringan berhenti, Patricia masih tetap menghubunginya, tetapi hasilnya sama saja. Seketika itu rasanya jantung Patricia seakan terjatuh dari lantai paling atas ke lantai paling bawah. Kekecewaan dan keputusasaan mulai me

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3692

    Yuna juga mengulurkan tangan menarik Felicia ke sampingnya. “Odelina benar, kamu jangan masuk. Lihat saja, waktu dia arahkan ujung pistol ke papa kamu, dia bisa menembak tanpa ragu sedikit pun. Dia sudah gila.” Cakra yang terkena tembak sudah sejak tadi jatuh pingsan akibat kesakitan yang luar biasa. Ivan dan adik-adiknya pun kaget melongo. Mereka sangat tidak mengira ibu mereka tega menembak suaminya sendiri. Namun melihat ibu mereka juga menodongkan pistol ke arah Felicia, mereka makin tidak berani mendekat, takut ibu mereka sudah tidak peduli lagi dan menembak mereka semua hingga tewas. Yang mereka lakukan hanyalah berjaga di sisi ayah mereka sembari menunggu ambulans datang untuk membawa ayah mereka ke rumah sakit. Dengan mata memerah dia mendongak ke tas melihat ibunya yang berdiri di susur tangga. Dia melepaskan diri dari tangan Yuna dan berlari ke depan keramaian, lalu bersujud. “Ma, aku mohon, tolong jangan terus melakukan kesalahan lagi. Ma! Aku yang salah, terserah Mama mau

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3691

    Patricia membawa sanderanya naik sampai ke lantai paling atas. Di sana dia sudah berada sangat jauh dengan keramaian yang ada di bawah. Dengan jarak sejauh itu, pistol dia tidak akan bisa mengenai siapa pun. Patricia hanya bisa mengancam yang lain untuk tidak mendekat. Barang siapa yang masuk, baru akan dia tembak. Dari lantai paling atas, setidaknya dia masih bisa mengenai orang yang masuk sampai ke pintu depan rumahnya. Dengan sandera yang sudah tak sadarkan diri, Patricia bisa menghubungi Dikta dan meminta dia untuk datang menolong. Jika Patricia tidak bisa membunuh Yuna dan yang lain, dia juga belum mau mati. Dia ingin melarikan diri untu hidup lebih lama. Dia memiliki helikopter kecil yang dia simpan di tempat lain. Kalau Dikta bisa datang menjemput dengan helikopter itu, Patricia bisa selamat. Para polisi di bawah sudah melapor ke atasan untuk mendatangkan pasukan penembak jitu. “Ma, aku mohon. Lepasin sanderanya dan letakkan pistol Mama. jangan bikin masalah ini tambah keruh,

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3690

    Kejadian itu sudah berlalu 40-an tahun lebih, tetapi Patricia masih belum juga diadili. “Patricia, malam ini kamu dan asistenmu itu nggak bisa lari lagi. Kamu tadi tanya gimana caranya aku bisa menggagalkan rencanamu? Bukannya sudah kukasih tahu, orang-orang yang menyelamatkan Pak Setya ini sudah berpengalaman,” kata Yuna dengan tenang. “Apa kamu masih belum menyadari juga seberapa hebatnya mereka? Kamu pikir cuma kamu yang menyusun rencana untuk membunuh kami semua di sini, sementara kami nggak melakukan persiapan apa-apa? Kamu selalu mengawasi setiap gerak-gerik kami, tapi kami juga sama. Dan apa kamu berpikir kamu bisa mengawasi kami semua?” Siapa pun dari rombongan Yuna bisa saja dengan mudah menggagalkan atau bahkan membalas rencana Patricia. Patricia ingin membakar rumahnya sendiri beserta semua orang yang ada di dalamnya? Mereka tinggal mengganti bensin yang sudah Dikta siapkan dengan air. Rubah Pera, Danu, dan murid-murid mereka tidak ikut ke Cianter hanya untuk jalan-jalan.

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3689

    “Dan bensin yang sudah kita siapkan juga entah kapan sudah ditukar dengan air. Di saat-saat kepepet begini aku nggak bisa mendapatkan bensin dalam jumlah yang banyak.” Di detik itu juga, raut wajah Patricia langsung berubah menjadi begitu tidak enak dipandang. Ponsel yang menempel di telinganya pun perlahan dia turunkan. Di saat itu dia baru sadar yang kalah malam ini adalah dia. Dengan sorot mata yang mengerikan dia menatap Yuna dan yang lain, tak habis pikir bagaimana mereka bisa menggagalkan rencananya. Mereka tidak pernah menampakkan wajah mereka sebelum acara malam ini diadakan. Dan begitu mereka datang, mereka juga hanya berjalan-jalan di halaman sambil mengobrol atau berdebat ringan dengan Patricia. Patricia baru sadar, kalau orang yang sesungguhnya masuk ke dalam jebakan adalah dia sendiri, bukan lawannya. Yuna datang bersama banyak orang seakan memberikan ilusi bahwa ini adalah kesempatan yang baik bagi Patricia untuk membunuh semuanya dalam sekali jalan. Namun siapa yang ta

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3688

    Maka itu, mereka pun tetap berdiam diri di tempat dan terus menyaksikan apa yang terjadi. Sebelumnya mereka memang sudah mendengar rumor yang mengatakan bahwa Patricia membunuh kakak dan adiknya untuk bisa menjadi kepala keluarga Gatara. Patricia menjadi kepala keluarga dengan cara kotor, tetapi itu cuma sebatas rumor saja tanpa ada bukti yang mendukung, makanya mereka hanya membicarakan hal itu diam-diam. Kemudian, Patricia menemukan putri sulung kakaknya ternyata masih hidup. Hubungan tante dan keponakan malah berubah menjadi musuh bebuyutan Yuna juga meminta keponakannya, Odelina, untuk datang jauh-jauh ke Cianter dan membangun perusahaan guna merebut kesempatan bisnis Gatara Group. Anggota keluarga Gatara lainnya mulai paham. Tidak ada asap jika tidak ada api. Bisa jadi kepala keluarga Gatara sebelumnya memang dibunuh oleh Patricia, makanya Yuna sangat membenci Patricia hingga mengutus Odelina untuk merebut posisi calon kepala keluarga dari Felicia. Akhirnya, setelah sekian lama

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3687

    “Tutup pintunya! Tutup pintu utama!” Patricia berseru kepada pelayan rumahnya untuk segera menutup pintu utama. Kemudian, dia menghubungi Dikta. Begitu Dikta mengangkat telepon, Patricia langsung berkata,” Dikta, lakukan sesuai rencana kita.” Patricia sudah tidak ingin hidup lagi. Dia ingin mati saja bersama dengan semua orang yang ada di dalam rumahnya. Orang yang dia undang ke acaranya malam ini bukan hanya mereka yang datang dari Mambera saja, tetapi juga ada anggota keluarga Gatara yang berpotensi mengganggu jalan Felicia. Dengan membakar mereka semua di sini, Patricia berhasil menyingkirkan siapa pun yang kelak akan menghalangi putrinya. “Ma!” seru Felicia. “Jangan gelap mata!” Mendengar itu, Patricia langsung berbalik dan menampar wajah Felicia sekeras mungkin. “Pergi kamu! Dasar anak durhaka! Aku nggak mau lihat muka kamu, cepat pergi dari hadapanku!” Tidak hanya menampar, Patricia juga mendorong Felicia dan mengusirnya dari rumah. Namun dengan berlinang air mata, Felicia me

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status